BAB 70.NASEHAT HARUN

6 0 0
                                    

21+ harap bijak dalam membaca ya readers.

Pagi yang cerah di istana cinta milik Diana dan juga Rudi,seorang gadis manis sedang melakukan aktivitas pagi nya di dapur, suara gesekan penggorengan serta Spatula membuat ruangan itu sedikit berisik, aroma harum memenuhi ruang tersebut bahkan sampai kamar dimana seorang laki-laki tampan sedang tidur pulas dengan selimut yang masih menutupi badannya.
"Hemmm harumnya, tumben ada yang masak dirumah, apa ibu pulang dari Surabaya" Batin Harun yang masih dalam tidurnya, dia berusaha membuka matanya namun masih berat. Harun belum menyadari kalau dia semalam tidur di mana.
"Harum masakan ini membuat aku laper" Batinnya lagi. Dia lalu mencoba duduk di sandaran ranjang kamarnya. Sambil mengingat ingat sesuatu.
"Oh astaga ternyata aku di rumah Rudi" Harun bergumam dia langsung bangkit dan lari kekamar mandi untuk menyegarkan badannya. Guyuran air yang dingin pagi ini membuat badan Harun semakin segar, tapi hasratnya yang semalam dia tahan ingin segera minta dituntaskan, ditambah hawa yang begitu dingin dalam kamar mandi membuat laki laki itu gelisah.
"Ah sial karena semalam aku tahan sekarang harus seperti ini, padahal biasanya tidur dengan Diana dirumahnya tidak pernah membuat hasratku naik, tapi kenapa disini justru seperti ini" Gumam Harun. Walaupun terpaksa Harun tetap berusaha agar hasrat yang ada di dalam dirinya segera hilang. Dia berendam diair beberapa saat. Setelah dirasa mendingan walaupun masih ngilu tapi Harun bisa menahannya. Dia keluar kamar mandi dan langsung kedapur tempat sang wanitanya sedang memasak.
"Selamat pagi sayang" Sapa Harun.
"Pagi mas, kok sudah bangun, eh mas kenapa nyengir nyengir" Kata Diana ketika dia tau tunangannya bertingkah aneh.
"Tidak dek tidak apa apa" Bohongnya. "Mana mungkin aku bilang kalau ada yang minta dituntaskan dibawah sana" Batin Harun.
"Ha apa mas, mas barusan bilang apa" Seakan Diana tau jika Harun sedang berbicara.
"Eh masa dia denger" Batin Harun.
"Mas" Panggil Diana lagi. Diana langsung menghampiri tunangannya yang sedang melamun dimeja makan.
"Sayang kok jadi manja gini sih" Kata km Harun ketika Diana mengalungkan lengannya dileher Harun dari belakang. Diana mendekatkan wajahnya pada telinga Harun.
"Mas sih ngelamun aja, entar kesambet lo" Kata Diana dengan suara merdunya.
"Sial suara gadisku yang sedikit lembut membuat hasrat ini ah gimana ini" Batin Harun.
"Ah mas gitu ngelamun terus, aku sarapan sendiri saja" Cerutu Diana yang mulai ngambek melihat tunangannya melamun terus. Diana pindah ke kursinya lalu mulai memakan nasi goreng buatannya itu.
Harun menyadari gadisnya kini tengah ngambek karena ulahnya. Dihampiri tunangannya itu dan mulai mencium dahi Diana dengan penuh cinta.
"Maafkan mas dik, mas gak bermaksud mengabaikan kamu sayang" Bisik Harun ditelinga Diana, yang membuat Diana sedikit geli.
"Iya mas, gak papa sebenarnya mas lagi mikirin apa sih" Tanya Diana.
"Mas itu anu itu" Harun gelagapan dia tak tau harus menjawab pertanyaan Diana dengan apa.
"Ya sudah kalau mas gak mau bilang, ayo makan dulu sarapannya keburu dingin" Diana menyodorkan sepiring nasi goreng di hadapan Harun. Harun langsung memakan nasi goreng dengan tergesa-gesa. Diana memerhatikan tingkah tunangannya sedari tadi dia merasa ada sesuatu yang tunangannya itu sembunyikan.
"Mas gelisah karena itu ya" Diana mengarahkan telunjuknya kearah bawah badan Harun.
"Uhuuuuk uhuuuuk" Harun tersedak mendengar pertanyaan Diana yang langsung ngena.
"Pelan pelan mas makannya" Kata Diana sambil memberi Harun segelas air putih.
"Dik kalau ngomong kok langsung pada intinya gitu sih" Kata Harun setelah meminum air putih yang diberikan Diana.
"Habisnya dari tadi mas, aneh dan aku perhatikan em" Diana tidak melanjutkan kalimatnya dia sebenarnya malu ingin mengatakannya, entah kenapa tadi dia asal nerocos saja, ada keberanian dari mana Diana juga tidak tau. Kini gantian Diana yang melamun.
Cup sebuah ciuman mendarat dibibir Diana, membuat Diana sadar dalam lamunannya. Kini mata keduanya tengah bertemu membuat debaran jantung mereka kian meningkat semakin kencang.
"Mas" Panggil Diana.
"Hem" Jawab Harun yang masih asik menciumi leher serta telinga Diana.
Ciuman yang harus berikan berhasil membuat Diana meloloskan desahan yang sedari tadi dia tahan.
"Mas" Panggil Diana sekali lagi. Harun menghadapkan wajah Diana ke depan wajah Harun hanya ciuman kok dik, mas gak minta lebih kok, nanti biar mas tuntaskan dikamar mandi sendiri "ucap Harun. Tanpa mendengar kan ucapan Harun ,Diana langsung mencium bibir Harun dan melumatnya dalam.
Drrrrrt drrrrrt drrrrrt sebuah panggilan masuk di HP Diana membuyarkan kemesraan intim mereka.
"Angkat dulu dik dari tadi bunyi terus"perintah Harun.
" Biarkan saja mas pasti dari Roi siapa lagi"ucap Diana. Mereka akhirnya memutuskan untuk melanjutkan kegiatan pagi yang panas mereka yang sudah mereka awali sedari tadi. Harun menggendong Diana masuk kedalam kamar mereka. Dengan bibir mereka yang masih bertaut erat. Yang awalnya hanya ciuman bibir kini pindah menjadi ciuman yang memabukan di area area sensitif mereka,namun mereka tidak melakukan hubungan suami istri yang akan bisa menuntaskan hasrat keduanya.karena Harun sudah mengatakan hanya sebatas ciuman. Sebesar apapun hasrat yang ingin mereka tuntaskan mereka akan tetap menahannya.
"Mas aku" Ucap Diana yang dipotong dengan lumatan Harun dibibirnya.
"Sabar sayang pernikahan kita sebentar lagi, kamu bisa nahan kan sayang, apa harus aku tuntaskan tapi pakai tangan saja" Kata kata Harun hanya di jawab anggukan Diana. Mereka akhirnya menuntaskan hasrat yang meminta untuk segera dikeluarkan dengan tanpa melakukan hubungan suami istri. Karena merasa lelah kedua insan itu tertidur kembali, padahal sarapan mereka belum habis lo.

