BAB 49.CEMBURU

3 2 0
                                    

"Good morning sayang" Sapa Rudi ketika melihat gadisnya terbangun.
"Morning, kamu sudah bangun Rud"
"Iya dong sudah siang ini kita mau ke suatu tempat, aku akan memperkenalkan kamu dengan seseorang"
"Benarkah siapa"
"Nanti kamu akan tau, sekarang buruan mandi lalu kita sarapan aku sudah siapkan nasi goreng untuk kita"
"Benarkah kamu masak"
"Kenapa heran, bukannya dulu kamu pernah makan masakan ku"
"O iya waktu di taman itu kan, aku lupa maaf"
"Di, tidak ada kata maaf"
"I iya lupa ma.. "
"Ssssttt, sudah ayo mandi dulu, atau kita mandi bareng"
"Apaan sih masih pagi mesum otaknya." Diana lalu melangkah ke kamar mandi. Sedangkan Rudi turun kebawah untuk menyiapkan keperluan sarapan mereka. Beberapa saat kemudian Diana keluar kamar dengan memakai dress yang sudah disiapkan Rudi dari jauh jauh hari.
Rudi memandang gadisnya yang memakai dress selutut tampak anggun.
"Cantik" Gumam Rudi.
"Thank you "jawab Diana malu malu. Sebuah kecupan diberikan Rudi di dahi Diana.Mereka akhirnya sarapan bersama, seperti dulu Rudi selalu minta disuapi, dan akhirnya mereka suap suapan. Setelah sarapan Rudi mengajak Diana ke suatu tempat, pertama tama Rudi mengajak ke toko mainan anak, lalu ke baju baju anak.
"Rud kalau boleh tau kenapa ya kamu membeli barang barang buat anak kecil, apa kita mau ke panti asuhan, atau.. "Tanya Diana, karena merasa heran melihat sahabat tapi mesranya ini dari tadi asik memilih mainan anak.
" Sudah kamu diam dulu nanti juga kamu suka, tolong bantu aku memilih mainan ini dulu, untuk anak cewek tiga empat tahunan, kalau yang cowok sekitar enam bulan. "
"Untuk anak ceweknya lebih baik yang bernuansa edukasi kalau yang enam bulan ya kalau bisa jangan yang keras dan jangan yang terlalu kecil takut nya nanti ditelan"
"Wah ternyata sudah cocok rupanya jadi ibu, nanti malam bikin ya" Goda Rudi sambil mengedipkan sebelah matanya dihadapan Diana.
"Apaaan sih, katanya semalam gak mau nyentuh itu dulu sebelum menikah, kita cuma sekedar pemanasan aja, tapi masih pagi, sudah mesum terus, ayo ah keburu siang"
Rudi terkekeh melihat gadisnya cemberut saat ia goda. Setelah mendapat apa yang mereka cari mereka melanjutkan perjalanan.
"Sayang masih ngambek ya" Tanya Rudi yang sedari tadi melihat gadisnya terdiam saat dia goda.
"Gak buat apa aku ngambek, hanya kepikiran sesuatu" Diana berusaha memejamkan matanya dan menyenderkan kepalanya di pintu mobil.
"Sayang"panggil Rudi.
" Hem"
"Jangan senderan di situ nanti jatuh, ayok sini di pundak ku saja. " Kata Rudi sambil menepuk pundaknya.
"Kamu sedang nyetir nanti capek"
"Enggak sayang, ini sudah mau sampek, ayo sini" Diana langsung nurut dan menyenderkan kepalanya di bahu Rudi. Rudi mengusap pipi diana pelan.
Beberapa menit kemudian Rudi memasuki Perkarangan rumah yang cukup megah tidak kalah megahnya dengan istana cinta Rudi dan Diana.
"Ini rumah siapa" Tanya Diana.
"Sudah ayo masuk nanti juga kamu tau" Rudi mengambil barang barang yang sudah dibeli tadi sewaktu dijalan,dan membawa masuk kedalam rumah besar itu,sementara Diana hanya mengekor saja.
"Assalamu'alaikum" Rudi mengucap salam.
"Wallaikumsalam papaaaaa" Teriak seorang anak kecil dari dalam rumah.
"Apa papa" Batin Diana.
"Apa ini rumah istrinya Rudi" Lanjut Diana membatin.
"Halo sayang anak papa sudah besar rupanya" Setelah memeluk anak kecil itu Rudi langsung menggendongnya.
"Mas, mas tumben kemari " Ucap seorang wanita dari dalam rumah lalu menghampiri Rudi, dan mereka berpelukan.
"Kenapa Rudi mengajakku kemari" Batin Diana
"Mbak mbak Diana ayo masuk" Ajak wanita itu. Diana masih saja mematung.

