I'm Only Me When I'm With You | Chapter 84

Start from the beginning
                                        

    "Bagaimana kabar Aria setelahnya?"

    "She lost her baby." jawab Gerald. "Dia mengalami pendarahan di hari pertama ia di penjara."

    Lunaby memijat keningnya. Terlalu banyak informasi yang ia terima di dalam itungan menit, dan mayoritas mengenai kenyataan atas praduga yang selama ini Lunaby buat di dalam benaknya hingga membuat kehidupan Lunaby menjadi seperti sekarang.

    "Tha, apa alasan di balik perginya kamu karena itu? Kamu mengira aku akan membunuh bayi kita?" pertanyaan Gerald membuat Lunaby terdiam kaku.

    Gerald membuang napasnya kasar, dengan keberanian yang sedari tadi ia tahan, Gerald pun bangkit dari posisinya untuk berjongkok di hadapan Lunaby dan menggenggam kedua tangan wanita itu. "Tha, aku minta maaf karena kejadian itu kamu sampai harus hidup seperti ini."

    Gerald membawa kedua tangan Lunaby untuk ia cium. "Maafkan aku Tha, maaf, maaf, maaf."

    Lunaby menggelengkan kepalanya. Bagaimana pun juga Gerald tidak salah dalam permasalahan mereka yang satu ini, semua ini terjadi karena kesalah pahaman Lunaby dan keegoisan wanita itu dalam mengambil sebuah keputusan. Gerald tidak berhak meminta maaf kepadanya, justru Lunaby yang seharusnya melakukannya. Karena akibat keegoisannya itu, Lunaby berakhir membuat kedua putranya menderita selama tiga tahun ini karena hanya bisa bermimpi akan sentuhan ayah mereka.

    "Gerald, aku minta maaf."

    "Tha..."

    Gerald membawa tubuh Lunaby ke dalam pelukannya ketika melihat wanita itu yang semakin terisak. "Tha, kenapa minta maaf?"

    "Aku minta maaf... karena keegoisanku atas asumsi yang aku buat sendiri, aku sampai meninggalkanmu dan membuatmu terpisah dari mereka." lirih Lunaby di dalam pelukan Gerald.

    Pergerakan tangan Gerald di punggung wanita itu seketika berhenti, ketika ia mendengar kalimat terakhir yang diucapkan oleh Lunaby. "Tha... mereka?"

    "Mama... Papa!"

    Pelukan mereka terlepas, ketika keduanya mendengar teriakan Barend yang baru keluar dari kamar. Ketika melihat Barend yang berlari ke arah mereka, Lunaby pun tersenyum. "Aku bahkan tidak tahu, berkontribusi apa aku dalam pembuatan wajah mereka."

_____

    Gerald tidak bisa menahan senyumannya sejak tadi, ketika ia mengetahui bahwa dua anak kecil yang saat ini sedang duduk di atas karpet dengan mainan mereka merupakan darah dagingnya. Kebahagiaannya pun kian bertambah, ketika mendapati kembali sosok wanita yang tiga tahun ini sangat dirindukan berada di sampingnya.

    "Papa, Barend mau naik itu!"

    Pandangan Gerald beralih ke arah televisi yang sedang menunjukkan sebuah kapal pesiar, Gerald tersenyum tipis. "Grandmama memiliki kapal yang lebih besar dari itu, nanti kita naik ya."

    Perkataan Gerald membuat kedua anak kecil bermuka hampir seratus persen sama itu menoleh, "Grandmama?"

    Mendapati reaksi itu dari kedua putranya, Gerald menatap Lunaby meminta penjelasan. Sementara Lunaby hanya tersenyum miris. "I haven't told them about our parents. Orang dewasa di hidup mereka selama ini hanya aku, Elea, dan Karl."

    "Karl?"

    "Kekasih Elea."

    Gerald menghembuskan napas berat, "Grandmama adalah ibu dari Papa."

    "Seperti Mama?"

    "Ya," Gerald tersenyum ketika merasakan desiran di hatinya mendengar panggilan kedua anak itu untuk wanita di sampingnya. "Seperti Mama."

    "Apa Grandmama baik?"

    "Sangat baik, Grandmama sayang kepada kalian." jawab Gerald.

    Benjamin berjalan mendekat ke arah ayahnya, "Grandmama punya itu?"

    "Punya Grandmama jauh lebih besar dari itu." jawab Gerald sambil merapikan rambut Benjamin. "Kapal milik Grandmama memiliki playground di dalamnya, kalian bisa bermain."

    "Barend mau naik kapal milik Grandmama!" sahut Barend sambil berlari ke dalam pelukan sang ayah.

    Gerald tersenyum sembari membawa kedua putranya ke atas pangkuannya, "Kita akan ke sana."

    Kedua anak kecil itu pun tenggelam di dalam pembicaraan mereka berdua. Sementara Gerald dan Lunaby hanya sebagai pendengar yang sesekali tertawa karena ucapan kedua putra mereka yang terkadang diluar akal.

    Tatapan Gerald kini beralih ke Lunaby, "Siapa yang lahir lebih dulu?"

    "Barend." jawab Lunaby tersenyum. "Mereka terpaut sekitar empat puluh menit."

    Gerald mengangguk paham, sebelum kembali menatap Lunaby dengan ragu. "Tha,"

    "Ya?"

    "Apa aku boleh tahu, nama panjang mereka?"

    Lunaby terdiam mendengar pertanyaan dari Gerald. Wanita itu tidak memberikan respon untuk waktu yang cukup lama, sampai akhirnya terdengar helaan napas dari Lunaby, yang diiringi dengan jawaban dari wanita itu.

    "Barend Reuven dan Benjamin Reveev."

    Tidak ada respon dari Gerald, hingga pada akhirnya pria itu menoleh menatap Lunaby dengan tatapan penuh permohonan. "Tha, apa aku boleh menambahkan nama Gallagher sebagai nama belakang mereka?"

 "Tha, apa aku boleh menambahkan nama Gallagher sebagai nama belakang mereka?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
I'm Only Me When I'm With You [COMPLETED]Where stories live. Discover now