Kepergok Pacaran

399 49 1
                                    

Setelah agenda liburan mendadak, anak-anak cukup senang dan mereka melanjutkan kegiatan seperti biasa.

Pelajaran sekolah terus berjalan menemani pertumbuhan dan perkembangan mereka.

Hari ini, seusia pelajaran olahraga, anak-anak merasa lelah dan tak sedikit yang mengantuk. Wajar saja, mereka masih kecil-kecil dan imut-imut.

Berbeda dengan Wei Ying dan Wangji tampak segar seusai berganti pakaian. Acheng juga ikut di antara mereka. Ketiga anak itu berjalan menuju kantin dan membeli beberapa makanan kecil, seperti cokelat dan permen.

"Wei Ying, tidak boleh makan permen terlalu banyak," kata Wangji melihat Wei Ying yang tampaknya hendak membeli beberapa puluh permen cokelat.

"Tidak. Ini bukan buat Wei Ying, nanti bagi-bagi dengan teman," kata Wei Ying menjelaskan.

Setelah akhirnya setuju, Wangji membayar semua jajanan Wei Ying dan termasuk juga Acheng. Penjaga kantin selalu merasa lucu melihat anak itu, maksudnya---Wei Ying dan Wangji yang selalu bersama, ditambah lagi dengan Acheng yang suka tiba-tiba muncul di antara mereka.

"Terima kasih, Bibi," ucap Wangji sebelum pergi bersama Wei Ying dan Acheng.

Mereka berjalan menuju kelas dan melihat teman-temannya yang mengantuk. Wei Ying memulai aksinya, membagikan permen dan membuat anak-anak itu bangun kembali dan bersemangat berebutan permen cokelat.

"A-Xian, A-Sang mau!" teriak Nie Huaisang yang tak mau berebutan permen. Dia hanya menunggu kebaikan hati Wei Ying memberinya dengan sukarela.

"Ini buat A-Sang, Mianmian dan A-Qing," Wei Ying memberikan tiga permen, masing-masing satu.

"Terima kasih," ucap ketiga anak manis dan cantik itu termasuk Nie Huaisang. Dia termasuk cantik juga---walau bukan anak perempuan.

Kemudian, Wei Ying menatap Wen Ning yang tampaknya tidak tertarik dengan permen itu hanya diam. Entah karena memang tidak suka permen atau anak itu malu. Soalnya, anak itu memang sangat pemalu.

"Wen Ning, ini untukmu," Wei Ying memberinya dua permen sekaligus.

"Terima kasih," jawab Wen Ning sambil mengambil permen itu dengan ragu-ragu.

"Makanlah, ini enak," kata Wei Ying lagi meyakinkan anak itu.

"Betul, ini enak!" Nie Huaisang turut memberikan komentar, mulut anak itu kini bernoda cokelat dan dia tampak lucu.

Melihat itu, Wen Ning mengangguk dan memakan permen yang diberikan oleh Wei Ying padanya.

Wei Ying merasa sangat senang setelah berbagi harga karun dengan teman-temannya. Lagipula dia selalu bisa melakukan itu, dia akan meminta Wangji membelikannya apa pun dan bocah kaya itu takkan keberatan.

Sebenarnya, Wei Ying juga punya banyak uang jajan. Ibunya pengusaha dan jangan lupakan ayahnya, Lan Qiren pemilik Yayasan Gusu, ya meskipun ayah sambung.

Tetapi, kebiasaan selama ini tidak mudah untuk diubah. Wangji sudah terbiasa melakukan dan menuruti apa saja keinginan Wei Ying dan anak itu tampaknya bahagia melakukan hal itu. Jadi tidak masalah.

"Lan Zhan, aku bosan. Ayo berjalan-jalan," ajak Wei Ying pada Lan Wangji dan anak itu langsung mengangguk dan berdiri.

"Nie Huaisang, mau ikut tidak? Aku mau berjalan-jalan, soalnya bosan," jelas Wei Ying dengan semangat.

"Tidak, kami tidak ingin kena panasnya matahari dan menjadi hitam," Nie Huaisang menjawab.

"Ya ... itu benar. Kami bermain boneka saja, aku membawa beberapa boneka Barbie lucu," ucap Mianmian dengan semangat.

Innocent Love || Wangxian [Tamat]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon