Cerita ini berada tepat dibawah perlindungan Undang - Undang Dasar Negara Republik Indonesia. (UU No. 28 Tahun 2014). Dilarang mengcopy-paste atau memplagiat cerita ini dalam bentuk apapun, baik digital maupun fisik.
⚠️ Cerita ini mengandung kata da...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Gallagher's Barn, Barrington Hills, Illinois, USA.
Lunaby tidak ada hentinya menengok ke bagian kanan altar, ketika Glatea Gallagher sedang berjalan menuju altar dengan ayah dari wanita itu, Alexander Gallagher. Hari ini merupakan hari penting bagi sahabatnya itu, karena hari ini merupakan hari di mana Glatea menikah dengan pria pilihannya, Larry Santino.
Sejak mereka kembali dari Colorado dan hal yang pertama di lihat Gerald adalah keluarga dari Larry Santino, sejak itu pula emosi Gerald menjadi tinggi. Pria itu masih tidak bisa menerima fakta bahwa adiknya tetap akan menikah dengan anak tunggal dari keluarga Santino tersebut. Gerald bahkan sudah mengajak seluruh sepupunya untuk membuat Larry Santino membatalkan pernikahannya dengan adiknya, yang sayangnya gagal akibat Glatea yang langsung menyelamatkan pria tersebut.
Dan tadi, tepat sebelum pengurus acara meminta Gerald dan yang lainnya untuk masuk ke dalam tempat upacara pernikahan, Lunaby masih harus menenangkan Gerald akibat pria itu yang masih tidak menyetujui akan keputusan Glatea.
Tetapi malam ini, tepat di saat pintu barn terbuka dan menunjukan tubuh adik serta Ayahnya, emosi di diri Gerald seakan menghilang, dan tergantikan oleh rasa penuh emosional pria itu. Dari tempat di mana Lunaby berdiri, Lunaby dapat melihat pria itu yang sedang mengusap matanya. Pria itu menangis ketika melihat adiknya berjalan di atas altar, entah karena tangis bahagia atau tangis kesedihan.
Setelah acara upacara pemberkatan selesai, pandangan Lunaby tidak luput dari kekasihnya yang langsung menghampiri Glatea dan memeluk wanita itu erat. Lunaby bahkan dapat melihat mata pria itu yang kembali menggenang, di saat Gerald sedang mencium puncak kepala adiknya.
Melihat itu, Lunaby kembali memikirkan asumsi publik mengenai kekasihnya. Betapa kejamnya publik mengatakan bahwa pria seperti Gerald gemar sekali memainkan wanita, yang pada kenyataannya, pria itu sangatlah menghargai seorang wanita.
Lunaby tersenyum hangat ketika pria itu sedang berjalan ke arahnya, yang kemudian merangkul pinggangnya. "Kamu menangis saat Glatea berjalan di altar tadi."
"Dia adikku, Tha. Tanggung jawabku. Dan melihatnya diantar oleh Papa untuk bersama pria yang dipilihnya entah mengapa sangatlah berat untukku."
"And you should be happy for her, Leon."
"I'm trying."
Lunaby tersenyum, dan mengcup singkat pipi Gerald. "Aku bangga sekali denganmu."
Gerald menoleh menatap Lunaby, sebelum memberikan ciuman di dahi wanita itu cukup lama. "Thank you for being my date in this very special occasion."
"I love being your date."
"Tha," panggil Gerald, ketika pria itu melihat sosok wanita tua yang saat ini sedang bersama Ibunya. "Ikut denganku, ya."