BAB 76.MELAMPIASKAN KEMARAHAN

4 0 0
                                    

Warning 21+ harap bijak dalam membaca.

Malam ini Diana dan Harun meninggalkan rumah orang tua Diana untuk Liburan ke Luar kota.
Mobil yang mereka kendarai, yang disopiri oleh Harun sendiri kini melewati jalanan yang cukup sepi. Karena memang desa mereka belum banyak lampu jalanan dan juga rumah pedesaan penduduk desa biasanya pukul delapan malam sudah bersiap untuk tidur, sementara mereka berdua keluar pada saat jarum jam menunjukan pukul sepuluh malam.Barulah setelah keluar dari desa mereka, mereka disambut lampu yang amat terang karena jalan yang mereka lewati kali ini ialah jalan perkotaan.sejam kemudian mobil yang mereka tumpangi berhenti disebuah penginapan yang cukup mewah.
"Mas, katanya ke luar kota kok kita kemari" Tanya Diana yang merasa bingung karena Harun menghentikan mobilnya dipenginapan yang dulu sering mereka datangi,itupun masih didalam kota.
"Maaf dik mas bohong sama orang tua kamu juga kamu kalau mau mengajak kamu keluar kota. Mas mau bicara serius sama kamu, bukan mau mengajak kamu liburan. Lebih baik kita masuk dulu, mas sudah memesan kamar disini. " Kata Harun. Diana turun dari mobil sedangkan Harun menurunkan barang bawaan mereka hanya sebagian yang penting penting saja, sisanya masih di taruh dibagasi mobil. Sementara Diana berdiri mematung didepan pintu penginapan Harun memarkirkan mobilnya diparkiran yang sudah disiapkan oleh pihak penginapan.
Tidak lama kemudian Harun menghampiri Diana dan mengangkat barang barang untuk dibawa masuk.Diana hanya bisa mengikuti Harun, mengingat dirinya masih bingung dan bertanya tanya apa yang akan Harun bicarakan dengannya sampai sampai membohongi kedua orang tuanya untuk membawanya keluar. Sesampainya disebuah kamar Harun menurunkan barang barangnya dan membuka pintu kamar dengan kunci yang sudah diberikan resepsionis kepadanya.
"Masuk dik" Harun Mempersilahkan Diana masuk terlebih dahulu. Setelah diana masuk dan barang barang telah dia taruh di sofa yang ada disana, Harun kembali kepintu untuk menguncinya. Diana hanya melihat gerak gerik Harun dari atas ranjang. Karena saat ini Diana duduk dipinggiran ranjang tidur. Ketika Harun membalikan badan raut wajah yang tadinya lembut kini berubah buas, seakan harimau yang tengah kelaparan. Diana yang melihatnya menjadi takut sendiri.Harun berjalan ke arah Diana dengan tatapan penuh amarah.ketika sampai didepan Diana Harun tidak mengucapkan satu katapun yang membuat Diana bergidik ngeri.
"Tuhan apa yang akan terjadi, kenapa mas Harun semarah ini, apa itu karena kelakuanku sebulan lalu, bukankah tadi mas Harun sudah biasa biasa saja. Kenapa sekarang" Belum selesai Diana membatin tiba-tiba kecupan dibibirnya dari tunangan nya membuatnya melototkan mata. Harun tidak hanya mengecup tetapi juga menghisap bibir Diana dengan kasar. Tidak seperti biasanya. Kali ini perlakuan Harun kepadanya amatlah kasar.
"Mmm mas sss m sesakit" Diana berusaha mengucap ditengah lumatan Harun yang buas. Harun masih tidak menghiraukan ucapan Diana, dia masih saja melumat bibir diana,lumatan buas itu terkadang pindah ke telinga atau leher Diana. Gigitan hisapan yang meninggalkan banyak tanda pada leher Diana hingga luka dibibirnya.
"Mas hentikan" Diana geram dia mendorong Harun hingga terjatuh.ternyata dorongan itu tidak membuat Harun mengakhiri permainan nya dia bangkit dan mendorong Diana keatas kasur dengan kasar.
"Kenapa Di, kamu gak mau kalau aku menyentuhmu,apa karena ini semua sudah menjadi bekas dari Roi si brengs*k itu" Ucap Harun dengan kasar. Hati Diana perih mendengar ucapan Harun, karena selama ini Harun tidak pernah berkata kasar kepadanya. Bahkan disaat dia mengambil keprawa**nnya Harun bersikap sangat lembut. Separah inikah Diana menyakiti Harun, sehingga tunangan nya itu kini bersikap buas.
