BAB 52.BERSAMA HARUN

7 2 0
                                    

Sebelum berangkat kekantor Rudi mengantar Diana ke resto tempat dia bekerja. Sesampainya di sana ternyata pegawai resto juga teman teman Diana sudah ngumpul, hanya saja resto belum dibuka.
Tetapi pandangan mereka bukan pada teman teman kerja Diana tapi seseorang yang sedang duduk di bangku bawah pohon.
"Ha Harun, " Ucap Diana.
"Sayang bagaimana, dia disini" Lanjut Diana sambil memegang erat tangan Rudi.
"Sayang gak papa kok, kamu turun saja, aku tidak akan sakit hati sayang, seperti kataku semalam" Ucap Rudi meyakinkan Diana.
"Aku bisa bicara Seperti itu untuk menguatkan Diana, tapi kenapa hati ini sakit" Batin Rudi.
"Ayo kita ke rumah kamu lagi saja yang ,aku gak mau bikin kamu terluka, sudah cukup ayo sayang" Rengek Diana,Rudi mencium kedua tangan kekasihnya itu untuk menguatkannya sekali lagi,
"Tidak apa apa sayang aku percaya sama kamu, kamu mencintaiku, itu sudah cukup bagiku. Ayo turun keburu telat nanti aku ke kantornya.
Diana mau tidak mau harus nurut apa yang dibilang Rudi, untuk segera turun, di lanyangkan sebuah kecupan dibibir pria nya untuk meyakinkannya bahwa cintanya hanya untuk Rudi seorang.
"Aku turun ya, kamu baik baik ya Assalamu'alaikum"
"Walaikumsalam" Jawab Rudi sambil tersenyum. Diana langsung turun dari mobil Rudi dan melambaikan tangan saat Rudi meninggalkannya.
Dia berbalik dan melangkah kearah dimana teman temannya berkumpul.
"Assalamu'alaikum" Ucap Diana.
"Walaikumsalam" Jawab teman temannya serempak.
"Ciiiieee yang lagi jatuh cinta" Bisik melly dengan hati hati takut didengar Harun.
"Apaan sih" Diana tersenyum malu malu.
"Semalam tidur di rumah Rudi ya kan, eh bukan rumah kalian, karena aku tau Rudi gak suka kalau rumah itu hanya dibilang rumahnya, harus milik berdua" Ali menekankan.
"Iya Al,aku dari sana kemarin juga dari rumah mantan istrinya"
"Alhamdulillah jadi sudah tidak salah faham lagi kan"
"Gak Al, maaf ya kemarin aku gk mau dengerin kamu sampai selesai"
"Iya gk papa, itu temui tunangan mu, sudah lihatin kamu dari tadi takutnya salah faham"
"Ya udah aku ke sana dulu" Diana lalu menghampiri Harun yang memandangi diana dari kejauhan.
"Assalamu'alaikum" Ucap diana sesampainya di dekat Harun.
"Walaikumsalam, dari mana kok berangkat sama Rudi, dan HP kamu beberapa hari tidak bisa dihubungi"
"Kamu cemburu mas"
"Gak sayang cuma mas khawatir, kemarin kamu juga gak masuk kerja, kata teman kamu juga kamu gak izin"
"Maaf mas, aku kemarin kerumah mantan istrinya Rudi dia pingin bertemu denganku" Ucap Diana berbohong. "Kenapa ya rasanya susah untuk menjalani ini semua, harus berada diantara dua lelaki yang sama sama mencintai ku"batin Diana.
" Ya sudah mas kesini cuma mau ngajak kamu sarapan, tapi seperti nya kamu sudah sarapan "kata Harun dengan nada kecewa. Diana yang melihatnya merasa bersalah.
" Mas, nanti malam kita diner yuk"ajak Diana.
"Kamu mau keluar malam sama aku sayang"
"Iya mas, aku mau"
"Alhamdulillah ya sudah, nanti malam sepulang kerja aku jemput ya sayang"
"Iya mas"
"Ya sudah mas pulang dulu, mas juga mau kerja,"
"Iya mas hati hati"
"Apa gak mau salim dulu" Goda Harun.
"I iya " Kata Diana sambil menjabat tangan tunangannya dan mencium punggung tangannya.
"Assalamu'alaikum sayang mas pulang hati hati kalau kerja ya"
"Iya mas Walaikumsalam"
Setelah bertemu dengan Diana Harun langsung pulang ke rumah, sedangkan Diana memulai pekerjaan nya di resto. Hari berlalu begitu cepat, kini senja telah menyapa, Diana baru ingat kalau belum mengabari kekasihnya kalau nanti mau keluar bersama Harun diputuskan untuk menelpon Rudi.

Truuuuut truuuuut truuuuut
"Assalamu'alaikum sayang ada apa telpon sudah kangen ya"
"Walaikumsalam sayang, apa aku mengganggu"
"Tidak ada apa sepertinya serius"
"Iya sayang maaf malam ini jangan dijemput ya, tadi Harun ngajak makan malam"
"Oo jadi ada yang mau diner ini, aku gk diajak dong" Rudi pura-pura merajuk.
"Sayang, pliiiis jangan gini aku gak sanggup, kalau kamu tidak suka aku batalin ya, nanti kita diner berdua bagaimana" Rayu Diana.
"Gak sayang pergilah diner aku tidak apa apa kok,pokoknya jangan sampai berikan itu lagi kepada nya. Ingat ya sayang dijaga dirinya baik baik"
"Iya sayang terimakasih sudah percaya sama aku"
Setelah telpon Rudi dan mendapatkan izin Diana bersama Harun keluar untuk mencari makan . Diana dan Harun berhenti disebuah warung makan pinggir jalan, hari ini Diana pingin makan sate ayam di langganan mereka berdua dulu,.
"Alhamdulillah ternyata masih jualan orangnya, aku pikir sudah tidak jual lagi. "Celoteh Diana karena girang. Harun yang melihat tersenyum bahagia melihat tunangan.
" Kamu bahagia sayang"tanya Harun.
"I iya, ayo mas kita makan itu nasi sama satenya sudah datang"
"Iya sayang ayo kita makan" Diana dan Harun, makan malam dengan diiringi candaan dan juga tawa. Dari diana yang makan blepotan, dan Harun yang mengusapnya.
"Harun sekarang berbeda, aku suka dia seperti ini, eh apa apaan sih aku, tidak perasaan ku sama Rudi tidak bisa pudar, aku bersyukur kalau harun sudah berubah, tapi cintaku kepada Rudi cukup kuat."batin Diana. Setelah selesai makan diana dan Harun berjalan jalan memutari alun alun kota,candaan dan juga godaan sering Harun lontarkan.
"Mas, ayo istirahat dulu, aku capek"
"Iya sayang ayo kita duduk di bawah pohon situ" Ajak Harun sambil menunjuk kursi kosong.
"Kenapa jalan seperti itu"′tanya Harun setelah melihat diana berjalan berjinjit.
" Kayaknya aku Terkillir mas"
Tanpa pikir panjang Harun menggendong diana sampai kursi yang ditunjuknya tadi. Sesampainya dikursi Diana duduk dibantu Harun, dan Harun duduk di bawah.
"Maaf sayang izinkan mas pegang kaki kamu sebentar,"
"Kenapa mas"
"Aku mau pijit kakimu sebentar boleh" Diana mengangguk tanda setuju.
"Tenang ya ini akan sedikit sakit"
"Aduuuuh" Teriak Diana, sambil tangan mencengkeram pundak Harun.
"Sudah gak sakit kan " Tanya Harun.
"Gak mas terimakasih"
"Sama sama tapi bisa gk kalau cengkraman nya dilepasin, aku masih normal seperti dulu lo, takut nya aku khilaf"Diana spontan melepas gengamannya dari bahu Harun. Malam ini Diana menikmati malam dengan tunangannya yang dulu mengambil harta berharganya.Malam ini Diana berasa memiliki seorang kakak, iya Diana tidak merasa Harun memperlakukan nya sebagai tunangannya, tapi lebih seperti kakaknya. Diana tidak mau bertanya kenapa, tapi yang jelas ini tidak akan mempengaruhi hubungannya dengan Rudi.
"Sayang sudah malam kita pulang ya, takutnya ayah sama ibu nyari, beberapa hari ini mereka menghawatirkan kamu, kita pulang ya, besok kita kesini lagi.
" Baik mas kita pulang tapi aku mau beli bakso dulu buat ayah sama ibu"
"Ya sudah biar aku belikan."
"Jangan mas"
"Sudah tidak apa apa, ayo kita pulang" Harun menggenggam tangan Diana dan mengajaknya pulang setelah mendapatkan bakso untuk orang tua Diana.

CINTA YANG TERNODAWhere stories live. Discover now