BAB 42.BENI DAN MARISA

5 2 0
                                    

POV BENI

Pagi ini saat akan menghadiri rapat penting, aku mendapat telpon dari Marisa.wanita pujaanku semenjak SMA.

Flashback..

Bruuuuk

Aku merasa ada yang menabrak ku dari belakang. Ku balikkan tubuhku ternyata seorang gadis yang tidak pernah aku lihat sebelumnya di sekolahku. Mungkin dia siswi baru
"Maaf maaf kak" Ucapnya sambil memunguti buku yang berserakan dilantai.
"Tidak apa apa, lain kali kalau jalan lihat depan, masa orang sebesar ini gak kelihatan" Ucapku sambil membantunya mengambil buku bukunya.
"I iya kak maaf tadi aku buru buru"
"Baiklah tidak apa"
"Terimakasih kak aku permisi dulu" Lalu gadis itu melangkah meninggalkan ku.
"Heeei tunggu" Panggilku yang seketika menghentikan langkah gadis itu. Aku pun berjalan kearahnya.
"Iya kak ada apa lagi" Tanyanya .
"Kalau boleh tau siapa nama kamu" Tanyaku entah kenapa semenjak ku melihatnya tadi jantungku berdetak tidak beraturan. Berbeda saat aku mendekati gadis gadis yang pernah aku pacari. Jangan bilang kenapa aku sebut gadis gadis karena aku memang terkenal Playboy disekolah ku sejak kelas satu, dulu juga kakak kelasku banyak yang aku pacari, bahkan sampai persahabatan mereka hancur hanya karna aku. Tapi dengan gadis yang menabrak ku ini rasanya berbeda, apa mungkin aku jatuh cinta, tunggu jatuh cinta masa iya seorang Beni brahmanto seorang master Playboy disekolah jatuh cinta.
"Kak kok malah ngelamun" Gadis itu menepuk tanganku hingga membuyarkan lamunanku.
"I iya ada apa" Tanyaku gugup karena terkejut.
"Tadi katanya mau tau namaku, dikasih tau malah ngelamun. " Ucapnya sambil tersenyum.Demi langit dan bumi senyumnya sangat manis. Aku sudah gila benar-benar gila.
"Kak kok ngelamun lagi, sudah ah aku mau ke ruang guru, mau ngantar buku kena marah nanti kalau sampai telat" Diapun sekali lagi pergi meninggalkan aku yang masih mematung.
"Hei bro ngelamun mulu, sepertinya master Playboy kita klepek klepek karena gadis baru itu, siapa tadi namanya Marisa iya Marisa" Ucap heru teman Beni.
"Taulah" Jawabku sambil meninggalkan teman temanku yang sedang menggodaku.
"Ternyata namanya Marisa, nama yang cantik sama seperti orangnya" Batinku. Semenjak saat itu aku dan Marisa sangat dekat awalnya kita hanya berteman pulang bareng, makan dikantin bareng bahkan berangkat sekolah bareng. Tetapi selama satu tahun aku mengenalnya aku tidak berani mengungkapkan perasaanku kepadanya. Entah kenapa gadis satu ini sangat susah untuk aku dapatkan. Hingga akhirnya aku lulus sekolah dan orang tuaku mengirim ku sekolah di Singapura.Dan aku tidak pernah melihat nya lagi karena selama kuliah aku tidak pernah balik ke Indonesia. Sampai pada suatu hari dimana aku sedang libur kuliah dan aku ingin berlibur di salah satu tempat wisata di Singapura dan disitu tidak sengaja aku melihat seorang gadis yang selama ini akun rindukan, dia sedang bersama orang tuanya sedang menaiki Kincir raksasa yang sama denganku hanya beda ruang.
"Apakah itu, tidak mungkin aku pasti hanya berhalusinasi" Batinku.
"Mana mungkin dia sampai disini"
Kulihat gadis itu melambaikan tangannya kearahku, yang langsung diikuti kedua orang tuanya.
"Apa dia melambaikan tangannya kepada ku," Pikirku ku tengok kanan kiri semua orang yang seruang denganku sedang asik berfoto selfi, jadi benar dia melambaikan tangannya padaku. Ku usap usap mataku karena aku takut ini hanya hayalan ku. Tapi ternyata masih sama mereka tersenyum kearahku. Disaat Kincir raksasa itu berhenti aku turun terlebih dahulu karena ruang atau gerbang ku didepan gerbang Marisa. Aku menunggu pemberhentian selanjutnya karena penasaran benarkah itu Marisa yang selama ini aku rindukan.
"Assalamu'alaikum nak Beni" Ucap seseorang yang membuyarkan lamunanku.
"Walaikumsalam om tante, sa kalian disini, jadi benar tadi itu kalian" Tanyaku.yang membuat Marisa tertawa.
"Pantas saja kamu tadi bolak-balik mengusap mata takut salah lihat ya" Goda Marisa.
"Iya siapa menyangka kalau kamu dan orang tua mu kesini. Ngomong ngomong kenapa kemari Sa"
"Itu ben Marisa kan baru lulus SMA jadi kami mengajak Marisa jalan jalan disini, dan juga nenek Marisa sedang sakit dan dirawat di rumah sakit disini jadi ya seperti kamu lihat kita disini.
