BAB 16.REKAN BISNIS

15 3 0
                                    

Hai readers sudah nunggu lama ya, maaf ya karena sedang sibuk jadi belum bisa update cerita,
Dan untuk kalian yang sebentar lagi menjalankan ibadah Puasa, selamat menunaikan Ibadah puasa mohon maaf lahir batin ya readers....

POV Harun.

Hari ini aku mengantar Diana bekerja, beberapa hari ini Diana sudah tidak lagi menolakku,Dia mulai menerimaku, entah itu terpaksa atau memang benar benar menerimaku aku tidak pernah tau, bagiku sekarang dia menjadi milikku.
Awalnya aku memang tidak pernah mencintainya, aku mendekatinya hanya karena nafsu semata. Tetapi setelah kejadian malam itu entah kenapa mendengar dia masuk rumah sakit karena ulahku aku tidak bisa tenang, gelisah rasa sayang itupun muncul begitu saja.mungkin ini yang disebut senjata makan tuan.

"Sayang aku masuk dulu ya" Kata Diana

"Iya sayang hati hati kalau kerja" Jawabku. Aku melihat senyum tulus dibibirnya, bibir manis yang selalu membuatku ingin mencicipi nya sekali lagi.

"Iya sayang kamu juga hati hati kalau pulang. " Diana pun melangkah masuk kedalam warung makan. Disana Diana disambut seorang cowok yang pernah meninjukumeninjuku dulu tengah melihatku dengan tatapan tidak senang.

"Bodoh amat yang penting Diana menjadi milikku" Ku membatin. Kuputar sepeda roda dua ku kulajukan menuju alun alun kota, karena hari ini aku harus menemui seseorang yang bisa membahagiakanku. Seorang gadis yang selalu membutuhkan kehangatan seorang pria, bahkan rela mengeluarkan berapapun uang yang aku minta. Gadisku hanya satu yaitu Diana, tetapi aku tidak menolak jika ada yang menginginkan ku untuk menemaninya. Aku pria normal siapa sih yang bisa menolak kalau di beri makanan dibayar lagi. Sesampainya di alun alun kota, aku sudah melihat gadis yang aku temui sedang duduk dikursi besi dengan memakai rok mini warna biru tua diatas lutut dan kaos singlet warna putih rambut yang tergerai menambah berapa cantiknya gadis itu.

"Maaf menunggu lama"

"Tidak sayang aku baru datang"

"Ayo langsung ke hotel saja aku sudah pesan tadi" Katanya sambil menarik lenganku.

"Sepertinya kamu sudah tidak sabar ya" Ejek ku.

"Aku selalu tidak bisa tahan kalau dekat kamu, ayolah" Rengeknya.aku hanya tersenyum tipis dan mengikuti kemauannya. "Uangmu sudah aku siapkan jadi jangan khawatir" Lanjutnya.

"Ok ayo" Kataku dengan semangat setelah mendengar kata uang.

Beberapa menit kami sampai di depan sebuah hotel mewah yang berada ditengah kota. Gadis yang bersamaku langsung menarikku setelah aku memarkirkan sepeda roda duaku. Sesekali dia menciumku.kamar yang kita tempati berada dilantai tiga jadi seharusnya kita naik memakai lift tapi gadis ini menarikku lewat tangga darurat.

"Hei kenapa lewat sini, kan lebih cepat lewat lif" Tanyaku heran.

"Sudah sayang diam, aku sudah tidak tahan" Ucapnya sambil mendorong ku mendekat tembok tidak pernah aku mengira kalau gadis yang bersamaku kali ini seberani ini, dia mengangkat rok mininya yang ternyata kulihat dia sudah tidak memakai dalaman.

"Astaga" Kataku kaget.

"Ada apa sayang ayolah lakukan sekarang" Dia langsung memeluku melumat bibirku sekali kali dia menggigit ku tangannya yang lembut bergerilya diarea sensitif ku hingga tubuhku memanas, aktifitas yang ingin gadis itu dapatkan akhirnya aku wujudkan di atas tangga darurat yang memang tidak ada satu orang pun yang lewat. Beberapa menit menyalurkan hawa panas di tubuh kami akhirnya selesai juga dengan nafas yang masih  ngos-ngosan kami berjalan menaiki tangga menuju kamar kami.

"Terimakasih sayang kamu selalu bisa menyenangkanku" Kata gadis itu.

"Iya kalau butuh lagi bisa langsung hubungi aku, aku akan selalu ada untukmu" Aku pun bersemangat, karena uangku pun akan mengalir darinya.

"Kemarin malam aku melihatmu keluar dari penginapan, habis sama pacar kamu apa gadis seperti ku" Tanya gadis sebelahku yang sedang membuka pintu kamar. Kamipun memasuki kamar hotel yang sangat luas menurutku. "Ini bukan hotel tapi apartemen " Batinku.

"Kok gak jawab" Kata kata gadis itu mengagetkan ku.

