"Bertanya, mereka past—"
"Mama, Papa?"
_____
Gerald dengan cepat menarik tubuh Lunaby merapat ke arahnya. Selimut yang sebelumnya Lunaby lempar ke pinggir sofa dengan cepat Gerald ambil untuk menutupi kedua inti mereka yang masih menyatu.
Lunaby menyembunyikan wajahnya di pundak Gerald, sementara Gerald memejamkan matanya sekejap untuk meredakan keterkejutannya.
"Mama?"
Gerald menatap ke arah sumber suara dan tersenyum tipis, "Benji, kenapa sudah bangun?"
"Benji memang selalu bangun jam segini." bisikan Lunaby membuat Gerald mengangguk paham.
Benjamin tidak menjawab, tetapi anak kecil itu bergerak mendekat ke arah mereka yang dengan cepat Gerald cegah. "Benji, don't come closer."
Benjamin menghentikkan langkahnya, "Why, Papa? Benji want to hug you."
"Papa want to hug you too, but not for now." balas Gerald. "Mama sedang berdarah, jadi tidak bisa untuk kamu lihat."
"Mama is bleeding?" tanya Benjamin yang dibenarkan oleh Gerald. "You don't want to see her bleeding right? Then don't come closer."
"What happened to Mama?"
"Mama is okay, Sayang." jawab Lunaby, "Mama just can't see you for now, because like what Papa said, Mama is currently bleeding."
"Aku takut darah."
"I know, untuk itu sekarang Benji kembali ke kamar ya? Temani Barend sampai dia bangun." pinta Lunaby yang disetujui oleh Benjamin.
Setelah memastikan Benjamin kembali ke kamarnya, Gerald dengan cepat menggendong tubuh Lunaby dan membawa tubuh mereka ke kamar tidur yang ditempati Gerald. Lunaby turun dari gendongan Gerald saat keduanya sudah berada di dalam kamar.
"Hampir saja."
Gerald tersenyum mendengar keluhan Lunaby. Pria itu melingkarkan kedua tangannya di pinggang Luanby dan menarik tubuh wanita itu mendekat. "Tha."
Lunaby mendongak, "Ya?"
"Aku menyukainya."
"Menyukai apa?" tanya Lunaby dengan bingung.
Gerald mendekatkan bibirnya di telinga Lunaby, "The feeling that I got, ketika melihat Benji hampir memergoki kita."
"Leon!"
_____
"Bear had a nightmare." Barend mengerucutkan bibirnya ketika anak kecil itu kembali mengingat mengenai mimpinya malam tadi.
Gerald memberikan jeruk yang sudah ia kupas ke putranya, "Seperti apa mimpimu?"
"Scary." balas Barend. Dengan mulut yang penuh dengan jeruk, Barend menjelaskan mimpinya dengan suara penuh. "Benji do you remember the black sheep stuff animal that Uncle Karl gave us?"
Benjamin mengangguk, "You threw that away."
"Because the sheep is sooo scary! I hate the sheep so I threw it away." balas Barend. "Then last night, I had a nightmare about the sheep Benji!"
Lunaby menahan senyumnya, "Memangnya apa yang domba hitam itu lakukan kepadamu?"
"They were chasing me, Mama!"
YOU ARE READING
I'm Only Me When I'm With You [COMPLETED]
RomanceCerita ini berada tepat dibawah perlindungan Undang - Undang Dasar Negara Republik Indonesia. (UU No. 28 Tahun 2014). Dilarang mengcopy-paste atau memplagiat cerita ini dalam bentuk apapun, baik digital maupun fisik. ⚠️ Cerita ini mengandung kata da...
I'm Only Me When I'm With You | Chapter 89
Start from the beginning
![I'm Only Me When I'm With You [COMPLETED]](https://img.wattpad.com/cover/279551011-64-k682373.jpg)