Cerita ini berada tepat dibawah perlindungan Undang - Undang Dasar Negara Republik Indonesia. (UU No. 28 Tahun 2014). Dilarang mengcopy-paste atau memplagiat cerita ini dalam bentuk apapun, baik digital maupun fisik.
⚠️ Cerita ini mengandung kata da...
Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.
The Gallagher Manor, Barrington Hills, Illinois, USA.
"So... apa yang membuat kita melakukan pertemuan di malam hari ini, Brothers?" ucapan Glatea sontak membuat kedua kakaknya yang sudah berada di dalam ruang kerja milik Gabriel Gallagher menoleh.
"What?" tanya Glatea ketika kedua laki-laki itu menatapnya dengan aneh, "Please, aku tahu perutku memang sudah sangat membesar, tapi jangan melihatku seperti itu!"
"I've told you, seperti bola basket."
Ucapan Gerald membuat Glatea melebarkan matanya, Ibu hamil itu dengan cepat melepaskan sendal tidurnya dan melemparkannya ke arah Gerald. "Kamu menyebalkan!"
Glatea lalu menundukkan wajahnya untuk membisikkan sesuatu pada janinnya, "Kamu hanya memiliki satu Uncle, Uncle Axel."
"Glats, tidak bisa seperti itu!" protes Gerald tidak terima.
Glatea mengedikkan bahunya, "Kamu menyebalkan. Ibu hamil tidak suka dengan pria yang menyebalkan."
Gerald mengernyit, "Ibu hamil tidak boleh kesal, atau anaknya akan mirip dengan orang yang ia kesalkan."
"Mana ada!" balas Glatea dengan cepat, sebelum kembali membisikkan sesuatu pada janinnya. "Kamu tenang saja, Papa kamu jauh lebih tampan dibandingkan pria itu."
"Biarkan saja nanti Daxton bertanya di saat persalinan kalian, Glatea, mengapa anak kita tidak mirip aku?Apa ini anak aku?"
Glatea menggeram kesal di tempatnya. Gerald yang sudah bersiap dengan kemarahan Glatea pun berlindung di balik tubuh kakaknya. Tetapi berbeda dari dugaannya, Gerald justru dikejutkan dengan Glatea yang langsung berlari dan memeluk Gabriel seraya menangis.
"Axel, aku tidak ingin anak aku seperti Gerald!"
Gabriel menoleh, menatap Gerald dengan kesal. "Tidak, anak kalian tidak akan seperti Gerald."
Glatea tersengguk, "Walaupun aku dan Daxton akan bercerai, tetapi aku tetap tidak rela apabila anak yang sudah aku kandung sembilan bulan nanti tidak mirip dengan Ayahnya."
Gabriel menjauhkan tubuh Glatea dari pelukannya, "Kalian akan bercerai?"
Glatea mengangguk, "Daxton tidak cinta kepadaku, tetapi aku mencintainya, Axel."
"Adikmu itu bodoh, Xel." ujar Gerald.
Sejak kembali dari Italia dan menemukan Glatea di Manor, Gerald sudah mengetahui alsan dibalik wanita itu kembali ke rumah tanpa suaminya. Walau Glatea harus berbohong terlebih dahulu kepadanya, tetapi Gerald berhasil membuat wanita itu bercerita dengan jujur.
"Katakan saja aku bodoh, tetapi Daxton jauh lebih bodoh! Bagaimana wanita secantik aku tidak dicintai?" Ujar Glatea dengan tangis yang kian kencang.