BAB 53.BERSAMA HARUN II

5 1 0
                                    

21+harap bijak dalam membaca ya readers.

"Sayang sudah malam kita pulang ya, takutnya ayah sama ibu nyari, beberapa hari ini mereka menghawatirkan kamu, kita pulang ya, besok kita kesini lagi.
" Baik mas kita pulang tapi aku mau beli bakso dulu buat ayah sama ibu"
"Ya sudah biar aku belikan."
"Jangan mas"
"Sudah tidak apa apa, ayo kita pulang" Harun menggenggam tangan Diana dan mengajaknya pulang setelah mendapatkan bakso untuk orang tua Diana.

Sepanjang perjalanan pulang Diana hanya terdiam, dia memikirkan sesuatu tentang Harun.
"Sebenarnya Harun orangnya baik, kalau seperti ini aku merasa dilindungi.tapi kenapa dulu dia seperti itu, aku yakin sebenarnya dia itu baik entah apa yang membuatnya seperti iblis waktu itu" Batin diana. Tanya dia sadari dia memeluk pinggang Harun erat.
"Sayang kamu kenapa kedinginan ya" Tanya Harun.
"Gak mas, aku hanya bahagia, mas sekarang berubah. Terima kasih mas" Ucap diana. Harun tersenyum senang mendengar tunangannya memujinya.
"Jangan memujiku sayang nanti aku melayang" Harun tertawa lebar.
"Ah mas aku gak memuji, ini benar aku bahagia, sudah ah jangan tertawa gitu gak enak didengar orang tu dijalan. "
"Iya iya sayang mas diam, sudah sekarang jangan memujiku lagi, nanti benar-benar melayang lo tunangan mu ini" Ucap Harun. Diana langsung mencubit pinggang Harun yang membuatnya terkejut.
"Au sayang sakit, jangan goda gitu ah" Pinta Harun. Tapi Diana malah menjadi, dia terus mengelitiki pinggang tunangannya itu.
"Sayang hentikan nanti kita bisa jatuh, sayang" Pinta Harun sekali lagi.
"Gak mau, aku akan berhenti nanti kalau sudah sampai rumah" Jawab diana sambil terkikik. Karena takut jatuh karena tidak fokus menyetir akhirnya Harun menghentikan roda duanya. Dia memegang kedua tangan tunangannya yang masih melingkar di pinggangnya.
"Sayang, aku sudah puasa bertahun-tahun lo, jangan menggoda iman ah, nanti kalau aku khilaf sekarang kan gak seru pas nanti malam pertama kita" Ucap Harun. Yang membuat Diana menghentikan aksinya. Dia tau benar sikapnya tadi bisa memicu hasrat seseorang.
"Maaf mas, aku aku gak sadar melakukan itu,maaf mas sekali lagi"ucap diana penuh penyesalan.
" Iya sayang, tidak apa apa, jangan diulang lagi ya,apa lagi kalau aku sedang menyetir,kamu boleh melakukannya, kalau kita sudah menikah hm"kata Harun bijak.
"Terima kasih mas, aku janji aku tidak akan melakukan itu" Kata Diana.
"Kenapa aku bertindak bodoh seperti ini, kenapa aku harus merendahkan diriku untuk menggoda mas Harun. Dia pasti berfikir aku wanita apa an. Ya Tuhan" Batin Diana.
"Sudah jangan bengong ayo pulang keburu malam" Ajak Harun dia menyetater sepeda roda duanya. Disaat bersamaan hujan turun cukup deras.
"Mas hujan, kita berteduh dulu yuk" Aja Diana.
"Iya sayang didepan ada pos ronda kita berteduh di sana saja ya"
"Iya mas yang penting kita gak kehujanan, " Harun menghentikan roda dua nya setelah sampai di pos ronda.
"Ayo sayang aku bantu, jalannya licin" Ucap Harun sambil mengulurkan tangannya kearah Diana, diana menyambut ukuran tangannya.
"Apa kamu kedinginan sayang"
"Gak mas, aku gak papa dingin sedikit aku bisa tahan"
"Maaf ya sayang kalau mas mengajakmu pulang dari tadi mungkin kita tidak sampai kehujanan." Kata Harun penuh penyesalan.
"Mas, mas kok bilang gitu sih, sudah jangan minta maaf lagi ya mas, Allah yang menurunkan hujan dan kita tidak pernah tau,ini bukan salah mas kok tenang saja aku senang bisa main hujan malam malam" Hibur Diana dan membawa tangannya dibawah guyuran hujan.
"Jangan main hujan hujan nanti sakit" Harun meraih tangan Diana yang basah karena air hujan, ketika tangan mereka bertemu keduanya saling tatap yang membuat debaran di dada.
Mereka mematung untuk beberapa saat. Diana dan Harun sama sama berusaha mengontrol debaran jantung mereka. Tangan yang telah bertemu berlahan terlepas, dan mereka saling berpelukan.
"I love you Diana Larasati" Ucap Harun dan dia mencium mesra kening Diana.
"Apakah kejadian beberapa tahun lalu akan terulang, debaran ini hasrat ini" Batin Diana.
"Sayang jangan takut aku tidak akan macam macam seperti dulu, kita seperti ini saja ya untuk menetralisir kan hasrat dan debaran jantung kita"kata Harun seakan tau apa yang Diana batin.
" Iya mas"kata Diana ."bagaimana ini aku tidak bisa mengontrol diri, dadaku sesak,kenapa bersama Harun aku menjadi gelisah, ketika dengan rudi aku masih bisa mengontrol diri ada apa denganku"batin Diana dia mulai gelisah, bergerak kesana kemari dalam dekapan Harun. Harun yang melihat tingkah tunangannya mengerti, Diana sedang mengontrol diri. Dilepas pelukannya agar diana dapat mengontrol dirinya. Tapi apa yang Harun pikirkan tidak sesuai harapan. Diana malah mencium bibir Harun dalam. Melumat dan menghisap nya.
"Mas, maafkan aku, aku tidak bisa mengontrol diriku,hawa dingin ini, dan bau badan yang dulu sering bersamaku, maafkan aku mas" Setelah berucap Diana melanjutkan aksinya yang dibalas oleh Harun. Ciuman mereka cukup lama, hasrat sekian memuncak. "Entah kenapa dengan diriku, kenapa aku terlihat murah" Batin Diana. Diana berusaha melepas pakai nya setelah berhasil melepas kemeja Harun, tetapi tangan Harun menghentikannya.
"Jangan sayang, aku tidak mau kita melakukan kesalahan yang sama, tidak apa kita cukup sebatas ini saja ya, aku harap kamu bisa mengerti"
Harun langsung membetulkan pakaian Diana dan memeluknya erat.
"Apa mungkin diana menjadi liar karena perbuatan ku dulu", rasa bersalah itu kembali muncul dalam ingatan. " Maafkan aku Diana sayang"lanjutnya membatin. Satu jam kemudian hujan mereda,walupun masih gerimis, begitupun dengan hasrat dan juga debaran jantung mereka. Diana melepaskan diri dari pelukan Harun.
"Maafkan aku mas, pasti mas sekarang menganggap ku recehan ya kan mas" Ucap diana dengan penuh penyesalan.
"Tidak sayang, aku tidak pernah berfikir seperti itu,harusnya mas yang minta maaf kamu seperti ini karena mas, maafkan mas " Mendengar perkataan maaf Harun diana kembali memeluk Harun erat. Dan adegan ciuman panas mereka terulang kembali.

