I'm Only Me When I'm With You | Chapter 87

Start from the beginning
                                        

Ketika sudah berada di luar kamar, Gerald dengan cepat menahan langkah Lunaby yang hendak masuk ke kamar wanita itu. "Tha, masih belum ada jawaban?"

"Atas pertanyaan yang mana?" tanya Lunaby bingung.

"Italia."

Lunaby membuang napasnya dan tersenyum tipis, "Good night."

Gerald melihat kepergian Lunaby yang menghilang seiring dengan pintu kamar wanita itu yang tertutup. Gerald mendesah kecewa sebelum kembali ke kamar yang ia tempati selama di sini. Tetapi walau pria itu belum mendapatkan jawaban hingga sekarang, Gerald sedikit bersyukur karena setidaknya Lunaby membiarkan permintaannya menggantung, dan tidak langsung menolaknya.

_____

Gerald baru akan memejamkan matanya, jika saja pria itu tidak mendengar pintu kamarnya yang diketuk dari luar. Tanpa memperdulikan mengenai tubuhnya yang bertelanjang dada, Gerald bangkit dari posisinya untuk membuka pintu. Kerutan di dahi pria itu terlihat jelas ketika mendapati Lunaby di depan pintu kamarnya.

"Ada apa, Tha?"

Lunaby menggigit ujung bibirnya, nampak ragu atas apa pun yang sedang wanita itu pikirkan. Keheningan masih melanda keduanya hingga Lunaby menggelengkan kepalanya dan tersenyum canggung, "Nevermind, aku akan kembali ke kamarku."

Langkah Lunaby tertahan saat Gerald dengan cepat mencekal tangannya. "Hey, ada apa?"

"Pemanas di kamarku sepertinya rusak, and it's getting colder there." jawab Lunaby dengan jujur. Pemanas di kamarnya tiba-tiba saja rusak dan tidak berfungsi, sementara di luar salju sudah mulai turun dengan deras.

Tujuan utama Lunaby untuk mengungsi adalah kamar kedua putranya, tetapi ketika melihat betapa nyamannya tidur mereka membuat Lunaby mengurungkan niatnya dan memilih mengesampingkan ego dan berakhir pergi ke kamar Gerald.

Sementara Gerald yang langsung mengerti wanita itu pun menjauhkan tubuhnya dari pintu dan mempersilahkan Lunaby untuk masuk. "Take the bed, and I'll take the couch."

Lunaby melirik ke arah sofa kayu yang berada di kamar itu. Sofa kayu itu sangatlah kecil, dan Lunaby sangat yakin tubuh Gerald tidak akan muat di atas sofa itu. "You're not gonna fit in there."

"And so do you." jawab Gerald dengan cepat. Pria itu mengerti apa yang akan Lunaby lakukan, dan dengan cepat mencegahnya. "Kaki jenjangmu tidak akan muat berada di atas sofa itu."

"Kamu benar. Sepertinya aku akan kembali ke kam—"

"Our kids are going to lose their mother, if you insists to come back and sleep in your room." potong Gerald dengan tegas.

"Jangan jadi bodoh hanya demi mempertahankan egomu, Samantha." Gerald berjalan mendekat, "Kamu sudah pasti akan terkena hipotermia, apabila kamu memaksa tidur di kamarmu itu."

Lunaby membuang napasnya kasar, "Lalu aku harus bagaimana? Kamu sendiri yang mengatakan kalau baik tubuhku atau tubuhmu tidak akan muat untuk tidur di atas sofa itu."

"Ranjang. Kita bisa menggunakan ranjangku untuk tidur bersama."

Lunaby menggeleng, "Terlalu kecil untuk kita berdua, Leon."

Gerald berdecak, "Do we have another option? Lagi pula kita masih bisa tidur di ranjang itu berdua walau memang terlalu sempit untuk kita, Tha."

"Le—"

Tanpa berniat mendengar bantahan Lunaby, Gerald membawa tubuh wanita itu naik ke atas ranjang untuk tidur di sisinya. Lunaby yang sudah kalah pun hanya bisa menurut, dan menidurkan tubuhnya di sisi pria itu.

Karena kecilnya ukuran ranjang yang mereka tiduri, keduanya pun harus memiringkan tubuh mereka demi mendapatkan ruang tidur yang lebih besar. Lunaby memiringkan tubuhnya menghadap ke arah dinding kamar, sementara Gerald memiringkan tubuhnya berlawanan arah dengan Lunaby.

Keduanya bertahan di posisi mereka untuk waktu yang cukup lama, hingga Gerald merasakan tubuhnya yang sakit dan mengharuskan tubuhnya berputar ke arah yang berlawanan. Gerald menatap punggung Lunaby dalam diam. Sudah lama sekali rasanya pria itu tidak melihat pemandangan ini, dan betapa merindukannya hal seperti ini.

Gerald melarang tubuhnya sekuat yang ia bisa untuk tidak menyentuh Lunaby demi menghormati wanita itu, hingga hidungnya menangkap harum wangi tubuh Lunaby akibat kibasan rambut wanita itu.

Gerald perlahan bergerak mendekat, menghirup aroma tubuh Lunaby dari jarak yang lebih dekat dari sebelumnya. Seakan terbuai dengan harum wangi sang wanita, tanpa sadar Gerald menggerakan tangannya ke tubuh Lunaby. Tangannya bersemayam di pinggang wanita itu sembari mengelusnya pelan.

Tidak ada pergerakan dari Lunaby, entah apa wanita itu sudah tertidur atau sedang mempertahankan posisinya. Tetapi karena tidak ada pergerakan itu pula lah yang membuat Gerald semakin bergerak lebih. Tangan pria itu yang semula berada di pinggang Lunaby kini merambat maju ke perut wanita itu, mengelusnya dari balik bahan satin yang sedang Lunaby kenakan.

Wajah pria itu yang awalnya ia dekatkan untuk menghirup wangi Lunaby pun kini semakin bergerak lebih. Bibir Gerald kini sudah bergerak di leher jenjang wanita itu untuk memberikan kecupan-kecupan kecil di sepanjang leher dan pundak Lunaby.

Lunaby masih tidak memberikan respon apapun, hingga di saat tangan kanan Gerald merambat naik lalu berhenti tepat di payudara Lunaby dan meremasnya, erangan Lunaby sudah tidak bisa lagi tertahan.

"Leon,"

Bukannya berhenti, Gerald justru semakin melanjutkan pergerakannya hingga membuat Lunaby kembali mengerang. Wanita itu melirik ke arah Gerald, yang dibalas dengan senyuman oleh pria itu.

"I miss you."

"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
I'm Only Me When I'm With You [COMPLETED]Where stories live. Discover now