Cerita ini berada tepat dibawah perlindungan Undang - Undang Dasar Negara Republik Indonesia. (UU No. 28 Tahun 2014). Dilarang mengcopy-paste atau memplagiat cerita ini dalam bentuk apapun, baik digital maupun fisik.
⚠️ Cerita ini mengandung kata da...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"I miss you." ulang Gerald sebelum kembali menenggelamkan wajahnya dilekukan leher Lunaby.
Lunaby tidak membalas atau merespon, tetapi juga membiarkan pria itu melanjutkan apa pun yang pria itu akan lakukan. Sementara Gerald melihat respon Lunaby yang seperti itu justru menganggap Lunaby memberikan lampu hijau mengenai apa yang akan ia lakukan berikutnya, dan karena itu Gerald pun semakin berani untuk bertindak.
Tangannya kembali menaik ke atas payudara Lunaby, meremas dengan kencang gundukan yang kini jauh lebih besar dari terakhir kali ia meremasnya. Ketika menemukan sesuatu yang keras pada puncak payudara sang wanita, Gerald memasukan tangannya ke dalam pakaian yang Lunaby kenakan dan memelintir sesuatu yang keras tersebut dengan kencang.
Lunaby mendesah kencang, terasa sakit sekaligus nikmat ketika merasakan jepitan itu di payudaranya. Payudaranya yang sejak ia melahirkan menjadi sangat sensitif membuat perlakuan kecil yang dilakukan oleh Gerald langsung memberikan efek besar untuknya.
"You're so sensitive now, Tha." bisik Gerald yang menyadari perubahan pada tubuh Lunaby.
"Sejak aku hamil, those becomes more sensitive." jawab Lunaby.
Gerald mengangguk pelan, sembari mengangkat pakaian yang Lunaby kenakan hingga kini dapat terlihat dengan jelas kedua payudara wanita itu. Senyuman menyeringai lalu terpampang di bibir pria itu, sebelum ia menundukkan kepalanya dan mengulum salah satu payudara milik Lunaby.
"Are you still breastfeeding them?" tanya Gerald menghentikan kegiatannya.
Lunaby menggeleng, "Sejak satu tahun yang lalu aku tidak lagi memberikan asi kepada mereka."
Gerald meremas kuat payudara Lunaby hingga cairan berwarna putih keluar dari milik wanita itu, "But you still produce your milk, Tha."
"Memang kadang seperti itu, walau pun aku sudah tidak memberikan mereka asi eksklusif, tetapi aku masih bisa memproduksi asi."
"Aku tahu kenapa payudaramu masih menghasilkan asi." ucap Gerald yang membuat Lunaby mengernyit. "Kenapa?"
"Because its produces for their Dad, not for the twins."
Lunaby terkekeh mendengar itu, kedua tangannya lalu ia arahkan untuk mengusap rambut Gerald. "Then consume it. It's getting harder."
"Is it hurt?" tanya Gerald sambil memainkan puncak payudara Lunaby.
"Yes," jawab Lunaby, "Tetapi ketika sudah dikeluarkan, maka tidak akan sakit lagi."
"The Boys will be very envy to me because they can't consume this magical drink anymore while their Dad can." jawab Gerald dengan angkuh.
Lunaby tersenyum, "Then don't make them know."
"Tidak janji." balas Gerald sebelum kembali mengulum payudara Lunaby dan meremasnya.