Layangan Putus

507 61 0
                                    

Pagi itu, Nie Mingjue wali kelas Wei Ying datang berkunjung ke Yunmeng. Nie Mingjue membawa, Nie Huaisang---satu-satunya adiknya yang masih hidup dari saudara yang berbeda.

Usia mereka memang terpaut jauh.

Orang tuanya meninggal dua tahun lalu dalam kecelakaan maut. Hanya Nie Mingjue dan Nie Huaisang yang tersisa.

"Selamat pagi tuan Jiang. Maaf saya pagi-pagi harus ke sini. A-Sang meminta ingin bermain dengan teman-temannya. Ternyata liburan dua minggu saja sungguh terasa lama," Nie Mingjue menyapa sopan dengan suara bariton khasnya.

"Tak apa-apa. Mari masuk. Biarkan saja anak-anak bermain di sana. Dermaga teratai ini akan untuk bermain. Semua orang di sini tahu."

Jiang Fengmian membawa Nie Mingjue memasuki ruang tamu.

Betapa terkejutnya lelaki itu mendapati ada Lan Qiren di ruangan itu.

"Eh ... tuan Lan juga di sini? Selamat pagi," sapa Nie Mingjue terkejut ada boss-nya di sana.

Lan Qiren adalah pemilik yayasan Gusu sedangkan Nie Mingjue hanya wali kelas, salah satu guru terbaik di TK Gusu.

"Tuan muda Nie. Silakan bergabung. Saya pun tamu di sini. Tak perlu begitu sungkan dan formal."

Lan Qiren mencoba mencairkan suasana.

Sementara mereka sibuk berbicara, Nie Huaisang sudah diculik oleh Wei Ying dan anak-anak lainnya. Mereka bersiap untuk bermain dan bersenang-senang.

"Baik tuan. Ini Nie Huaisang ingin bermain di sini," jelas Nie Mingjue dengan malu-malu.

Dia benar-benar merasa canggung harus bertemu boss di masa liburan seperti ini.

"Silakan diminum tehnya dan cicipi makanan kecil khas Yunmeng."

Jiang Fengmian selaku tuan rumah menawarkan tamu-tamunya dengan sopan dan ramah.

Nie Mingjue masih kaget dengan sikap ramah Lan Qiren itu. Bukannya apa-apa, Lan Qiren memang bukan boss yang sombong tapi dia pendiam. Selama ini terkesan angker.

Nie Mingjue merasa heran dan bertanya-tanya apa penyebab laki-laki itu sedikit lebih ceria dari sebelumnya.

Sebenarnya bukan sedikit. Tapi banyak.

"Mama sini, Mama."

Teriakan Wei Wuxian membuyarkan konsentrasi ketiga lelaki itu.

Senyuman Lan Qiren melengkung sempurna di antara kedua sudut bibirnya melihat Cangse bermain dengan beberapa anak-anak.

Nie Mingjue yang duduk di sebelahnya memperhatikan senyuman manis lelaki itu. Nie Mingjue membuat hipotesis sementara kalau penyebab perubahan sikap ramah dan hangat Lan Qiren itu pasti perempuan itu.

"Lan Zhan sini main."

Lan Wangji segera mendekat begitu dipanggil.

Anak-anak itu menaikkan layangannya masing-masing. Wei Ying berwarna merah. Lan Wangji putih biru. Nie Huaisang hijau putih. Sedangkan Jiang Cheng warna ungu bermotif tarantula ungu.

"Lan Zhan Lan Zhan."

Wei Ying yang menarik layangannya tertawa bahagia melihat layangan merah punyanya baik begitu tinggi.

Nie Huaisang menarik-narik layangan dengan susah payah menyeimbangkan dengan terpaan angin.

Jiang Cheng di urutan kedua juga bahagia. Dia merasa bahwa layangannya harus naik lagi, lebih tinggi.

Lan Xichen, Jin Zixuan dan Jiang Yanli tertawa-tawa melihat anak-anak itu bermain dengan girang.

"Kau tak mau main?" tanya Xichen sambil menoleh ke arah Zixuan.

Innocent Love || Wangxian [Tamat]Where stories live. Discover now