I'm Only Me When I'm With You | Ending

Start from the beginning
                                        

    Benjamin memeluk tubuh Lunaby walah hanya mampu sebatas paha wanita itu, "I love you, Mama."

    "Mama loves you too." Lunaby membalas pelukan sang putra, tidak lupa Barend. "And also Barend, Mama sayang kalian semua."

    Barend melepaskan pelukannya, "Mama tidak sayang Papa?"

    Gerald mengulum bibirnya, menahan senyumannya ketika mendengar pertanyaan sang putra. Sementara Lunaby yang mendapat pertanyaan itu terdiam untuk beberapa saat, "Mama juga sayang Papa."

    "Kenapa Mama sayang Papa?"

    "Karena Papa... Papa kalian." jawaban yang diberikan Lunaby membuat senyuman di bibir Gerald luntur seketika. Perasaan pria itu sudah melambung jauh, ketika ia mendengar ungkapan sayang dari sang wanita. Tetapi saat ia mendengar alasan dibalik rasa sayang itu, Gerald berubah kecewa.

    Sementara Lunaby memilih untuk tidak melanjutkan perbincangan ini karena merasa situasi yang sudah berubah canggung, "Kita masuk ke dalam ya? Sudah malam, dan Mama yakin Grandpapa pasti mencari kalian."

    "Mama, kapan kita bertemu Granda?"

    Lunaby tersenyum tipis, "Besok kita bertemu Granda dan Grandma ya?"

    "Yeay!"

    Barend dan Benjamin berlari terlebih dahulu untuk masuk ke dalam Manor, meninggalkan kedua orang tua mereka berdua di belakang.

    "So if I'm not their father, you're not gonna love me anymore?"

    Lunaby menghela napas berat. "Bukan seperti itu."

    "Lalu?"

    "Aku sendiri tidak tahu kenapa aku memberikan alasan seperti itu kepada mereka." Lunaby menghentikan langkahnya dan menatap Gerald, "Leon, I'm not used to talk about my feeling towards my significant other in front of them."

    "Dan tadi merupakan kali pertama aku mendengar Barend bertanya seperti itu kepadaku, karena sebelumnya mereka sama sekali tidak pernah bertanya seperti itu. Aku bingung, aku bingung harus bersikap seperti apa. Aku bahkan masih belum berani untuk menunjukkan kegiatan kita —yang bahkan hanya berciuman, di hadapan mereka."

    Lunaby menggelengkan kepalanya, "I— I don't know. I'm just not ready and yet confused?"

    Gerald mengangguk pelan, pria itu melingkarkan tangannya pada pundak Lunaby dan menarik tubuh wanita itu mendekat. "I'm sorry."

    "Bantu aku ya?" Lunaby menatap Gerald, "It's okay for me if we want to show them our love, tetapi bantu aku dalam menjalankannya."

    Gerald menunduk untuk mencium bibir Lunaby, "Of course, Tha."

    Mereka pun melanjutkan langkah mereka menuju Manor, sambil kembali melanjutkan perbincangan mereka. "Tha,"

    "Karena sekarang mereka tidak ada bersama kita, boleh aku tahu, alasan yang sebenarnya kenapa kamu menyayangiku?"

    Lunaby memutar matanya, "Do I really need to tell you?"

    "Of course!" balas Gerald dengan cepat, "Come on Babe, it's only the two of us now."

    "I love you," Lunaby tersenyum tulus, "I love you, because it's always been you."

    "It's always been you since the first day I caught my feeling for you, it's always been you since I realised that I don't want to be separated with you, and it's always been you since whereever I go and have a new life, new friend, new person... I always come back to you, because the only one that I wanted, is you."

    "Leon, I've seen the best version of you, the selfish version of you, the flirtiest version of you, the ugliest version of you, the madness version of you, and even the worst of the worst version of you... I still love you. Stupid me will never succeed to burried my feelings towards you, I will always love you... because you bring the real me when I'm with you."

    "I always like me when I'm with you Gerald Axeleon Gallagher, and that's why I always love you."

    ...

    Gerald tidak bisa lagi menahan gejolaknya untuk tidak mencium Lunaby. Karena sedetik setelah wanitanya mengungkapkan kalimat terindah untuknya itu, Gerald langsung melabuhkan bibirnya pada bibir Lunaby. Gerald mencium Lunaby dengan menggebu, seakan-akan tidak ada lagi hari esok bagi mereka untuk kembali berciuman.

    Lunaby mendorong tubuh Gerald ketika merasakan pasokan udara di sekitarnya yang mulai menipis. Wanita itu melepaskan cumbuan mereka dan melingkarkan kedua tangannya di leher Gerald. "Kamu bisa membu—"

    "Marry me, Samantha."

    Lunaby menghentikan ucapannya terkejut. Dirinya terlalu terkejut dengan apa yang baru saja Gerald ucapkan.

    "Lunaby Samantha Wilhalm, My Woman, My Lover, My One and Only, Marry me?"

    Gerald lalu mengeluarkan sebuah kotak kecil berwarna merah yang ia simpan di saku belakang celananya. "Marry me for me, for you, for the kids, for us, for our worst, for our best, for the past, for the present, for the future, and forever, Samantha."

    "What's your answer, Mama?" tanya Gerald sembari memasangkan cincin yang ia bawa ke jari manis Lunaby.

    Lunaby tertawa seraya menganggukkan kepalanya. "For whoever, whatever, and whenever it is, is a yes. It always be a fucking yes."

END

____________________

WHOAAA!!!
akhirnya sampai di titik ini jugaaaa!!

aku mau berterima kasih kepada kalian yang sudah membaca cerita ini dari awal hingga akhir and stuck with me through out the journey.

cerita ini jujur beraaaaat banget!
gatau kenapa tapi cerita ini berat untuk aku tulis, aku sempat stuck juga di beberapa waktu

but i fucking survived.

aku berhasil namatin cerita ini, dan saat ini sedang di tahap menulis ceruta berikutnya.
yes.
cerita Axel.

Gabriel Axel Gallagher adalah karakter selanjutnya yang akan kalian temuin dari universeku, untuk itu follow akunku untuk tahu informasi lebih lanjut dan ga ketinggalan yaa!

terimaaaa kasyiiiiii untuk kalian semua yang membaca dan mensupport cerita ini atau ceritaku yang lainnnn, sayang kalian banyak banyaaaaakkk!!

see ya on the next storyyyy

p.s jangan lupain aku atau unfollow aku ya:')

s jangan lupain aku atau unfollow aku ya:')

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
I'm Only Me When I'm With You [COMPLETED]Where stories live. Discover now