Sembilan

154 10 0
                                    

Mantan, satu kata berjuta kenangan.

***

Gadis dengan rambut hitam legam terurai dan poni terkesan menggemaskan. Tak lupa dengan wajah yang terlihat bukan seperti anak SMA, membuatnya disukai banyak orang. Sifatnya juga sangat menggemaskan hingga membuat orang selalu berucap istigfar dan tak lupa mengurut dada sabar.

"Halo para pens Louren lopers. Rindu kan sama gue yang paling cantik sejagat raya? Iya lah, secara jodoh Bae Jinyoung cantik gini." Gadis itu mengibaskan rambutnya.

Seluruh atensi mengarah pada gadis yang berdiri di ambang pintu. Ekspresi congkak itu membuat sebagian murid yang berada di dalam kelas menatap jengah ke arah gadis itu, siapa lagi jika bukan Louren. Mau heran, tapi itu Louren!

"Ini nggak ada karpet merah? Minimal sorakan dan tepuk tangan deh," ujar Louren melipat kedua tangannya di depan dada.

"Udah Ren, buruan duduk. Sebelum gue emosi nih," ujar Litha, gadis yang cukup dekat akhir-akhir ini dengan Louren.

Louren mencibir. "Emosian dih." Ia melangkah menuju bangkunya seraya menyapa Jevan.

"Lo nggak depresot setiap hari kencan sama buku? Kali-kali gitu kencan sama gue."

Lelaki itu mendongak, menatap Louren diiringi senyum tipis. "Selama kegiatan ini membuat saya senang, kenapa harus merasa terbebani?"

"Lo rajin banget sih, tipe darah lo apa?"

Kening Jevan mengernyit bingung. Apa hubungannya? Menanggapi sifat random Louren terkadang membuatnya terlihat layaknya orang bodoh. "Kenapa tiba-tiba tanya tipe darah saya?"

"Cepat jawab, jangan banyak tanya," desak Louren.

"A."

"Coba tebak tipe gue."

"A?" Louren menggeleng pertanda salah.

"B?"

Lagi, gadis itu menggeleng. "Coba tebak lagi."

"O?"

"Selamat, jawaban anda kurang tepat."

Jevan menghela napas pelan. "AB?"

"Salah semua." Gadis itu terkekeh pelan melihat ekspresi tertekan dari Jevan. "Mau tau tipe gue, nggak?"

Lebih baik mengangguk saja daripada urusannya semakin panjang. "Apa?"

"Tipe gue tuh lo. Mau nggak jadi suami gue?"

Dug!

Louren meringis pelan saat sebuah tipe-ex mendarat sempurna di pelipisnya. Ia memungut benda kecil itu dan memeriksa. Tanpa bertanya, ia sudah tau siapa pelakunya. "Lo ngajak ribut pagi-pagi, Tha?"

"Gombalan lo basi. Gih sana belajar gombal sama Daniel," ujar Litha mengedikan dagunya ke arah Daniel.

"Gue diam aja Jevan udah jatuh cinta sama gue," bangganya.

"Cih, bangga. Cem Jevan mau sama lo."

"Orang julid besoknya mati."

Litha merotasikan kedua matanya jengah. Ia tak mengerti dengan jalan pikiran Louren. Menyukai Jevan? Baginya, Louren sangat kurang memahami kriteria para gadis di luaran sana. Jika mayoritas memiliki kriteria pasangan yang tampan dan disegani banyak orang, maka Louren memiliki kriteria pasangan yang rajin dan tidak banyak tingkah seperti Jevan. Tapi, itu semua kembali lagi pada diri sendiri.

"Jam pertama jamkos, bu Siti rapat! Tugas kerjakan halaman 256!" seruan itu datang dari wakil ketua kelas–Gaven– yang baru saja datang setelah mendapat panggilan dari guru matematika di kantor.

JevandraWhere stories live. Discover now