Sesuatu telah terjatuh tepat mengenai atap mobil yang terparkir di depan lobi. Teriakan demi teriakan bersamaan dengan bunyi alarm mobil membuat suasana tampak gaduh. Tragisnya, sesuatu yang berada di atas mobil adalah manusia yang sudah tidak sadarkan diri dengan bersimbah darah dan membuat banyak siswi berteriak ketakutan.

Tiga dari empat satpam yang tengah berjaga di gerbang bergegas menghampiri tempat kejadian. Dengan cepat mereka membagi tugas, menjaga tempat agar tidak ada yang mendekat, menghubungi pihak rumah sakit agar segera mengirimkan ambulans, dan berlari masuk untuk melaporkan pada guru.

"Ya Tuhan!" pekik bu Rika menatap ngeri salah satu siswanya jatuh dari lantai atas hingga mengenai atap mobil. Atap mobil sudah tidak terbentuk lagi akibat seseorang jatuh dari lantai atas.

"Kami sudah menghubungi pihak rumah sakit untuk mengirimkan ambulans, Bu," lapor salah satu satpam.

"Jatuh dari lantai berapa siswa itu?" tanya sang kepala sekolah, Arzan. Meskipun dilanda kekhawatiran, ia mencoba untuk tetap tenang.

"Kami tidak tahu dia jatuh dari lantai berapa, Pak. Kami hanya melihatnya saat jatuh tepat di atas mobil." Salah satu siswa maju menjawab.

Tak lama kemudian, ambulans datang. Sang kepala sekolah memerintah semua muridnya kembali ke dalam agar tidak menyulitkan petugas mengevakuasi murid yang terjatuh tadi. Selesai dengan urusan tersebut, mobil ambulans itu meninggalkan lingkungan sekolah. Bergantian dengan beberapa mobil dari pihak kepolisian datang.

"Jevan," gumam pak Yusuf terkejut.

***

"Jevan diduga bunuh diri. Dia–"

"Murid saya tidak mungkin melakukan hal seperti itu," kilah pak Yusuf.

"Kami sudah memeriksa dan mewawancarai beberapa siswa di kelas anda, Pak," ujar petugas kepolisian tersebut. "Saat istirahat, Jevan tampak tergesa-gesa keluar kelas. Tidak ada yang mengetahui dia pergi kemana."

"Beberapa siswa sempat melihat Jevan berlari menuju ke arah rooftop. Dugaan kami, korban lompat dan terjatuh tepat di atas mobil milik salah satu tamu SMA ini," lanjut polisi lainnya yang mendapatkan tugas mengecek rooftop sekolah. "Kami menemukan dua botol minuman keras. Namun hanya satu botol yang sudah terbuka dan itu habis tak tersisa."

"Maksud dari perkataan anda, Jevan telah meminum minuman keras lantas lompat. Seperti itu?" tebak pak Arzan.

Brak

Mendengar itu pak Yusuf menggebrak meja. Berdiri meletakkan kedua tangannya di atas meja sebagai tumpuan. "Saya mengenal Jevan. Murid saya tidak mungkin menyentuh dan berbuat hal seperti itu. Mengapa kalian tidak mengecek CCTV?"

"Pak Yusuf, tolong kendalikan diri anda," tegur pak Arzan.

"Kami sudah mengeceknya. CCTV sekolah ini tidak berfungsi pada saat kejadian maupun sebelum kejadian. Kita tunggu kabar dari rumah sakit. Beberapa rekan kami akan menetap di sini untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait jatuhnya salah satu siswa dari atap gedung sekolah." Setelah itu, beberapa orang dari pihak berwajib berpamitan untuk mengecek kondisi Jevan. Beberapa masih berada di sekolah untuk menyelidiki hal itu.

"Tidak lama lagi, banyak wartawan yang akan meliput. Persiapkan diri anda, pak Arzan."

***

JevandraWhere stories live. Discover now