****
Jam sudah menunjukkan jam dua belas siang. Kedua pasangan yang tadinya berolahraga pagi kini sudah bangun keduanya sedang duduk di ruang keluarga sambil menonton televisi.
"Dik" Panggil Harun memecah keheningan.
"Iya mas" Jawab Diana .
"Kalau bisa jauhi Roi dik, mas sebenarnya tidak suka jika dia menghubungi kamu terus terusan.ya kalau dia benar-benar sudah berubah mas tidak masalah, tapi kalau dia hanya mendekati kamu hanya untuk memanfaatkan kamu saja mas gak bisa dik"
"Mas, Roi selama ini tidak pernah melakukan atau memanfaatkan aku kok, mas tenang aja, tapi benar mas telpon Roi mulai sekarang gak akan aku angkat, aku janji mas"
"Terimakasih sayang kamu memang calon istri mas yang penurut." Ucap Harun sambil mencium kening tunangannya. Mendengar pujian tunangannya membuat Diana merona.
"Ih gemes deh kalau malu malu gini" Ucap Harun sambil mencubit pipi Diana.
"Mas ah"
Harun tertawa lebar melihat tunangannya semakin malu.
"Kenapa kamu malu sayang, tadi pagi saja tidak malu kok pas dikamar kenapa sekarang malu" Goda Harun.
"Maaaass" Karena menahan malu Diana menenggelamkan wajahnya didada bidang Harun dan itu cukup membuat Harun kembali tertawa.
"Sini sudah malu malunya, habis ini mas pulang ingatnya nasehat mas, untuk menjauhi Roi, itu bukan demi mas dik, tapi demi kamu sendiri. Kamu mengerti sayang"


CINTA YANG TERNODAWhere stories live. Discover now