Cerita ini berada tepat dibawah perlindungan Undang - Undang Dasar Negara Republik Indonesia. (UU No. 28 Tahun 2014). Dilarang mengcopy-paste atau memplagiat cerita ini dalam bentuk apapun, baik digital maupun fisik.
⚠️ Cerita ini mengandung kata da...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Permintaan Gerald kepada Lunaby saat mereka masih berada di Italia belum dijawab hingga sekarang oleh Lunaby. Pernikahan Marco telah terjadi dua minggu yang lalu, dan kehidupan Lunaby pun sudah kembali seperti semua, kecuali dengan tambahan hadirnya Gerald dikehidupannya.
Sejak dua minggu yang lalu atau sejak Italia, pria itu ikut pulang bersamanya ke Switzerland. Lunaby sudah menolak keinginan pria itu untuk pulang dengannya, tetapi langsung ditentang hebat oleh pria itu. Gerald bersikeras untuk ikut bersama Lunaby ke Switzerland dengan alasan terkuat yang sama sekali tidak bisa Lunaby tolak, kedua putra mereka.
Barend dan Benjamin juga kini menjadi sangat dekat dengan sang ayah, seakan kehadiran ayah mereka merupakan bagian dari rutinitas mereka sekarang. Di dalam dua minggu itu pun banyak sekali yang berubah dikehidupan Lunaby, termasuk dengan kecanduan kedua putranya terhadapnya yang kini berkurang karena kehadiran Gerald di hidup mereka. Tetapi walaupun di antara kehidupan mereka dan Gerald banyak sekali perubahan, tetapi tidak dengan kondisi hubungan Gerald dan Lunaby.
Hubungan keduanya seakan berjalan di tempat. Semua itu terjadi karena Lunaby yang masih belum memberikan sinyal akan kembalinya hubungan mereka, walaupun Gerald selalu memulai pergerakan di antara keduanya.
"Boys, it's already eight o'clock, kalian harus segera tidur."
Kedua putranya mendesah kecewa ketika mereka mendengar perintah sang ibu yang baru saja keluar dari kamar. Barend dan Benjamin yang saat itu sedang bermain puzzle bersama sang ayah terpaksa harus menuruti perintah sang Ibu, ketika tahu bahwa ayah mereka sudah pasti akan memerintahkan hal yang sama.
"Mama benar, ini sudah malam kalian harus segera tidur."
"Barend is still wanna play, Papa." ucap Barend dengan merengek.
Benjamin mengangguk setuju, "Benji juga masih ingin main, Mama!"
Lunaby membuang napasnya kasar. Semenjak kehadiran Gerald, semangat kedua putranya seakan melambung tinggi. "Kalian bisa bermain kembali dengan Papa di esok hari. But for now, you guys need to sleep."
Gerald mengangguk, dan membawa tubuh kedua putranya ke dalam gendongannya. "It's already past your bed time, kalian pasti akan bangun siang besok hari."
"No, we're not gonna wake up late!" jawab Benjamin digendongan sang ayah.
"Yes!"
"Kalian sudah tiga hari ini tidur terlambat."
Barend mendengkus tidak suka mendengar kalimat sang ibu. "Mama said our bed time is now at nine!"
Lunaby mengernyit. "Mama tidak pernah bilang seperti itu."
"Yes you did, Mama." balas Benjamin.
Lunaby menggeleng tidak setuju, ketika mereka sudah berada di dalam kamar kedua putranya, Lunaby kembali mengutarakan ketidak setujuannya. "Mama tidak pernah berkata seperti itu, right Papa?"