Cup

Sebuah ciuman mendarat dibibir Diana. Yang membuat mata Diana melotot.
"Rud apa apaan sih" Protes Diana dia merasa kesal diajak ke rumah istrinya Rudi.
"Makanya jangan bengong, itu lo diajak Marisa masuk"
"Jadi benar sekarang aku diajak ke rumah istrinya, mau apa sebenarnya Rudi ini" Batinnya kesal. Diana akhirnya ikut masuk dan duduk di sofa ruang tamu.
"Biiiik, tolong bikinkan tamu kita minuman segar ya" Teriak Marisa kepada asisten rumah tangganya.
"Baik nyonya"
"Pulang dari LN kapan mbak Diana" Tanya Marisa memecah kesunyian. Marisa memilih menemani Diana karena dilihatnya Diana seakan ingin menangis tapi ditahan, sementara Rudi tengah asik bermain dengan gadis kecil yang tadi memanggilnya papa.
"Sudah beberapa bulan lalu mbak"
"Kenapa baru kemari, Rudi sudah cerita banyak tentang mbak Diana.pantas saja walaupun sudah menikah dia tidak bisa melupakan mbak Diana, mbak Diana sangat cantik"
"Terima kasih, mbak Marisa juga cantik Rudi beruntung mendapatkan mbak Marisa." Ucap Diana yang membuat Marisa sadar kenapa Diana dari tadi hanya diam.
"Dasar mas Rudi ini, bagaimana sih gak ngomong dulu sama Diana, kan kasihan dia jadi mikir yang tidak tidak" Batin Marisa.
"Mbak Diana minum dan cicipi dulu kuenya aku ada urusan sebentar sama mas Rudi" Ucap Marisa sambil berdiri dan berjalan kearah Rudi.
"Mas aku mau bilang sesuatu"
"Apa sa, disini aja"
"Tidak mas ayo ikut dulu" Marisa menarik lengan Rudi.
"Sayang main sendiri dulu ya nanti papa kesini lagi" Ucap Rudi kepada gadis kecil itu.
Marisa dan Rudi memasuki sebuah ruangan lalu Marisa menutup pintunya. Diana yang menyaksikan itu sangat terluka. Sakit bagai disayat ribuan pisau.
"Begini Kah rasanya mencintai suami orang" Batin Diana. Diana berlari menuju taman depan rumah Marisa, kebetulan didepan rumah Marisa ada taman ya walaupun harus menyeberangi jalan raya dulu untuk sampai di sana. Diana duduk di bangku taman sambil terisak. Pilu.
"Kenapa Rudi lakukan ini kepadaku, apa dia ingin balas dendam karena aku sudah menerima Harun. " Guman Diana.

Sementara didalam ruangan tertutup Rudi dan Marisa sedang berbicara penting.
"Ada apa sa, kenapa harus bicara di sini"
"Mas mas sadar gak sih, kalau mas itu sudah melukai Diana"
"Maksudnya apa"
"Masih nanya lagi"
"Serius sa, maksudnya apa"
"Mas, mas tau Diana itu cemburu kepadaku, mas sih tidak terus terang sama dia, mas pasti lupakan tidak beritahu Diana kalau kita hanya mantan. Dan kita sekarang sudah seperti saudara, dan aku sudah menikah, mas pasti lupa itu"
"Astaga iya sa, bagaimana kamu tau kalau Diana cemburu"
"Dari nada bicara nya kepada ku, dari tatapan matanya saat dia melihat mas main dengan nissa"
"Ya Allah aku tidak kepikiran itu, ayo kita keluar, takutnya Diana tambah curiga kita lama lama di sini. " Rudi dan Marisa bergegas keluar dan betapa terkejutnya mereka saat mereka tidak mendapati Diana di ruang tamu. Apa mungkin Diana meninggalkan rumah Marisa.
"Sayang tante yang datang sama papa tadi kemana ya" Tanya Rudi kepada Nissa.
"Lari keluar pa, sepertinya ke taman depan" Jawab Nissa.
'Terima kasih sayang"ucap Rudi sambil mengecup kening gadis kecil itu. Laku Rudi berlari ke taman depan. Rudi tidak ingin kesalahan pahaman Diana yang membuatnya cemburu merusak kebahagian mereka berdua.

CINTA YANG TERNODAWhere stories live. Discover now