Cerita ini berada tepat dibawah perlindungan Undang - Undang Dasar Negara Republik Indonesia. (UU No. 28 Tahun 2014). Dilarang mengcopy-paste atau memplagiat cerita ini dalam bentuk apapun, baik digital maupun fisik.
⚠️ Cerita ini mengandung kata da...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
✨HAPPY READING✨
Manhattan, New York, USA.
"Kamu jadi kembali ke California malam ini?"
Lunaby yang sedang berdiam diri di depan jendela besar di dalam unit tempat tinggalnya pun menoleh, ketika wanita itu mendengar pertanyaan dari James yang sejak beberapa jam yang lalu sudah berada di dalam unit tempat tinggalnya. Lunaby lalu mengangkat kedua bahunya acuh, walau tatapannya kembali berpaku pada jajaran gedung pencakar langit di hadapannya.
"Aren't you supposed to be happy Lun, after you visited Brooklyn?" tanya James Sinno, sahabat wanita itu ketika menyadari perbedaan sikap sahabatnya sehari setelah Lunaby kembali dari Brooklyn.
"Apa perkataan Dorothy ada yang menyakiti kamu?"
Lunaby tersenyum tipis, seraya menggelengkan kepalanya. "She's the most amazing person, Jammy."
"Lalu apa yang membuat kamu seperti ini? Kamu sangat tidak terlihat seperti kamu. Kamu selalu murung—terutama kemarin, ketika kamu baru saja menginjakkan kaki di kantor agensi."
Mendengar itu, Lunaby seketika kembali terdiam. Karena yang sebenarnya membuat wanita itu menjadi berbeda dari kemarin adalah, apa yang terjadi tepat sebelum wanita itu masuk ke dalam kantor agensinya. Di mana saat itu pria yang berstatus sebagai mantan kekasihnya, mengantarkannya ke kantor.
Semua perbicaraan antar Lunaby dan pria itu masih sangat membekas dengan baik di otaknya. Bagaimana pria itu yang meminta maaf kepadanya karena kejadian di Brooklyn hingga di restoran, lalu perkataan pria itu yang sangat membuatnya terkejut, karena pria itu yang dengan gampangnya mengatakan bahwa ia menginginkan Lunaby untuk menjadi miliknya kembali, hingga yang terakhir sebuah kecupan yang Lunaby rasakan di bibir wanita itu, yang berakhir dengan Lunaby yang menerimanya dengan sangat bodohnya.
Lunaby menyadari kebodohannya pagi itu. Wanita itu tidak seharusnya menerima ciuman dari pria itu dengan mudahnya. Lunaby benar-benar menyadari bahwa ciuman itu tidak seharusnya terjadi, karena keduanya yang sudah tidak memiliki status apapun lagi, dan juga status Lunaby saat ini yang sedang menjalin hubungan dengan seseorang, walau semua itu hanyalah bualannya semata.
Pagi itu, setelah pagutan bibir keduanya terlepas, Lunaby tidak bisa memikirkan apapun lagi selain melepas sabuk pengamannya, dan keluar dari mobil itu. Lunaby benar-benar tidak mempedulikan lagi teriakan pria itu yang memanggil namanya seakan menuntut penjelasan. Karena apabila pria itu benar melakukannya, Lunaby sama sekali tidak memiliki jawaban untuk menjawabnya.
Dan karena itu, di sinilah wanita itu berakhir. Berdiam diri di depan jendela unit tempat tinggalnya tanpa melakukan apapun, dan tidak bisa menyelesaikan tugas serta pekerjaannya dengan benar dari hari kemarin.
Tidak ada satu pun teman atau sahabat dari Lunaby yang mengetahui perihal itu. Bahkan untuk mengetahui bahwa seorang Gerald Gallagher adalah mantan kekasihnya pun tidak ada teman atau sahabatnya yang mengetahui mengenai fakta itu, kecuali sahabatnya Glatea Gallagher, yang tidak lain merupakan adik dari pria tersebut.