BAB 74.INGKAR

5 1 0
                                    

"Brengs*k...!!!.kamu sangat brengs*k Roi, kelakuan mas Harun dulu masih lebih baik daripada kamu" Teriak Diana di dalam kamarnya. HP yang dia pegang dia buang begitu saja, sedangkan barang barang sudah berserakan dilantai keadaan kamar kini seperti habis terjadi gempa.
"Aku menyesal,mau kamu ajak jalan malam itu, aku menyesal, dasar bod*h, bod*h aku sangat bod*h.kenapa cintaku kepadanya membuatku lemah seperti ini,cinta macam apa ini. " Gumam Diana. Dia duduk meringkuk diatas ranjang tidurnya dengan memeluk kedua lututnya.
"Kamu dimana Roi kenapa sampai saat ini kamu tidak ada kabarnya" Gumam Diana lagi.

"Roi, sudah pagi aku harus berangkat kerja, kamu bisa mengantarkan aku kan" Ucap Diana sambil menggoyang goyangkan tubuh Roi yang masih tertidur pulas.
"Emmm ada apa sayang " Jawab Roi pelan.
"Aku harus berangkat kerja,lagi pula kalau terlalu siang takut ada orang yang tau kalau kita bersama semalam" Kata Diana.Roi bangun dari tidurnya, dengan wajah yang masih terlihat mengantuk Roi memeluk Diana dan mencium keningnya.
"Kalau begitu kamu tinggal disini aja sayang untuk hari ini,nanti malam aku antar pulang" Pinta Roi yang di balas gelengan kepala oleh Diana.
"Tidak Roi, tidak bisa aku harus bekerja, tolong antarkan aku ya" Rengek Diana.
"Baiklah sayang,mana bisa aku menolak keinginan gadis belahan jiwaku ini, aku bersiap dulu ya, tunggu disini"ucap Roi sambil bangkit dari ranjang yang semalam dia tempati untuk menyenyelami lautan madu bersama sang pujaan hatinya.
Dia melangkahkan kakinya kekamar mandi untuk membersihkan diri sebelum mengantar Diana bekerja. Saat Roi keluar dari kamar mandi dia melihat Diana sudah siap untuk berangkat,memakai pakaian yang dia kenakan semalam juga rambut yang semalam digerai kini telah dia ikat keatas, sedikit polesan lipstik dibibirnya,Menambah betapa cantiknya Diana saat ini dimata Roi Abimana.
Roi mendekat kearah Diana dan sebuah kecupan mendarat didahi Diana.
"Kenapa pagi begitu cepat berlalu sayang, rasanya aku tidak ingin kehilangan kamu lagi" Bisik Roi dengan kedua tangan melingkar diperut Diana, sementara dagunya bersandar dipundak Diana.
"Roi, jangan gitu dong kita kan masih bisa bertemu lagi, kamu bisa datang ke resto menemuiku kan"
"Iya sayang tapi entah kenapa hari ini aku tidak ingin melepaskan kamu,aku ingin bersama mu Diana Larasati.asal kamu tau aku masih sangat mencintaimu Diana sayang, I Love You So Much" Air mata keduanya menetes tanpa terasa cinta yang mereka miliki tulus tapi mereka sadar dunia tidak akan mendukung cinta mereka,mengingat Diana kini sudah bertunangan dengan Harun.dalam beberapa menit suasana didalam kamar terasa hening karena keduanya larut dalam pikiran mereka masing masing.

Kriiing kriiiing kriiiing
Bunyi alarm dihp Diana yang semalam telah Diana atur agar dia tidak kesiangan berbunyi membuat kedua insan yang tengah melamun kembali tersadar.
"Sudah siang Roi ayo antar aku, kamu jangan bersedih ya kita pasti bisa bertemu lagi, aku gak kemana-mana kok" Ucap Diana. Tapi entah apa yang telah Roi pikirkan dia masih tidak bisa melepaskan Diana dalam dekapannya."Roi kamu kenapa, kamu gak berpikir akan meninggalkan aku kan setelah ini, Roi jangan bikin aku takut,kamu tidak akan meninggalkan aku kan Roi"kata Diana penuh dengan pertanyaan pertanyaan yang semakin membuat Roi merasa susah melepaskan Diana.
"Tidak sayang, aku janji akan selalu ada untuk kamu, aku tidak akan pernah meninggalkan dirimu Diana." Ucap Roi meyakinkan Diana. "Ya sudah ayo berangkat aku sudah siap" Ajak Roi sambil berlahan melepas pelukannya di pinggang Diana. Dia berjalan menuju meja rias dan mengambil sisir untuk menyisir rambutnya yang panjang dibagian depan.Diana hanya bisa melihat mantan kekasihnya tersebut penuh kekaguman, ini yang Diana inginkan, bisa melihat Roi dengan lebih dekat. Dulu sewaktu masih bersama Diana tidak bisa memandang Roi dengan seksama, karena waktu itu Diana masih terlalu polos, Diana yang lugu, berbeda dengan Diana yang sekarang. Lebih berani dan apa adanya, hanya saja Diana sekarang sangat rapuh, dia tidak bisa jika mendapat tekanan tekanan yang membuat mentalnya kembali melemah.hingga mengharuskan dia untuk meminum obat dari dokter atau jika parah mungkin Diana bisa kembali masuk ke Rumah sakit Jiwa. Mereka keluar rumah dengan rasa khawatir karena ternyata hari sudah begitu terang, dengan cepat Diana dan Roi memakai helm juga masker untuk menutupi jati diri mereka,mungkin orang sekitar akan mengenali Roi, tapi tidak dengan Diana, berhubung Diana tidak pernah kerumah Roi. Dengan mengendarai roda duanya Roi mengantar Diana berangkat bekerja. Tangan Diana yang masih melingkar dipinggang Roi, serta kepala bersandar dipunggung Roi, Diana merasakan sebuah kenyamanan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya.meskipun itu dengan Rudi ataupun Harun.
"Sayang,kita hampir sampai kamu jaga diri baik baik ya, jangan lupa makan dan istirahat.ingat jangan pernah berpikiran berlebihan jangan terlalu stress biar kejadian setahun lalu tidak terulang kembali" Nasehat Roi, iya Diana semalam menceritakan keadaannya yang dulu pernah mengalami depresi sehingga dia harus masuk kerumah sakit jiwa.
"Roi kamu bicaranya seperti orang mau pergi jauh aja" Ucap Diana seperti mendapat sebuah firasat.
"Aku hanya tidak ingin kamu kenapa napa di,aku ingin kamu sekuat dulu" Ucap Roi sambil menghentikan roda duanya didepan Resto dimana Diana bekerja. Walaupun hari ini tahun baru Resto tetap buka karena pasti pengunjung banyak yang mampir untuk makan. Diana turun dari sepeda motor Roi dan memberi sebuah ciuman di pipi lelaki yang telah mengantarnya bekerja.
"Aku kerja dulu ya Roi" Pamit Diana.
"Iya Di ingat pesan ku ya kamu harus kuat" Ucap Roi sambil memeluk Diana setelah dia berdiri di hadapan Diana sementara roda duanya terparkir disampingnya.
"I Love You Diana" Bisik Roi. Entah kenapa langkah Diana meninggalkan Roi kali ini teramat berat. Diana memandang Roi yang meninggalkan halaman Resto dari depan pintu Resto.

Malam ini Diana pulang dari bekerja di antar oleh Ali, karena semenjak semalam Harun seperti nya masih marah, sedangkan Roi sejak dia meninggalkan resto, setelah mengantarkan Diana hpnya tidak bisa dihubungi. Pesan yang Diana kirimpun tidak ada respon dari Roi.
"Terima kasih Al, maaf sudah merepotkan kamu malam ini" Ucap Diana kepada Ali sesampainya di rumah.
"Iya Di, tidak apa apa kitakan sahabat, selagi aku bisa, aku pasti akan membantu, ngomong ngomong Harun kemana kok tumben gak menjemput mu hari ini" Tanya Ali sambil duduk di sebuah kursi didepan rumah Diana.
"Tunggu disini Al aku bikinkan kopi dulu nanti aku cerita sama kamu" Kata Diana sambil melangkah kedalam. Beberapa menit kemudian Diana keluar dengan membawa dua gelas kopi di nampan dan pakainanyapun sudah ganti dengan pakaian rumahan.
"Silahkan Al" Diana menyodorkan Kopi ditangannya untuk Ali.
"Terimakasih Di, jadi bagaimana kenapa Harun gak datang, apa karena Roi" Tanya Ali menebak-nebak.
"Iya Al, entahlah mas Harun seperti nya marah sama aku" Gumam Diana sambil menunduk sedih, rasa bersalah kepada Harun menyelimuti dirinya.
"Wajar Di kalau dia marah, akupun kalau jadi Harun juga akan marah di" Kata kata Ali membuat Diana semakin bersalah. "Tapi tenang saja aku tau Harun tunggu hingga kemarahan nya mereda nanti pasti dia menghubungi kamu.

Sebulan telah berlalu semenjak malam tahun baru itu, selama seminggu itu juga Roi tidak bisa di hubungi, ataupun memberi kabar.entah kemana dia sekarang. Harapan Diana akan janji janji Roi kini telah sirna,pada mulanya Diana berpikir mungkin Roi tengah sibuk dengan usaha barunya. Tapi selama sebulan itu mustahil jika dia tidak memberi kabar kepada Diana jika dia hanya sibuk bekerja. Atau Roi tengah mengingkari janji yang dia buat kepada Diana bahwa dia akan selalu ada untuk Diana. Marah, kecewa akan perlakuan Roi terhadapnya, tipu daya yang membuat Diana luluh hingga memberikan tubuhnya kepada Roi cinta pertamanya. One nightt stand mungkin itu yang di inginkan Roi malam itu.entahlah...
Kini Diana tinggal meratapi nasibnya, bahkan kesalahan yang dia buat, dengan mempercayai seorang Roi Abimana, membuatnya jauh dari tunangan nya yang selalu ada untuknya.
"Maafkan aku mas Harun" Batin Diana

CINTA YANG TERNODAWhere stories live. Discover now