" Oo sekarang om tante dan Marisa mau kemana"
"Paling balik kerumah sakit dulu nanti baru balik ke apartemen. " Ucap ayah Marisa.
"Em em" Aku sulit untuk mengungkapkan keinginanku untuk mengajak Marisa berjalan jalan di sini dulu.
"Kalian jalan jalan saja nanti Beni tolong antar Marisa ke apartemen ya nanti alamatnya om kirim lewat WA. " Kata ayah Marisa seakan tau keinginan ku.
"Baik om"
Setelah orang tua Marisa pergi aku dan Marisa memutuskan untuk mencari makan.
"Kita makan dimana Beni" Tanya Marisa.
"Karena hari ini aku liburan sengaja tidak membawa mobil jadi kita terpaksa naik kereta, nanti kita makan di MRT ya dekat apartemen ku"
"Baiklah, nanti apa kamu mau perlihatkan aku apartemen kamu disini" Tanya Marisa.
"Tentu mengapa tidak"
Kami akhirnya pergi naik kereta dan berhenti di MRT dekat apartemen ku.
"Kamu mau makan apa" Tanyaku kepada Marisa yang sedari turun dari kereta melihat lihat lampu hias yang dipasang sepanjang jalan.
"Terserah kamu saja Ben, aku ikut saja"
"Kita makan nasi goreng aja ya nasi goreng disini beda lo"
"Boleh " Jawab Marisa, aku lalu mengajak Marisa kekedai warung nasi goreng terenak di MRT ini.
"Ben Ben " Panggil Marisa.
"Iya ada apa"
"Apa boleh kita makan masakan India, seperti nya enak"
"Boleh ayo" Kami lalu menunju rumah makan india. Kami memesan makanan setelah membuka menu. Kulihat Marisa makan dengan lahap, setelah pesanan kami datang. Aku merindukan saat saat seperti ini dengannya. Setelah selesai makan dan aku membayar pesanan kami, akhirnya aku mengajak Marisa ke apartemen ku.
"Wao Ben ini besar sekali, lebih besar dari apartemen ayahku" Teriak Marisa.
"Gk lah Sa, ini hanya apartemen biasa masih banyak yang lebis besar dan luas contohnya itu apartemen didepan" Kata ku sambil menunjuk apartemen yang aku maksud.
"Iya sih tapi sumpah ini bagus banget ben, nyaman lagi tempatnya."
Kuajak Marisa keliling apartemenku. Kulihat senyum yang aku rindukan dua tahun ini akhirnya  aku bisa melihatnya lagi. Rasa rindu yang tidak bisa lagi aku pendam membuatku kehilangan akal.
"Marisa" Panggilku.
"Iya" Jawabnya singkat.
"Kamu cantik Sa, aku sangat merindukanmu" Kupeluk erat tubuh Marisa yang mungil beberapa saat hingga entah setan mana yang merayuku,aku hampir membuat sebuah kesalahan,aku hampir menodai gadis yang aku cintai, walaupun tanpa penolakan darinya jika telpon dari orang tua Marisa Tidak menganggu aktivitas panas kami, mungkin beberapa detik saja aku sudah merenggut kesucian gadis ku.
"Kamu angkat dulu saja Sa" Kataku dengan berusaha menahan gejolak nafsu yang sudah tidak bisa lagi aku tahan.
"I iya maaf Ben, " Marisa meminta maaf mungkin dia tau apa yang aku rasakan saat ini.
"Halo yah, ada apa  aku akan balik ke apartemen malam ini aku dan Beni masih jalan jalan " Bohong Marisa.
"Apa ya innalillahi, baik yah aku akan kerumah sakit sekarang" Kulihat Marisa menangis setelah mendapat telpon dari ayahnya.
"Sa kenapa" tanyaku sambil membelai rambutnya yang panjang.
"Nenek nenekku Ben, nenek sudah meninggal" Jawab Marisa ditengah isak tangisnya.
"Ya sudah kamu mandi dulu, walaupun kita tidak sampai melakukan nya, tapi kita sudah berhubungan bersihkan badanmu dulu di sini biar aku mandi dikamar sebelah, lalu kita kerumah sakit ok, kamu tenang duluan ya" Marisa hanya menganggukan kepalanya. Setelah mandi dan bersiap kami pergi kerumah sakit dimana nenek Marisa dirawat.
Flashback selesai.
Semenjak saat itu aku tidak pernah menemui Marisa lagi dan sebulan lalu aku tidak sengaja bertemu dengannya. Aku hanya tau dari orang-orang kepercayaan ku kalau Marisa sudah menikah. Tapi pernikahan nya terjadi karena perjodohan, dan suaminya mencintai wanita lain. Karena cintaku padanya tidak pernah pudar dan setelah perceraian ku dengan istriku membuat aku benar-benar menginginkan apa yang dulu pernah aku lakukan kepada Marisa. Dan ajaibnya Marisa mgeiyakan. Kali ini berbeda tubuh Marisa lebih menggoda daripada beberapa tahun lalu, dan malam itu kesalahan itu benar-benar kami lakukan. Bukan hanya sekali atau semalam tapi selama empat malam kami bersama. Hari ini kabar kehamilannya membuat lengkap kebahagiaan ku. Aku akan segera menyelesaikan tugasku dan pulang untuk meminta Marisa dari suaminya.

CINTA YANG TERNODATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang