BAB 46.LAMARAN DIANA DAN HARUN

5 2 0
                                    

"Al, kenapa Diana hari ini tidak kelihatan" Tanya Rudi.
"Diana hari ini izin tidak masuk Rud,"jawab Ali.
"Ada apa , apa dia sakit"tanya Rudi lagi, Ali yang ditanya hanya diam membuat Rudi semakin penasaran.
" He bro malah diem aja, apa Diana sakit"Rudi mengulang pertanyaan nya lagi.
"Eng enggak Rud, eh aku kerja dulu ya itu ada pelanggan" Ali mengalihkan pembicaraan. Dia lalu pergi meninggalkan Rudi yang tengah duduk di bangku paling pojok.
"Kenapa Ali seakan menghindari pertanyaan ku, apa benar Diana sakit" Batin Rudi sambil mengaduk aduk kopi di depannya. Sedangkan Melly yang melihat temannya murung dia langsung menghampiri.
"Hei ada apa bengong gitu, pesen kopi tapi malah gak di minum. " Tegur Melly.
"Sepertinya percuma aku kesini Mell, Diana juga tidak masuk,aku kesini tiap hari hanya karena pingin bertemu dia"
"Jangan sedih dong Rud, kamu juga sih kenapa harus menghindari Diana, padahal dia sudah mencari mu kemana-mana, hanya kami tidak bisa jujur kepada nya karena janji kami kepada mu" Ucap Melly sambil mendudukkan dirinya di bangku depannya Rudi.
"Bagaimana aku bisa menemuinya Mell, aku ini duda, padahal dulu aku berjanji untuk setia. Tapi" Rudi menunduk lesu.
"Duda ya, apa pernah kamu tidur dengan mantan istri kamu, apa perjaka mu sudah kamu berikan ke orang lain, lalu Diana, dia juga bukan gadis perawan lagi, dia bekas orang, kalau kamu takut Diana tidak suka dengan mu yang statusnya duda, kenapa kamu mau sama Diana yang statusnya bekas mainan ora... "

Plaaak

"Stop Mell, aku gak nyangka kamu bisa bicara seperti itu kepada Diana, dia sahabat kita, jangan pernah bilang Diana bekas mainan orang, dia bukan mainan atau barang" Kata Rudi dengan amarah, tanpa sadar dia sudah menampar Melly.
"Hemm se cinta ini kamu sama Diana tapi kamu tidak bisa menyatakan nya, jangan sampai di dahului orang nanti kamu nyesel. Rudi hanya menunduk, menang benar yang dibilang Melly. Ali dan Bella yang sedari tadi melihat mereka bercakap-cakap memutuskan untuk bergabung.
" Benar kata Melly Rud, temui Diana kasihan dia kangen sama kamu, bahkan dia sering nangis lo kalau kami gak kasih tau keberadaan mu"kata Bella menyela.
"Sepertinya sudah terlambat" Ucap Ali yang membuat ketiga sahabatnya terkejut.
"Maksud kamu apa Al, ngomong seperti itu" Tanya Melly.
"Itu em itu" Ali ragu ragu ingin berkata jujur.
"Apa" Tanya Rudi yang semakin penasaran.
"Hari ini diana tidak masuk aku tau alasannya"
"Kenapa"
"Karena dia... "

Sementara Di kediaman Diana.
"Om tante mohon maaf kedatangan saya kemari dengan ayah dan juga keluarga saya lainnya, ingin melamar Diana menjadi pendamping hidup saya. Maaf lancang om, saya tau saya banyak salah sama Diana, tapi semenjak kejadian itu, saya merasa bersalah, tanpa aku duga cinta ini tumbuh begitu saja,dan karena cintaku kepada Diana aku bisa berubah seperti sekarang ini, dan aku yakin om sama tante tau saya sekarang seperti apa" Jelas Harun.
"Nak Harun kalau ayah, keputusan ada pada anak ayah Diana. Kalau ayah pribadi sudah melihat perubahan kamu selama bertahun-tahun ini kamu jadi laki-laki bertanggung jawab dan bisa dibanggakan. Hanya saja semua butuh persetujuan dari Diana juga"
"Iya om, saya akan Terima apapun yang Diana putuskan, aku juga ikhlas kalau Diana memilih orang lain yang menjadi pendampingnya. "
"Terimakasih Nak, ayah tidak menyangka kamu bisa sedewasa ini. Padahal dulu "
"Heheeee om bisa saja ini semua karena Diana om, kalau Diana tidak hadir dalam hidupku pasti aku masih dijalan yang salah. "Harun tersipu malu.
" Mohon Maaf Pak,nak Diana mana, kok sedari tadi kami tidak melihatnya"
"O iya sebentar lagi dia keluar masih di dalam, sebentar biar saya panggil" Ayah Diana akan bangkit dari duduknya tapi niat itu ia urungkan karena melihat Diana keluar kamar.
"Masya Allah cantiknya, nak Diana ini sering beli jajan ke rumah saya dulu waktu sekolah Dasar ya nak Diana" Tanya kerabat Harun.
"Nggeh Pak" Jawab Diana malu malu.
"Duduk sini nduk dekat Harun, tidak usah malu malu, sebentar lagi juga akan jadi suami istri kenapa harus malu"
Diana hanya tersenyum. Tanpa menjawab ocehan kerabat Harun.

