Penguntit Kecil

262 36 0
                                    

Enam bulan sekolah, liburan semester akhirnya tiba. Keluarga Lan berkunjung ke Lianhua Wu karena tempat itu memang favorit anak-anak untuk bermain.

Selain suasana yang selalu ramai, kondisi alam juga menunjang liburan musim semi.

"Selamat datang," sambut Jiang Fengmian memeluk Lan Qiren.

Mereka saling menyapa bagai sudah sangat lama tidak bertemu, padahal keduanya baru saja bertemu kemarin dan sering juga mengadakan pertemuan di sekolah atau urusan bisnis.

"Abaikan saja mereka, keduanya memang berlebihan," kata Madam Yu setelah bersalaman dan berpelukan dengan Cangse.

Cangse tertawa. Tentu dia sangat mengerti sikap kakaknya, begitu pula suaminya.

"Biarkan sajalah, selama mereka senang. Kita juga bisa mencari kesenangan lain," ucap Cangse.

Madam Yu menaikkan alis matanya dan bertanya, "Maksudnya?"

Dia penasaran dengan kesenangan lain yang dimaksud.

"Eh, jangan salah paham. Maksudku kita bisa spa, ke salon, memasak, makan makanan enak, berbelanja dan sebagainya," jelasnya sambil merinci beberapa hal kesenangan perempuan di dunia ini.

Madam Yu mengangguk setuju.

Sementara para orang tua sibuk dengan urusan mereka, anak-anak juga sibuk dengan kesenangan mereka.

Setelah saling menyapa dan memberikan hormat pada orang tua, anak kecil langsung secara otomatis memisahkan diri.

Seolah ada magnet yang mengatur mereka.

"Yufeng, ayo bermain ke dermaga," ajak Xue Yang pada sepupunya.

"Ayo," balas Yufeng dan langsung mengajak Xue Yang dengan menarik tangannya.

Seperti kebiasaan kakak-kakak sebelumnya, dua anak nakal itu juga melakukan hal sama. Seperti, mencuri ... ralat, mengambil teratai tanpa izin, membeli tanghulu tanpa uang dan makanan lainnya.

Pada penjual sangat terbiasa dengan itu, apalagi Yufeng sering berkeliaran mencari makanan di sore hari.

Anak itu mungkin berjenis kelamin perempuan, tetapi tingkahnya tidak kalah dari anak lelaki.

"Makan, ini enak," kata Xue Yang memberikan beberapa kue pada Yufeng.

"Kau saja makan, aku makan ini," jawab Yufeng menunjukkan tanghulu.

"Kau tidak suka ini?" tanya Xue Yang penasaran.

Padahal, menurutnya kue itu sangat enak.

"Suka. Tapi aku udah biasa makan itu," jelasnya.

Xue Yang mengangguk dan melanjutkan acara makan mereka.

Ini sudah pukul empat atau lima. Sebentar lagi akan tampak matahari terbenam di ujung dermaga.

Mereka selalu senang menyaksikan itu.

"Tunggu, aku kok sepertinya melihat Jijie?" kata Xue Yang berbisik pada Yufeng.

"Di mana?" balas anak itu juga berbisik.

Entah apa tujuan mereka berbisik, padahal tidak ada yang mendengar atau memata-matai keduanya.

Terserah mereka sajalah.

"Ayo kita intip," ajak Yufeng dengan wajah nakalnya.

Xue Yang buru-buru menghabiskan kuenya dan keduanya berjalan menguntit kakaknya dari belakang.

"Itu Zixuan gege?" tanya Xue Yang penasaran.

Yufeng mengangguk.

"Kapan dia datang?" tanya Xue penasaran.

Innocent Love || Wangxian [Tamat]Where stories live. Discover now