I'm Only Me When I'm With You [COMPLETED]

I'm Only Me When I'm With You | Chapter 57

"Gallagher Corporation merupakan perusahaan yang sangat berarti bagi saya. When millions of people said that I was too young to lead a company, saya selalu membisikkan ke diri saya sendiri di setiap paginya, bahwa saya pantas."

    "Banyak yang menentang posisi saya, terutama keluarga dari mendiang Ayah saya. Semuanya terasa seperti ancaman. Mencoba untuk tetap berjalan walaupun seluruh dunia menghalang adalah hal tersulit yang harus saya lakukan di masa muda saya."

    "Gallagher Corporation sedang berada di masa pailit, ketika saya mengambil alih tugas ayah saya. Hutang perusahaan di mana-mana, banyak gaji karyawan yang belum terbayarkan, dan masih banyak hal lain yang harus saya perbaiki di umur saya yang baru dua puluh tahun."

    "Saya tidak menyangkal, apabila orang mengatakan kalau saya memimpin Gallagher Corporation karena legasi keluarga. Karena faktanya, saya bisa menjadi pemimpin dari Gallagher Corporation memang karena meninggalnya Ayah saya."

    "Butuh waktu lebih dari tiga tahun untuk mengeluarkan Gallagher Corporation dari kondisi pailit, hingga akhirnya kembali stabil untuk lanjut beroperasi. Tujuan perusahaan pun saya lebarkan, tidak hanya menjual bahan dan alat senjata api, melainkan juga senjata keamanan."

    "Di saat masa kejayaan Gallagher Corporation perlahan kembali, saya pun bertemu dengan pemilik tetap hati saya, wanita yang sangat saya cintai hingga saat ini." ujar Alexander Gallagher sembari menunjuk ke salah satu meja di mana istrinya berada.

    "Althea Gallagher, formerly known as Althea Mitchell." Althea Gallagher tersipu malu ketika melihat suaminya tersenyum ke arahnya. "Wanita yang saya kira sangatlah polos, ternyata mahasiswi di jurusan energi terbaik di universitasnya."

    "Kami menikah, dan memutuskan untuk meneruskan perusahaan yang dilegasikan ke kami secara bersama, hingga lahirlah Gallagher Group. Induk perusahaan yang menaungi Gallagher Corporation dan Mitchell Green Energy di dalamnya."

    Tatapan Alexander Gallagher lalu beralih pada ketiga anaknya. "Selain berhasil melahirkan satu perusahaan baru, saya dan Istri saya juga berhasil melahirkan tiga anak yang sangat berprestasi."

    "Gabriel Gallagher —putra pertama kami, merupakan kopian persis saya dalam hal pekerjaan." Alexander tertawa pelan, "Don't try to mess with him."

    "Sejak awal kami mendirikan Gallagher Group saya dan Istri saya pun tahu, bahwa Gabriel yang akan mengambil alih perusahan induk itu." ujar Alexander,

    "Dari mana saya tahu? Karena saya adalah Ayahnya." perkataan Alexander pun membuat seluruh tamu undangan yang ada di aula gedung Gallagher Corporation tertawa.

    "Potensial kedua pun tidak lama terlihat pada putri kami, putri tunggal kami, Glatea Gallagher." ucap Alexander sembari tersenyum ke arah putrinya. "Saya ingat sekali, bagaimana saya mengetahui potensi putri saya itu. Di malam hari, ketika saya sedang mengajarkan ketiga anak saya... legasi saya."