Cerita ini berada tepat dibawah perlindungan Undang - Undang Dasar Negara Republik Indonesia. (UU No. 28 Tahun 2014). Dilarang mengcopy-paste atau memplagiat cerita ini dalam bentuk apapun, baik digital maupun fisik.
⚠️ Cerita ini mengandung kata da...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Milan, Italia.
"Uncle, ke mana?"
Panggilan dari Aero membuat Gerald yang hendak keluar dari kamar hotel tersebut mengurungkan niatnya. Pria itu berbelok, berjalan ke arah Aero yang saat ini sedang disuapi oleh pengasuhnya. "Jalan-jalan. Aero sedang makan apa?"
"This." Jawab Aero sembari mengambil satu helai pasta yang sedang ia makan. Gerald tersenyum, pria itu menoleh ke arah penjaga Aero.
"Di mana orang tuanya?"
"Orang tua dari Tuan Aero sedang pergi keluar, Sir."
Gerald berdecak pelan. "Aero, mau pergi dengan Paman?"
"Pergi?" tanya Aero yang dibalas dengan anggukkan kepala oleh Gerald. "Iya kita pergi membeli mainan, Aero mau?"
"Mau. Aero mau lego!"
Gerald kembali berdecak, tidak percaya bahwa anak kecil yang baru berusia tiga tahun ini sangat menyukai mainan yang menurut Gerald menyusahkan itu. "Kita bisa membeli mainan lain selain lego."
Aero menggeleng keras, "Mau lego. Aero mau lego."
"Kita bisa membeli mobil-mobilan. Kamu sudah memiliki banyak mainan lego, Aero. Paman saja sudah membelikanmu lebih dari lima set lego."
"Mau lego, Uncle Ge." balas Aero dengan wajah gemasnya. Apabila sudah seperti ini, maka hal yang Gerald bisa lakukan hanyalah menuruti permintaan keponakannya itu.
"Ya sudah kita beli lego. Sekarang Aero selesaikan makannya lalu bersiap ya, kita akan pergi beli lego." Gerald lalu menatap si penjaga Aero. "Kamu juga bersiap, ikut dengan saya takut saya kesulitan dalam mengawasi Aero."
"Baik Sir, saya akan menyiapkan keperluan Tuan Aero terlebih dahulu."
_____
"Toys!" seruan Aero membuat Gerald yang sedang menggendong anak itu menghentikan langkahnya.
"Di mana, Aero?"
Aero menunjuk ke salah satu toko yang ada di seberang jalan. Mengerti ke mana maksud dari anak laki-laki itu, Gerald pun menyebrangi jalan untuk datang ke toko yang Aero inginkan. "Mereka hanya menjual lego, Aero."
"Aero mau lego." jawab anak itu dengan cepat. Gerald berdecak pelan. "Kita beli mainan yang lain, bagaimana? Paman sudah sangat bosan membelikanmu set lego."
"Mau lego!"
"There's a cool toys store right down the street, kita ke sana saja ya?" tawar Gerald.
Aero menatap pamannya itu dengan binar, "Apa mereka menjual lego?"
Gerald membuang napasnya kasar. "Mereka tidak menjual lego, Aero. Tetapi mereka menjual mainan mobilan yang sangat keren."