Menerima Hukuman

286 39 0
                                    

Hari ini Xue Yang kembali melakukan kesalahan yang sama. Dia hampir saya membahayakan nasibnya sendiri karena lalai dan menganggap itu hanya mainan.

Anak itu mencoba membongkar pintu kantor khusus Lan Qiren yang berisi informasi khusus dan penting.

Selain itu, dia juga membobol lemari berkas penting. Berkas-berkas berantakan dan berserakan di lantai.

"Xue Yang!" teriak Lan Qiren dengan napas menderu.

Dia benar-benar marah kali ini.

Xue Yang terdiam. Semua anggota keluarga sudah dipanggil untuk diadili.

"Siapa yang mengajari dia membongkar pintu? Mana ada anak usia tiga tahunan seperti ini?!"

Lan Qiren memulai interogasi dan mencoba mencari tahu titik permasalahan.

"Aku belajar sendiri," kata Xue Yang.

Anak itu kebanyakan menonton video online dan belajar melakukan hal-hal aneh yang menurutnya sangat menarik.

Cukup melihat beberapa kali dia sudah bisa mempraktikkan dengan baik. Sebenarnya, dia pembelajar yang baik.

Kalau saja keahliannya digunakan untuk hal lain, pastilah Lan Qiren sangat bangga padanya.

"Kau, bukan kau?" tanya Lan Qiren pada Wei Ying.

Wei Ying menggeleng.

"Bukan, tapi di adikku, kalau mau menghukum dia, hukum aku juga."

Wei Ying malah ikut membela sekaligus merasa bersalah karena adiknya nakal melebihi imajinasi.

Kalau dia hanya mencuri teratai dan mangga atau berkelahi, maka anak satu itu lebih dari itu.

Kenakalannya kadang di luar nalar.

"Kau!"

Qiren bingung untuk melanjutkan, tetapi Xue Yang benar-benar harus dihukum kali ini.

"Paman, hukum aku juga!"

Wangji juga ikut menawarkan dirinya untuk dihukum bersama Xue Yang dan Wei Ying.

"Apa yang kalian pikirkan?" tanya Lan Qiren menghela napasnya dengan berat.

Dia kewalahan menghadapi anak kecil. Kalau saja itu pegawai, makan potong gaji atau pecat mudah saja dilakukan.

Sementara menghukum anak ada pekerjaan sulit. Apakah dia sudah melakukannya dengan benar dan apakah itu akan berguna atau malah membuat mereka semakin nakal?

Ribuan pertanyaan terlintas di kepala lelaki tampan itu.

"Baiklah, kalau itu mau kalian. Mulai sekarang kalian akan dihukum bersama. Lalu, sejak saat ini kalau Xue Yang salah kalian juga ikut," kata Lan Qiren dengan berat hati.

Setelah memikirkan beberapa skenario, dia berpikir ini mungkin akan efektif dan Xue Yang akan diawasi oleh kakak-kakaknya.

"Paman, jangan terlalu kejam," pinta Lan Xichen.

Cangse tidak ada saat ini, dia sedang mengadakan rapat bisnis di Korea. Tentu saja, Lan Qiren dengan leluasa bisa memberikan pendidikan karakter pada anaknya.

Menurutnya itu penting.

"Kau, lakukan saja tugasmu. Xue Yang harus tahu kalau dia salah dan jangan diulangi," kata Lan Qiren seperti sudah memantapkan hatinya.

Setelah itu, dia mengambil buku tebal yang berisi aturan keluarga dan kebajikan.

"Kalian catat ulang bab ini, dengan posisi handstand," perintah Lan Qiren.

Innocent Love || Wangxian [Tamat]Where stories live. Discover now