"Em itu dia kekasihku" Jawabku jujur, karena memang antara kami tidak ada rasa hanya sekedar rekan bisnis, bisnis yang menguntungkan buat kami dia mendapat kepuasan aku mendapat uang, jadi diapun tidak pernah melarang kalau aku bersama kekasihku.

"Enak ya jadi kekasihmu, bisa bersama sepanjang malam pasti kamu melakukannya berulang ulang" Tiba-tiba kata kata gadis itu membuat aku tersedak karena aku sedang minum.

"Kamu juga bisa melakukannya padaku berulang ulang sampai kamu puas asal bayarannya sesuai" Kataku menantang nya. Tak kuduga gadis itupun langsung lari dipelukanmu dan mendorong ku keatas kasur. Bibirnya bermain dibibir dan telingaku yang membuatku Bergidik aura panas ditubuhnya memuncak untuk kedua kali.

"Anggap saja bayaran mu beres, puaskan aku hingga pagi datang"Bisiknya ketika bibirnya mendekat ditelingaku.

" Bagaimana bisa hingga pagi aku harus menjemput kekasihku jam 7 malam nanti"batinku."ah bodoh amat, yang penting aku mendapatkan uang lebih terlebih dahulu"batinku sekali lagi. Kamipun melampiaskan hasrat kami yang panas siang ini hingga malam datang entah sudah berapa kali kita melakukannya, bahkan aku lupa jika perut ku belum aku isi bukan hanya itu aku juga lupa kalau belum mengirim pesan ke Diana.

"Oh astaga aku lupa kasih kabar kekasihku kalau aku tidak bisa menjemputnya" Teriakku sambil bangun dari ranjang saat masih dalam pergulatan. Tetapi gadis yang bersamaku tidak mengizinkan ku untuk meninggalkan ranjangnya yang sudah basah karena keringat kami.

"Biarkan untuk saat ini, saat ini kamu milikku, ingat aku sudah membayar mu" Katanya. Akupun menurut walaupun pergulatan ini tidak senikmat saat bersama Diana tetapi uangnya sangat menggiurkan. Baru kali ini aku melayani gadis berulang ulang, biasanya seperti perjanjian hanya sekali.
"Maafkan aku di,kamu pasti sedang menungguku" Batinku. Tiba-tiba sebuah ciuman mendarat di bibirku yang membuyarkan lamunanku.

Pagipun tiba aku sudah berkemas untuk meninggalkan hotel dimana aku bisa mendapatkan uang dan melupakan sejenak kekasihku. Ku lirik gadis yang sudah bergulat panas denganku sehari semalam tanpa henti, mungkin kini dia lelah. "Baru kali ini aku melihat gadis tidak punya rasa lelah saat melakukan itu" Batinku. Setelah siap akupun keluar hotel dan menuju tempat kost Diana, iya Diana sudah satu minggu ini ngekost karena agar hubungan kami tidak diketahui orang desa kami. Setibanya di tempat kost Diana aku melihat Diana bersama pria yang  bekerja di mana Diana juga bekerja, siapa lagi kalau bukan Rudi.

"Sial aku kecolongan" Gumamku.
Akupun berjalan kearah Diana yang sedang menatapku penuh tanya.

"Selamat pagi sayang aku antar kerja ya, sekalian beli sarapan dulu di warung pecel pinggir jalan sana" Ajakku.

"Tidak sayang terimakasih tapi hari ini aku akan berangkat bersama Rudi, sekalian mau menjenguk Bella yang sedang sakit" Diana menolak halus diapun melangkah pergi meninggalkan aku. Ku tarik lengan Diana dan ku dekatkan padaku.

"Heei jangan kurang ajar sama cewek"bentak Rudi.

" Jangan ikut campur "kataku aku langsung mengajak Diana duduk dibawah pohon depan kost nya.

" Kamu apa apaan sih aku mau berangkat sudah telat ini"

"Kamu marah sayang"

"Nggak buat apa aku marah, marah kenapa memangnya" Tanyanya.

"Karena aku kemarin tidak menjemputmu"

"Itu urusan kamu, lagian aku bisa pulang sendiri"

"Jangan begitu sayang, aku minta maaf, tapi kemarin aku sedang ada keperluan mendadak"

"Ya sudah aku tidak  apa apa, aku mau berangkat Rudi sudah menungguku," Diana bangkit berdiri meninggalkan ku.

"Tunggu sayang sebentar saja" Pintaku sambil menahan tangannya agar tidak pergi. "Jangan pernah marah padaku sayang, aku ingin kita seperti kemarin. Aku mohon "

"Baiklah aku maafkan kamu, tapi biarkan aku pergi aku sudah telat"

"Baiklah hati hati sayang"aku tidak bisa menahannya lagi, aku takut kalau kekasihku itu akan tambah marah

"Iya" Diana pun pergi bersama Rudi teman kerjanya. Sebenarnya aku menyesal kenapa aku harus menerima gadis itu kemarin, hingga aku lupa waktu. Aku berjanji dalam. Hati aku tidak akan lagi menerima panggilan gadis gadis kesepian .

CINTA YANG TERNODAWhere stories live. Discover now