Sementara dari kejauhan didalam sebuah mobil yang terparkir tidak jauh dari pos ronda yang Diana dan Harun tempati, seseorang sedang memegangi dadanya.
"Ternyata sakit sekali ketika melihat kekasihnya bersama yang lain, ya walaupun sebenarnya hubungan mereka tidak salah, hubungan kami yang salah, rasa sakitnya seperti ini" Batin seseorang yang ada di dalam mobil itu. "Diana sayang kenapa kamu se agresif itu ketika sama Harun,tapi kalau denganku kamu selalu malu malu, apa kamu tidak men... Tidak tidak, aku tidak boleh berfikir buruk dengan kekasihku, lagipula itu hanya sebatas ciuman tidak lebih, Harun seperti nya bisa mengontrol diri, syukur lah" Cuman Rudi sambil menyeka air matanya yang sedari tadi tidak mampu ia bendung.
"Aku harus sabar, ini hanya sementara suatu saat nanti cinta kami akan menjadi sempurna, daripada disini dan semakin sesak dada ini lebih baik aku pulang masih banyak pekerjaan yang harus aku kerjakan" Gumam rudi sekali lagi.

Di pos ronda dengan bibir masih menempel dibibir Harun, Diana melihat sebuah mobil meninggalkan tempat parkir di depan pos,. "Seperti aku tau mobil itu" Batin Diana. Tapi dia teralih saat Harun mengigit bibir manisnya.
"Auuuch mas, sakit" Ucap diana.
"Maaf sayang, aku sangat menikmati bibir indah mu, yang telah lama aku rindukan, maaf ya sayang"
"Iya mas, tidak apa apa"
"Apa berdarah"
"Sepertinya tidak mas"
"Ya sudah mas ngantuk tidur yuk"
"Disini mas"
"Ya iya sayang mau nyewa hotel di desa mana ada hotel, paling bisa kita tidur di rumah tapi ya itu, kita harus basah basahan lagi"
"Gak mau dingin mas kalau pulang, ya sudah kita tidur disini saja "
Harun merebahkan tubuhnya di pos ronda.
"Sini sayang tidur di dada mas, "
"Tapi nanti mas sesak"
"Gak sayang, gak akan ayo lah"
Diana dengan berat hati menuruti keinginan Harun.
"Mas itu" Diana menunjuk sesuatu yang ada di bawah perut Harun.
"Tidak apa sayang nanti juga mereda, aku sudah terbiasa untuk menahannya sekarang, kamu tau saat kita melakukan itu yang terakhir kali, itu juga terakhir kali aku menyentuh wanita baru kamu malam ini sayang, itupun aku tidak mau melepaskan nya. Akan aku lepas ketika kita sudah sah" Tutur Harun.
"Terimakasih mas"Harun tersenyum tunangannya bahagia bersama nya.
" Mas,"
"Iya sayang"
"Apa boleh aku bertanya"
"Tanya apa sayang"
"Mas semenjak aku pulang dari LN aku rasa mas sudah berubah dan aku yakin ini sifat mas yang sesungguhnya, lalu kenapa mas dulu seperti itu, bisa menghipnotis orang, menghamili seseorang sampai gadis itu kehilangan nyawa, tapi mas tidak pernah mabuk aku tau itu kenapa mas, boleh kan kalau aku tau "
"Sayang kamu akan jadi istriku, pasti aku akan bercerita. Waktu itu.... "

CINTA YANG TERNODATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang