BAB 56.PENGEJARAN

2 2 0
                                    

"Ada apa ini, kenapa sedari pagi aku tidak tenang, semenjak bertemu Rudi semalam, pikiranku tidak tenang hatiku gelisah, ada apa denganmu sayang" Batin Diana.
"Di Diana" Panggil Ali.
"I iya Rud" Jawab Diana dia belum tau siapa yang sedang memanggilnya.
"Aku Ali bukan Rudi, kamu kenapa sih bengong aja, lagi berantem sama Rudi ya" Tebak Ali.
"Tidak Al, entahlah pikiran ku sedari pagi tidak tenang aku kepikiran Rudi terus Al"
"Oalah gitu to, jadi sudah ada ikatan batin ini, sampai memiliki firasat segala" Goda Ali.
"Al aku serius. Aku sangat gelisah ini"
"Kenapa tidak telpon saja, telpon dia nanti kalau sudah mendengar suaranya pasti kamu akan tenang"
"Iya kamu benar Al" Diana membenarkan perkataan Ali, dan segera mengambil HP di kantong bajunya. Mencari nama yang akan dia hubungi.

Truuuuuut truuuuuuu truuuuut

"Tidak diangkat Al"
"Coba telpon sekali lagi" Saran Ali akhirnya diana menelpon ulang hingga panggilan ke lima diana mendapat jawaban.
"Assalamu'alaikum sayang kamu dimana" Tanya diana .
"Walaikumsalam maaf mbak bapak Rudi nya sedang tidur, kami menuju tempat meeting. Kami ada meeting keluar kota" Ucap angga.
"Maaf kamu siapa ya " Tanya diana yang masih curiga.
"Saya sekertaris nya pak Rudi mbak, nama saya angga.
" O oke kalau begitu.. "Belum sempat diana meneruskan perkataanya dia mendengar sebuah suara.

Pyaaaaaaar

Telpon pun terputus.
" Halo mas angga, halo ada apa mas halo"diana jatuh luruh kelantai HP yang sedang dia pegang jatuh dan berantakan.
"Di kamu kenapa, ada apa dengan Rudi, di " Ali yang melihat diana jatuh kelantai merasa ikut panik. Ali menggendong diana dan membawanya kedalam ruang ganti disana terdapat ranjang tidur untuk istirahat para karyawan.
"Al ada apa dengan diana. Kenapa pandangannya kosong" Tanya melly.
"Di diana  ada apa di" Tanya melly ikut khawatir melihat sahabatnya seakan tidak berdaya.
"Apa kita telpon Rudi Al" Tanya melly.
"Jangan Rudi tidak akan bisa ditelpon. Entah ada apa dengan Rudi tadi diana sedang menelpon nya tapi yang mengangkat sekertaris nya. "
"Kalau begitu tidak ada cara lain selain telpon Harun. "

Sementara didalam mobil yang Rudi tumpangi,Angga dan pak hasan berusaha mengecoh lawan yang kini telah mengepung mereka. Ternyata bukan hanya dua mobil melainkan enam mobil sedang yang mengejar mereka.
"Pak bagaimanapun caranya pak Rudi harus selamat, walaupun nyawa kita menjadi taruhannya. " Ucap Angga.
"Iya Pak Angga, Pak Rudi sudah sangat baik kepada kita selama ini"
Pengejaran pun masih berlangsung, untuk saja pak hasan sangat lihai dalam mengendarai mobil dan juga mengecoh lawan. Bahkan bodyguard Rudi pun kini sudah mulai berdatangan mengendarai motor ninja mereka.
"Pak Hasan segera cari jalan yang aman, mereka akan kami tangani" Teriak salah satu dari kawanan bodyguard Rudi.
"Baik mas" Pak hasan berusaha keluar dari kepungan para pengejar, beberapa saat kemudian pak hasan memiliki celah untuk mereka melarikan diri.
"Alhamdulillah pak setidaknya kita sudah bisa keluar dari kepungan mereka " Ucap Angga. Hujan mulai turun cukup deras. Tetapi mereka belum juga mendapatkan tempat yang aman untuk majikannya.
"Pak Angga gawat Didepan seperti nya saya melihat dua sedan yang sama. Mungkin itu mereka pak" Ucap pak hasan sedikit panik.
"Kita jangan lewat depan pak kita lewat jalan lain saja" Saran angga.
"Tapi Pak hanya satu jalan yang bisa kita lewati tapi kalau hujan seperti ini akan susah pak, jalanan licin dan banyak jurang di depan pak"
"Haaaaah sial simalakama kalau seperti ini. Kita kejalan yang pak hasan sebut tadi saja setidaknya kita bisa membawa pak Rudi ketempat yang aman, tapi mengendarainya pelan pelan ya pak hasan" Pinta Angga.
"Baik pak, sebisa mungkin saya akan berusaha agar bisa melewati jalanan itu" Ucap pak hasan meyakinkan dirinya sendiri. Mobil yang dikendarai pak Hasan melaju melewati jalan bebatuan, dan juga curam. Dengan berhati-hati pak Hasan mengendarai mobil agar segera sampai tempat tujuan.

Di resto tempat diana bekerja kini Harun sudah berada di sana.
"Sayang kenapa, kamu kenapa sayang" Tanya Harun sambil memeluk diana erat.
"Mas ,mas Rudi, Rudi mas" Hanya itu yang keluar dari mulut Diana, diana  terlihat sangat shock.
"Sayang sudah tenangin diri kamu dulu nanti cerita sama mas ya" Harun membiarkan Diana menangis dalam pelukannya.
"Kalian kembali kerja saja biar Diana aku yang jaga. Jika aku butuh bantuan akan manggil kalian" Kata Harun kepada teman teman diana yang sedari tadi meninggalkan tugas mereka karena mengurus diana.
"Baiklah tolong jaga diana baik baik ya, nanti kalau butuh sesuatu saya didepan " Ucap Ali. Alipun meninggalkan Harun bersama Diana.
"Sayang sebenarnya ada apa denganmu" Batin Harun. "Secinta inikah kamu dengan Rudi, tapi kenapa kamu tidak bilang kepadaku, jika kamu jujur aku pasti akan menerima nya sayang" Batinnya lagi.
"Rudi sebenarnya ada apa dengan dia" Gumam Harun.
Di dalam resto Ali duduk terdiam dia merasa kedua sahabatnya sedang ada masalah, entah apa.
"Al gimana diana sudah mendingan" Tanya Bella yang sedari tadi tidak ikut melihat Diana karena dia sibuk mengurus pelanggan.
"Belum Bell, dia masih shock, entah apa yang terjadi saat telpon itu. "
"Kasihan Diana, semoga Rudi baik baik saja"
"Amiiiin"

"Pak Angga gawat, ada seseorang menghalangi jalan kita, kita harus bagaimana" Kata Pak Hasan panik.
"Jangan panik pak kita tetap maju saja, "
"Baik Pak"

Braaaak
tiba-tiba dari belakang sebuah mobil menabrak mobil yang dikendarai Pak Hasan.
"Sial siapa lagi ini" Umpat Angga.

Braaaak
Sekali lagi mobil itu menabrak mobil pak Hasan.
Doooor
Angga menembak mobil yang menabrak mereka. Tembakan berulang ulang tapi tidak membuahkan hasil.

Dooooorrr

Ternyata lawan mereka pun mulai menembaki mereka. Dan sialnya mereka sekarang tidak lagi memakai mobil yang anti peluru.
"Sial kenapa tadi kita memakai mobil ini" Umpat Pak Hasan yang kini tangan kanannya telah terluka terkena tembakan.
"Siapa yang tau pak kalau kita akan mendapat serangan seperti ini." Angga mencoba menenangkan Pak Hasan agar tidak gegabah.
"Iya Pak, tapi dimana polisi dan juga Bodyguard Pak Rudi kenaoa tidak ada yang menyusul kita"
"Entahlah pak, semoga mereka baik baik saja. "

Brak braaak braaak

"Hei hentikan mobilnya atau kalian akan m*ti disini. " Ancam seseorang yang mengendarai sepeda motor ninja yang angga tau itu milik salah satu bodyguard Rudi.
"Apa mereka kalah" Batin angga.
"Siapa kalian sebenarnya, kenapa kalian mengincar kami" Tanya angga setengah berteriak.
"Kamu tidak usah ikut campur ini urusan kami dan juga bos kamu" Ucap salah satu dari mereka lagi.
"Katakan kepada kami kenapa kalian menyerah kami"
"Dasar tidak sayang rupanya dengan nyawanya sendiri, baiklah kalau mau kalian seperti itu" Sebelum melakukan motor ninja nya seseorang yang dibonceng menembak bam mobil yang yang Rudi tumpangi

Ciiiiiittttt  braaaaaak

CINTA YANG TERNODAWhere stories live. Discover now