Cerita ini berada tepat dibawah perlindungan Undang - Undang Dasar Negara Republik Indonesia. (UU No. 28 Tahun 2014). Dilarang mengcopy-paste atau memplagiat cerita ini dalam bentuk apapun, baik digital maupun fisik.
⚠️ Cerita ini mengandung kata da...
Sementara Gerald yang merasa sudah bisa membedakan kedua putranya tersenyum angkuh, "Sangat mudah membedakan mereka berdua."
"This one," Gerald meletakkan tangannya di pundak putranya yang lahir lebih dulu, "This one is Barend Reuven Gallagher, our first born yang memiliki lesung pipi dikedua pipinya."
Tangan Gerald lalu beralih ke Benjamin, "And this one is Benjamin Reveev Gallagher, our second born yang hanya memiliki satu lesung pipi dibagian pipi kanannya."
Lunaby dengan cepat menoleh ke arah Gerald. Dirinya belum menjawab apapun mengenai penambahan nama belakang pria itu di kedua nama putranya, tetapi karena tidak ingin mengacaukan kebahagiaan di keluarga tersebut, Lunaby memilih diam dan tersenyum.
"Uncle Gerald!"
Mereka sontak menoleh ke arah sumber suara, dan ketika mendapati Aero sedang berlari ke arah mereka, senyuman di bibir mereka pun terlihat. Sama halnya seperti Aero yang dengan senyuman lebarnya berlari ke arah pamannya yang sudah ia rindukan itu, tetapi ketika kedua netra hijaunya mendapati keberadaan dua anak kecil yang ia lihat di toko mainan beberapa hari lalu, senyuman di bibir Aero langsung menghilang.
"Mama ayo kita pergi, ada Uncle Gerald!"
_____
"Aero sepertinya membenci mereka,"
Gerald yang saat ini sedang menikmati pemandangan laut dari balkon kamar mereka menoleh, "Tha, percaya padaku Aero tidak membenci mereka."
"Terlihat sekali di wajahnya, Gerald."
"First of all, could you stop calling me by my first name? Telingaku sakit sekali mendengarnya."
Lunaby memutar matanya, "Namamu memang Gerald."
"Not for you."
"Leon,"
Gerald tersenyum lebar, "That's my girl."
"Berbicara mengenai Aero, anak itu hanya terkejut mendapati keberadaan Barend dan Benji. Aero adalah anak yang menyenangkan, walau terkadang menjadi sangat galak." ujar Gerald sambil menyesap gelas champagne di tangannya.
"I'm his favorite uncle, Tha. Dan melihat paman kesayangannya fokus dengan anak lain yang seusianya membuat dia menjadi sedikit cemburu."
"Aero menjadi kesayangan kalian semua ya?"
Gerald tersenyum tipis ketika ia mengetahui maksud tersirat dari pertanyaan Lunaby, "Aero menjadi kesayangan kita semua, karena selama ini memang hanya ada Aero yang selalu bersama kita. Tetapi ketika kita semua berkumpul, rasa sayang Aero dengan yang lain tetap saja sama rata."
Lunaby membuang napasnya kasar. Tatapannya beralih ke arah ranjang di mana kedua putranya sedang tertidur lelap. "Aku takut, Leon. Aku takut kehadiran kami menjadi pengganggu di tengah-tengah keharmonisan keluargamu."
"Samantha," Gerald mengambil satu tangan Lunaby untuk ia genggam. "Tha apabila kehadiranmu tidak diterima di keluargaku, seharusnya kamu tahu sejak awal mereka kembali melihatmu lagi. Keluargaku bukanlah keluarga baik yang dengan mudahnya bermain peran untuk menerima kehadian seseorang di dalamnya. Mereka akan langsung mengungkapkan ketidak sukaan mereka, apabila mereka tidak kembali menerimamu lagi."
"Tetapi yang terjadi justru sebaliknya, bukan? Mereka sangat menerima kembali kehadiranmu, bahkan kehadiran Barend dan Benjamin tidak menjadi penghalang atas kecanggungan yang seharusnya mereka rasakan."
Gerald mengecup punggung tangan Lunaby, "Kedua orang tuaku menerima kehadiran dan sayang kepada Barend dan Benji, sama rata dengan rasa sayangnya ke cucu mereka yang lain."
"Hilangkan rasa khawatirmu itu Tha, karena keluargaku kembali menerima kehadiranmu." ucap Gerald, "Mereka selalu menerima kamu."
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.