Dua Belas

178 11 0
                                    

Lelah itu wajar, asalkan jangan menyerah. Semua ini adalah sebagian dari banyaknya bentuk rasa sayang yang Tuhan berikan padamu.

***

"Setan!" kaget Louren ketika baru saja keluar dari kelas. Ettan berdiri di depan kelas seraya menyenderkan badannya pada pada dinding sebelahnya.

"Ngapain lo di situ? Minta sumbangan kasih sayang?" tanya Heera bingung.

Lelaki itu mengacuhkan keberadaan kedua teman Louren. Ettan justru memperlihatkan senyum manis pada mantan kekasihnya. "Kantin bareng gue, ya."

"Sape lo sape gue?" Louren itu menatap setan jadi-jadian di depannya.

"Kenapa nggak ngajak ekor lo aja?" sinis Litha.

Bukan rahasia lagi jika Ettan memiliki sahabat perempuan yang berada di kelas sebelah dan selalu mengikuti lekaki itu kemanapun. Banyak yang mencibir tingkah manja gadis yang selalu mengatasnamakan 'sahabat Ettan', urat malunya terlanjur putus. Cibiran dalam bentuk apapun akan masuk telinga kanan dan keluar telinga kiri.

"Ettan," panggil seseorang.

"Nah ini!" seru Heera heboh. "Cewek perebut pasangan orang lain."

Louren memiringkan kepala bingung seraya menggaruk pelipisnya. Memandang gadis yang baru datang dan bergelanyut manja di lengan Ettan. "Hah? Apanya?"

"Cewek ini 'kan yang buat lo putus sama Ettan?" tanya Litha sabar.

"Siapa?"

Tolong! Siapapun tolong sadarkan Louren! Koneksi otaknya sedang berada di jaringan 3G. Litha yang berada di sebelahnya saja mencebik kesal karena otak temannya yang tidak bisa diajak kompromi. Sungguh, jika bukan temannya, sudah ia jadikan tumbal pesugihan saat itu juga.

"Ettan," panggil gadis itu manja.

Louren mendelik seraya membulatkan mulutnya. "Oh, gue ingat. Bisa gitu ya gue cepat lupa sama si celeng, cewek gatal yang suka carmuk."

"Cellin," ralat Heera jengah.

"Maksud lo apaan?" sentak gadis itu, Cellin. Ia maju selangkah mendekati Louren.

"Eits!" Louren mundur beberapa langkah. "Jangan bergerak.'

"PERHATIAN SEMUANYA!" Teriakan Heera berhasil mengalihkan atensi banyak murid yang sedang berlalu-lalang di koridor kelas XI-IPA. "KONSER, KUY."

"Jangan dekat-dekat denganku karena kamu bukan levelku!" nyanyi Louren mengibaskan tangannya seolah mengusir keberadaan Cellin.

Sontak hal itu membuat banyak murid di koridor menyaksikan keributan tersebut, terlebih konser dadakan yang diadakan Louren dan kedua temannya. Sedikit terkejut dengan keberanian murid baru itu pada Cellin yang terkenal dengan princess of bullying dan cewek manja kesayangan Ettan. Mereka tak akan menyia-nyiakan kesempatan menonton siaran langsung tersebut, sudah pasti semua akan berada di pihak Louren!

"Kita beda kasta," sambung Heera.

"Beda segalanya," timpal Litha menatap rendah Cellin.

Cellin menggeram. "Gue lebih cantik dari lo."

"Jangan mimpi saingi aku kalau kamu masih punya malu." Louren mengibaskan rambut panjangnya seraya menatap congkak ke arah Cellin.

"MODAL DENGKUL AJA!" Heera melanjutkan dengan nada ngegasnya.

"Gak ada harganya," sambung mereka bertiga menatap jijik ke arah Cellin.

"Oren!" sentak Ettan tak terima.

JevandraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang