BAB 60.DEPRESI I

4 2 0
                                    

Tok Tok Tok

"Assalamu'alaikum"
Terdengar seseorang mengetuk pintu dan mengucap salam berkali kali. Diana didalam kamar berusaha untuk bangun dan membukakan pintu.
"Iya tunggu" Jawab diana dengan suara pelan karena akhir akhir ini kurang asupan makanan dan juga tidur.
"Walaikumsalam" Jawab diana setelah membukakan pintu.
"Cari siapa pak, " Tanya diana.
"Apa benar ini rumah mbak diana"
"Iya benar Pak ada apa ya"
"Ini mbak saya disuruh mengantar surat undangan dari keluarga Pak Karto, ini mbak" Kurir tersebut memberikan surat undangan kepada Diana.
"Terimakasih pak"
Setelah kurir itu pergi diana membuka surat undangan untuk keluarga nya.
"Tidaaaaaaaak, tidaaaak tidaaaak mungkin" Teriak diana setelah membaca surat tersebut. Dia menyobek surat undangan entah menjadi berapa bagian. Dia menangis sambil memeluk lututnya dilantai.air matanya yang beberapa hari telah kering kini kembali mengalir begitu saja.
"Tidak tidak mungkin tidak" Hanya itu yang terucap dari mulutnya.
"Ndok kenapa di sini, yah Diana yah " Teriak Ibu Diana panik melihat anaknya diam seribu bahasa, mematung tanpa kata hanya air mata yang terurai begitu saja.
"Ada apa buk,Diana kenapa" Tanya ayah diana.
"Lihat Pak diana kita kenapa Pak"
"Ini apa buk" Kata ayah diana sembari mengambil robekan undangan yang tergeletak dilantai.
"Coba di lihat Pak"pinta Ibu Diana.
Ayah Diana lalu menyusun robekan kertas tersebut dan terkejut melihat hasilnya.
" Ternyata undangan untuk seratus harinya nak Rudi Buk"kata Ayah Diana.
"Apa yah, pantas saja anak kita seperti ini, lalu kita harus bagaimana yah"
"Kita bawa dulu Diana ke kamar, nanti biar ayah telpon nak Harun untuk menjaga Diana, sementara kita datang ke rumah orang tua nak Rudi"
"Ya yah itu lebih baik"Ayah Diana lalu mengangkat Diana kedalam kamar. Dan menidurkan Diana di sana.
" Kamu harus ikhlas nak, nak Rudi sudah tidak ada, Allah levis sayang dia nak. Jangan seperti ini dong Diana, Diana anak ayah satu satunya, kalau Diana seperti ini bagaimana dengan ayah dan ibumu ndok"ucap ayah Diana sambil mengusap lembut rambut putri semata wayangnya.
Ayah Diana mengecup kening putri nya dan meninggalkan nya di dalam kamar.

Truuuuuuut truuuuuuut truuuuuuut
"Assalamu'alaikum yah, "
"Walaikumsalam, nak Harun apa ayah mengganggu kerja nak Harun"
"Tidak yah kebetulan Harun sedang istirahat, ada apa yah" Tanya Harun.
"Begini nak, tadi Diana menerima surat undangan acara seratus harinya nak Rudi, dia seperti shock berat nak, ayah dan ibuk tidak mungkin meninggalkan Diana sendirian di rumah, ayah harus menghadiri undangan itu,"
"Ayah tenang saja Harun akan ke rumah sekarang sepulang kerja, ayah dan ibu datang saja" Seperti Harun tau kalau ayah mertuanya, eh calon mertuanya mau meminta tolong untuk menjaga Diana.
Setelah telpon Harun ayah Diana menelpon dokter untuk memeriksa anaknya. Tidak lama setelah itu dokter yang biasa menangani Diana datang,dokter yang pernah disarankan Marisa dan Beni, bahkan sebagai tanda bahwa mereka sangat menyayangi Diana,karena bagi mereka Diana adalah kehidupan Rudi saudara mereka, mereka juga yang membayar semua kebutuhan Diana selama Diana sakit.