Rudi sedang mengendarai roda duanya berharap segera sampai tempat yang dia tuju.rasa khawatir cemas menyelimuti batin Rudi, dia tidak menyangka dengan apa yang Ali katakan kepadanya.

"Sepertinya sudah terlambat" Ucap Ali yang membuat ketiga sahabatnya terkejut.
"Maksud kamu apa Al, ngomong seperti itu" Tanya Melly.
"Itu em itu" Ali ragu ragu ingin berkata jujur.
"Apa" Tanya Rudi yang semakin penasaran.
"Hari ini diana tidak masuk aku tau alasannya"
"Kenapa"
"Karena dia... "
"Dia kenapa"
"Dia hari ini lamaran"
"Apa" Tanya ketiga temannya.
"Hari ini Diana lamaran dengan Harun. Jika kamu mencintai nya dan memang kalian berjodoh batalkan lamaran itu Rud, karena dalam hati Diana dia tidak setuju dengan lamaran ini" Ucap Ali.

"Tidak Diana tidak boleh menerima lamaran itu, bodoh kenapa kemarin sudah ada kesempatan harus aku tinggal, bodoh dasar bodoh" Rudi terus mengumpat dirinya sendiri didalam hatinya. Beberapa menit kemudian Rudi telah sampai dirumah Diana, dia melihat banyak roda dua yang terparkir dihalaman rumah Diana. Dan suara orang mengucap hamdalah serta tepuk tangan membuat Rudi mempercepat langkah kakinya.
"Assalamu'alaikum" Ucapnya setelah didepan pintu rumah Diana.
"Ru Rudi" Ucap Diana shock.
"Iya di ini aku" Ucap Rudi lagi.
Diana hanya menunduk, menahan tangisnya, dia tidak ingin semua tau kalau sekarang dia sedang merasakan dilema.
"Masuk nak Rudi. " Ucap ayah Diana.
"Iya yah, " Rudi pun masuk dengan pandangan mata tertuju pada Diana yang tertunduk,dia tau kalau gadisnya pasti sedang menangis. Lalu Rudi duduk tepat didepan Diana yang membuat Diana tidak mampu untuk mengangkat kepalanya.
"Hai Rud, apa kabar" Tanya Harun.
"Alhamdulillah baik" Jawab Rudi dengan pandangan masih pada gadisnya.
"Aku tidak mengira kamu datang di acara lamaran kami Rud, Terima kasih ya, aku dan Diana sudah resmi bertunangan"kata Harun seolah olah dia ingin Rudi tau jika dialah pemenangnya.dia langsung menaruh tangannya dipundak tunangannya itu.

Deg

jantung Rudi berdetak hebat, dia kalah telak dengan Harun, dia berusaha menahan amarahnya dengan mengepal kan tangannya yang tersembunyi dibalik jaketnya. Pandangan tetap tertuju kepada Diana dan berharap apa yang Harun bilang tidak benar.
Setelah acara lamaran dan juga makan bersama keluarga Harun harus mengundurkan diri. Begitupun dengan Harun.
"Sayang aku pulang dulu ya, jaga dirimu baik baik di rumah,nanti malam aku telpon kamu" Bisik Harun.
"I iya hati hati mas" Jawab Diana.
Harun yang mendengar Diana memanggilnya mas tersenyum bangga.
"Terimakasih sayang sudah mau menerima ku, aku tidak mau janji apapun sama kamu, aku hanya mau bilang I Love you" Goda Harun yang membuat pipi Diana merah merona karena malu.
"Hem gitu ya bikin aku gak mampu untuk melangkah pulang. Sedikit boleh" Ucap Harun sambil menunjuk pipi.
"Gak ah mas malu banyak orang" Tolak Diana "sudah pulang sana ditinggal tu sama keluarga mas" Lanjutnya sambil mendorong pelan tubuh Harun. Diana lupa kalau dari dalam rumah ada yang mengawasi gerak gerik nya bersama Harun. Harun pun akhirnya pulang, dan Diana masuk kedalam rumah, suasana sepi karena tinggal ayah Diana dan ibu Diana yang di rumah, dan kini mereka keluar ke rumah saudara untuk mengantar makanan yang tadi dibawa oleh keluarga Harun.
Kini Diana hanya berdua dengan rudi diruang tamu.
"Jadi kamu sudah menjadi milik Harun di" Kata rudi sambil melirik jari tangan Diana yang sudah terpasang sebuah cincin mas dengan permata biru diatasnya.
"I iya Rud, " Hanya itu yang mampu keluar dari mulut diana.
"Tapi kenapa, kenapa kamu tidak menungguku di, ah sudahlah semua sudah terjadi. "
"Maafkan aku Rud, aku tidak bermaksud untuk menghianati mu tapi.... "

Tapi apa ya readers, apa yang akan di ucapkan diana.
Tunggu kelanjutannya di bab berikutnya ya. Jangan lupa vote dan juga komennya. Terimakasih readers sudah setia mampir di ceritaku.

CINTA YANG TERNODADonde viven las historias. Descúbrelo ahora