Diana tersadar akan lamunannya ketiga dua buah tangan tengah meremas gunung kembar miliknya.
"Mass" Diana menatap Harun penuh penyesalan. Tanpa dia sadari mereka berdua kini tengah bertelan**ng karena Harun melepas semua penutup tubuh mereka. Gulatan panas pun terjadi.
"Apa yang kamu mau sehingga Kamu mengabaikan ucapanku dan bermalam bersama Dia Di, apa ini" Kata Harun dengan memasukkan miliknya kedalam milik Diana dengan kasar.
"Aaauh Mas pelan sakit" Rintih Diana.
"Apa karena mas belakangan ini tidak pernah menyentuhmu Di sehingga kamu menginginkan sentuhannya.apa begini kurang di" Ucap Harun kembali sambil mengeluar masukkan miliknya dengan irama cepat dan kasar membuat Diana menangis kesakitan.
"Mas aauuh sakit maaass, maafkan aku" Suara rintihan Diana yang masih diabaikan Harun. Pelepasan yang berulang ulang belum juga membuat Harun puas, karena hatinya tengah kecewa terhadap tunangan nya yang tengah mengabaikannya sebulan lalu. Berbagai gaya di mainkan dengan Diana hingga bermain dilantai bahkan sampai menyeret Diana secara kasar. Rintihan demi rintihan yang bercampur desahan semakin membuat gairah Harun meningkat.karena memang semenjak dulu Harun memiliki gairah tinggi.bahkan dulu semalam suntuk bermain dengan Diana beberapa kali hingga pagi dan siang hatinya dia mengulang kembali dengan gadis gadis kesepian hingga pagi kembali Harun masih saja kuat.
"Mas istirahat dulu ya" Pinta Diana, dia kewalahan melayani Harun yang tidak punya rasa puas malam ini.
"Berhenti, istirahat kenapa dek apa mas kurang perkasa daripada dia"tanya Harun sambil mendudukan Diana diatas pangkuannya dengan miliknya yang masih didalam milik Diana. Harun membelai kasar wajah Diana tangannya mulai meraba rambut Diana dan menariknya.permainannya kini dia mulai kembali. Hingga menjelang pagi entah berapa kali Harun mendapatkan pelepasan hingga membuat Diana tertidur, tetapi tidurnya juga masih terganggu oleh hentakan kuat dari Harun yang memaksa Diana untuk bangun.
" Mas Diana lelah istirahat dulu ya."pinta Diana.
"Layani mas sekali lagi dek mas sudah menegang" Ucap Harun se enaknya. Sebenarnya dia tidak tega menyakiti tunangan nya seperti ini, hanya saja kelakiannya tidak menerima penghianatan yang dilakukan oleh Diana. Mungkin jika Diana hanya keluar menonton kembang api tanpa ada one night stand Harun tidak sekecewa ini. Di tambah lagi Roi kabur begitu saja membuat Harun semakin geram.
"Janji sekali ya mas, aku sudah lelah" Kata Diana
"Memm" Hanya itu jawaban Harun. Dia mulai aksinya lagi kali ini dia melakukan nya dengan lembut hingga pelepasan, karena apa yang dilakukan Harun semalam hanya untuk melampiaskan kemarahannya saja. Walaupun sudah mengalami pelepasan,Harun masih meneruskan aksinya lagi. Kali ini Diana benar benar menikmati permainan Harun karena, belaian dan sentuhan Harun membuat Diana bergairah, dia melupakan rasa sakit yang dia Terima semalam karena ulah Harun yang dibakar cemburu. Desahan demi desahan dari keduanya memenuhi kamar yang Harun sewa.
"Ouh dik mas tidak kuat lagi" Erang Harun. Dia mulai memompa dengan kuat dan kecepatan tinggi. Belum juga sampai di pelepasan terakhir tiba-tiba....
"Astaga Darah.... "

*Darah apa ya yang dimaksud Harun*

Mohon maaf ya readers kalau akhir akhir ini kurang rajin meng up cerita, sehabis mudik badan rasanya masih butuh istirahat jadi gak fokus nulis ceritanya. Dan maaf pula kalau diceritaku banyak mengandung adegan ranjang karena ini aku ambil dari sebuah kisah nyata yang aku padukan dengan kisah Khayalan atau fiksi.


CINTA YANG TERNODAWhere stories live. Discover now