Drrrrt drrrrt drrrrt
"Assalamu'alaikum nak Marisa ada apa ya tumben telpon ayah" Tanya ayah Diana.
"Maaf yah barusan dokter Surya menelpon katanya Diana sakit lagi ya yah kok bisa" Tanya Marisa.
"Iya nak itu karena Diana melihat undangan seratus harinya nak Rudi, dia jadi seperti ini, mungkin tadi yang memberikan beda kurir" Jelas ayah Diana.
"Ya Allah kasihan Diana, baik yah seperti biasa ayah tidak usah bingung untuk biaya Diana kami yang tanggung, dan juga insyaallah saya dan Beni besok ke rumah ayah ya"
"Iya nak Marisa Terima kasih, nak Marisa sudah banyak membantu kami"
"Tidak Pak saya melakukan ini karena saya tau betapa besarnya saudara saya itu mencintai Diana."

Hari menjelang sore Harun sudah berada di rumah Diana.
"Nak Harun mandi dulu baju nak Harun ada di kamar Diana,kemarin ibuk memindahkan baju baju nak Harun karena biar nak Harun tidak bolak balik dari kamar tamu ke kamar Diana. " Ucap Ibu Diana.
"Nggeh Buk, Harun permisi mau mandi dulu" Harun lalu masuk kamar Diana dan mandi di sana. Dia belum bisa mendekati Diana karena masih diperiksa dokter. Dokter yang sedari tadi belum bisa pulang karena ingin memantau perkembangan Diana secara langsung.
"Sore dok" Sapa Harun.
"Sore mas Harun" Jawab dokter Surya.
Setelah berbasa-basi Harun lalu masuk kamar mandi dan menunaikan hajatnya.

Pagi hari Di sebuah taman yang indah, berbagai jenis bunga di taman di sana, Diana sedang duduk di bangku putih dan danau luas nan jernih menjadi pemandangan didepan nya.
Sepasang tangan menutup mata indah Diana.
"Siapa" Tanya Diana. Tidak ada jawaban dari sang pemilik tangan tersebut.
"Sayang apakah itu kamu" Tanya Diana sekali lagi. Pemilik tangan itupun masih terdiam membisu.
"Sayang Rudi Ardiansyah, bisa tidak jawab pertanyaanku" Ucap Diana dengan wajah cemberut nya.
"Heheee maaf sayang, jangan cemberut gitu dong aku hanya ingin menggodamu" Tutur Rudi yang langsung membawa kepala wanitanya bersandar di bahunya.
Kamu kenapa lama sekali sayang nemui akunya, aku takut tau kalau kamu pergi jauh dari ku, kamu tau aku seperti orang gila ketika kamu meninggalkan aku"protes Diana.
"Maaf sayang sekarang aku di sini bersama mu, aku tidak akan pernah meninggalkan kamu lagi Diana Larasati"
"Benar ya jangan pernah tinggalin aku, aku tidak bisa hidup tanpamu, aku sangat mencintaimu mu Rudi Ardiansyah" Ucap Diana. Rudi menggenggam tangan Diana di atas pangkuannya.
"Aku juga sangat mencintaimu Diana ku sayang, seperti kataku dulu aku akan selalu bersama mu, "ucap Rudi meyakinkan kekasihnya.
Diana seketika memeluk Rudi erat. Begitupun dengan Rudi yang membalas pelukan diana. Air mata kebahagiaan atas pertemuan mereka yang setelah sekian lama berpisah, mengalir deras di pipi mereka.
" Kamu janji ya sayang akan ada di sisi ku selamanya, jangan pernah pergi lagi aku mohon"pinta Diana.
"Iya sayang, kamu tenang saja kejadian dulu ketika aku meninggalkan mu, mulai hari ini aku tidak akan memiliki pemikiran seperti itu lagi apapun alasannya.kita akan tetap bersama, membangun keluarga yang bahagia di dalam istana cinta kita" Ucap Rudi.
Diana melepaskan pelukannya dan mendaratkan bibirnya di bibir Rudi.
Cup kecupan sesaat untuk kekasih nya yang telah lama meninggalkan nya. Tiba-tiba sekelompok orang tidak di kenal mendatangi mereka berdua.
"Wah wah ternyata ada yang lagi melepas rindu rupanya" Ucap seorang pria.
"Siapa kalian " Tanya Rudi.
"Siapa kami kami seseorang yang akan membuat kalian nangis darah"
"Apa maksudnya"
"Maksudnya seperti ini" Ucap pria satunya. Sambil menarik Rudi menjauh dari Diana, mereka membawa paksa Rudi, walaupun sekuat tenaga untuk melepaskan diri Rudi tidak berhasil. Mereka sangat banyak Rudi kewalahan. Sedangkan Diana kedua tangannya din pegangi oleh dua orang lainnya.

CINTA YANG TERNODAWhere stories live. Discover now