Mengadu Pada Paman

257 42 1
                                    

Note. Masih chapter baru.

Karena malu dan dimarahi oleh Madam Yu, Yufeng mengadu pada Lan Qiren sedangkan Xue Yang mengadu pada Jiang Fengmian.

Sebenarnya, siapa yang salah? Mereka yang mengintip lalu kenapa mereka yang mengadu? Karena itu, keduanya dihukum Madam Yu berlutut di aula leluhur.

"Ya, kami bisa apa, kalian lakukan aja hukumannya," kata Jiang Fengmian.

"Tapi sakit," rengek Xue Yang memegangi kedua lututnya.

Anehnya, Wei Ying, Jiang Cheng dan Lan Wangji tidak ikut dihukum. Mereka malah melarikan diri dan pura-pura belajar.

"Sabar aja, supaya kalian kuat," kata Lan Qiren menyemangati anaknya.

Sebenarnya mereka kasihan, hanya saja Jiang Fengmian atau Lan Qiren sedang tidak mau memicu perkelahian atau membuat emosi Madam Yu terbakar.

"Nanti setelah hukuman, kalian akan diberikan hadiah," kata Jiang Fengmian.

Keduanya mendadak senang.

Sementara di sudut lain tiga anak lainnya mengintip mereka.

"Kasihan sekali, tidak enak rasanya harus berlutut begitu," kata Wei Ying.

Jiang Cheng mendengar kasar.

"Bukannya kau juga dulu biasa dihukum?"

Ucapan itu tampak penuh tuduhan.

"Aiyo, Jiang Cheng. Bukan aku saja. Kau juga sama saja kan? Jangan bilang kau menyangkal," kata Wei Ying.

Dia tertawa melihat wajah Jiang Cheng yang semakin suram.

"Diam kau!" teriak Jiang Cheng kasar.

Lan Wangji memasang wajah tidak suka dan Jiang Cheng langsung terdiam. Dia mengalihkan pandangannya dan tak sengaja melihat Lan Xichen dan Ayao yang tampak sibuk belajar.

"Sialan," gumamnya pelan.

"Hahahah, lebih baik mendekat ke sana sebelum kekasihmu benar-benar menjadi milik orang lain," kata Wei Ying.

"Siapa yang kekasih siapa? Jangan asal bicara kau! Diam kau!"

Jiang Cheng mendelik dan kesal dengan ucapan Wei Ying.

"Jujur saja Jiang Cheng, kau harus mengaku. Kalau kau mau, aku bisa membantu."

Ucapan itu mungkin singkat, tetapi Jiang Cheng mendadak senang.

"Tuh kan, kau tersenyum. Rajinlah tersenyum begitu, kau akan tampak lebih baik seperti itu. Lihat sana lawanmu, dia sangat suka senyum dan pandai berkata-kata," jelas Wei Ying.

Jiang Cheng mengakui dalam hati kalau ucapan Wei Ying itu mungkin ada benarnya juga.

Wajar saja Lan Xichen menyukai sikap ramah Ayao dengan senyumannya yang manis seperti gula-gula yang sering dimakan Xue Yang.

"Mungkin juga begitu," balas Jiang Cheng dengan nada putus asa.

Wei Ying menepuk pundaknya.

"Aku mengatakan itu bukan agar kau putus asa, tapi biar kau semangat. Sebenarnya kau bisa kok," jelas Wei Ying memberikan semangat.

"Aku tidak," kata Jiang Cheng.

Anak itu merasa sudah kalah berkali-kali dari Ayao dan mungkin saja Xichen akan melupakan dia.

"Mungkin saja dia akan melupakan aku karena Ayao lebih manis," kata Jiang Cheng.

"Tidak," balas Lan Wangji.

Innocent Love || Wangxian [Tamat]Where stories live. Discover now