BAB 17.NASEHAT

14 3 0
                                    

"Kamu yakin di mau serius sama Harun" Tanya Rudi tiba-tiba saat dalam perjalanan menuju tempat kerja mereka.

"Entahlah Rud,tolong jangan bahas itu sekarang" Ucap Diana.

"Tidak boleh seperti itu di, kalau kamu menjalankan hubunganmu dengan terpaksa lebih baik kamu sudahhi,apalagi kalau pacaran mu dengan Harun tidak sehat" Kata Rudi menasehati Diana.

"Aku gak tau Rud, aku hanya menjalani apa yang sudah menjadi takdirku"

"Takdir katamu," Seketika Rudi mengerem mendadak mendengar kata kata Diana. "gini saja kita mampir dirumah makan saja sekarang aku benar-benar ingin tau isi hatimu" Rudi pun menepikan sepeda motor nya kesebuah rumah makan yang hanya buka dipagi hari. Diana hanya ikut saja saran Rudi.

"Ayo "Rudi mengulurkan tangannya untuk menggandeng Diana. Diana hanya menurut saja. Sesampainya di warung makan Diana langsung duduk di sebuah kursi bagian pojok warung sedangkan rudi berjalan kearah ibu penjual nasi.

" Nasi pecel dua ya buk, yang satu ikannya ayam goreng sama sate telur puyuh"Rudi pun memesan makanan.

"Baik mas, yang satunya ikannya apa mas" Tanya penjual nasi. Rudi pun menoleh kearah Diana.

"Di lauk kamu apa, " Tanyanya sedikit teriak karena suara musik menghalau suaranya sampai ke telinga Diana.

"Samakan saja Rud," Jawab Diana.

"Siap" Rudi pun balik menengok kearah ibu penjual nasi.

"Samakan saja buk lauknya, minumnya teh panas ya buk, terimakasih"

"Iya mas " Rudi langsung duduk di dekat Diana.

"Kamu hutang penjelasan kepada ku di, " Ucapan Rudi yang seketika mengagetkan Diana.

"Pen penjelasan apa" Jawab Diana pura-pura tidak mengerti apa yang dimaksud Rudi.

"Jangan pura-pura tidak tau di, aku hanya ingin yang terbaik untuk mu, apa kamu benar-benar serius berhubungan dengan Harun" Tanya Rudi sambil menggenggam tangan Diana.
"Aku benar-benar tidak mengerti Rud, aku tidak memiliki perasaan apapun dengannya.entah kenapa dulu aku bisa berpacaran dengannya sehingga aku harus mengalami kejadian pahit malam itu" Diana menunduk dan menutup mukanya dengan telapak tangannya.

"Karena Harun mempunyai ilmu menghipnotis orang di, "

"Apa, apa maksudmu"

"Masa kamu gak tau di, selama ini kamu terkena hipnotis nya, aku tau ini dari saudaranya sendiri saat aku mau menjemputmu," Mendengar perkataan Rudi Diana menutup mulut rasa tidak percaya dirinya mengalami semua itu. "Dia mengatakan kalau kalau harun mempunyai ilmu menghipnotis orang, bahkan bukan hanya satu dua orang yang sudah menjadi korban, orang tuanya dan keluarga sudah mati matian mengingatkan tapi dia semakin menjadi, "

"Memang dulu awal awal aku merasa hatiku menolak apapun yang Harun lakukan. Tapi akhir akhir ini aku melakukannya dengan sadar Rud,aku yakin aku sadar" Ucap Dianna sambil mengingat ingat pengalaman dia brsama Harun.

"Dia pernah menyentuhmu berapa kali" Tanya Rudi.

"Dia.... " Diana tidak melanjutkan ucapannya karena pesanan mereka datang.

"Ini nak, pesanannya nasi pecel dengan lauk ayam dan sate telur puyuh minumnya teh panas"

"Iya buk Terima kasih" Ucap kedua sahabat itu.

"Dia apa di" Ternyata Rudi masih mengingat kalau tadi diana ingin menceritakan semuanya.
"Makan dulu saja Rud, nanti aku jelaskan waktu di kerjaan, ini sudah telat banget. " Ucap Diana sambil melirik jam ditangannya. Rudi tau kalau hari ini pasti mereka berdua terkena amukan melly, karena melly selalu tepat waktu jika telat beberapa menit mungkin dimaklumi ini sudah satu jam mereka belum juga datang.
"Baiklah kita makan dulu. " Merekapun makan dengan khidmat tanpa bicara karena tengah mengejar waktu.
Selesainya mereka makan dan membayar pesanan mereka, merekapun bergegas berangkat ke warung tempat kerjanya.

CINTA YANG TERNODAWhere stories live. Discover now