BAB 41.KEHAMILAN MARISA

6 2 0
                                    

Huuuuuek huuuuuuuek
Tiba-tiba pagi ini Marisa mual mual.
"Ada apa dengan ku ya kok aku mual mual sedari tadi, kepala juga pusing lagi" Gumam Marisa.
"Kamu kenapa, kok pucat banget, kamu sakit "tanya Rudi yang baru masuk ke kamar, sehabis olahraga pagi.
" Gak tau mas kepalaku pusing mual mual lagi, mungkin aku masuk angin kali ya mas"ucap Marisa.
"Kamu tidur aja, sesudah mandi nanti aku suruh bik mina untuk membuatkanmu teh anget sama antang*n." Rudi pun bergegas masuk kamar mandi. Ya walaupun Rudi tidak mencintai Marisa tetapi rasa kemanusiaan yang ada pada dirinya tidak bisa melihat Marisa lemah.

Huuuuuek huuuuuuuek

"Mas mandinya sudah belum aku mual ini, buruan mandinya" Teriak Marisa karena merasa perutnya diaduk-aduk.
"Iya sebentar masih pakai baju" Jawab Rudi, karena mendengar Marisa muntah muntah akhirnya Rudi memakai baju pun buru buru.
Rudi segera keluar kamar mandi dan huuuuuuuek tiba-tiba Marisa muntah di bajunya.
"Aduh mandi lagi dong" Ucap Rudi sambil tepuk jidat.
"Maaf mas aku gak sengaja, aku aku gak tahan"
"Ya sudah gak papa,kamu duduk saja" Ucap Rudi sambil memapah istrinya ke ranjang.
"Aku panggil bik mina dulu ya"Rudi lalu keluar kamar menuju dapur.
Sampai didapur bik mina mencium bau tidak sedap ditubuh tuan mudanya.
" Maaf tuan baju tuan muda kenapa "tanya bik mina.
" Ini bik tadi Marisa muntah muntah, mungkin masuk angin, tongong buatkan teh anget ya bik,"
"Wah muntah muntah dipagi hari seperti nya nyonya muda hamil deh tuan" Ucap bik mina sumringah.
"Apa hamil" Rudi terkejut.
"Lo piye to tuan muda ini setiap pasangan suami istri kalau sudah bulan madu yang ditunggu ya ini"
Rudi hanya garuk garuk kepala,selama menikah dengan Marisa dia tidak pernah menyentuh nya apa lagi sampai membuat Marisa hamil.
"Kalau memang Marisa hamil, pasti karena ulah nya waktu dibali" Gumam Rudi sambil meninggalkan bik mina didapur.
"Is mana mau aku menerima anak dari orang lain" Batin Rudi. Sambil mengacak kasar rambutnya.
Diapun melangkah ke kamar untuk membersihkan diri karena muntahan Marisa. Tak lama setelah Rudi selesai mandi, pintu kamar ada yang mengetuk.

Tok tok tok

"Masuk bik tidak dikunci kok" Ucap Rudi.
"Ini tuan teh anget buat nyonya muda" Kata bik mina sambil menaruh teh anget diatas meja.
"Terima kasih ya bik" Ucap Marisa.
"Iya nyonya, nyonya lebih baik periksa kedokter saja siapa tau nyonya muda sedang hamil" Bik mina menyarankan.
"Iya bik Terima kasih ya sarannya, nanti saya akan ke dokter" Ucap Marisa.
Bik mina pun meninggalkan kamar tuan dan nyonya nya.
"Kamu tidak apa apa kalau aku tinggal kekantor" Tanya Rudi
"Tidak apa mas, aku sudah agak mendingan kok, terimakasih ya mas"
"Ya sudah tidak usah banyak pikiran nanti jam makan siang kalau masih mual telpon aku nanti aku antar ke rumah sakit".
" Iya mas terimakasih "Rudi akhirnya berangkat ke kantor dan meningalkan Marisa sendiri. Dalam perjalanan kekantor Rudi bertanya tanya pada dirinya sendiri.
" Apa mungkin Marisa hamil, lalu siap laki-laki itu,dia harus bertanggung jawab, tidak bisa seperti ini"batin Rudi.

"Halo mas, aku sepertinya hamil deh"
"Apa hamil benarkah sayang"
"Iya mas, aku merasa mual dan pusing sejak pagi"
"Sabar sayang sekarang aku ada dijakarta aku akan pulang secepatnya
Untuk menemuimu"
"Terimakasih mas, aku takut kalau aku hamil, Rudi pasti marah, setidaknya kalau ada kamu kan aku bisa bicara sama Rudi"
"Iya sayang besok aku usahakan semua tugasku selesai, dan lusa aku bisa pulang"
"Iya mas, segera pulang ya"
"Pasti sayang aku sudah tidak sabar menemuimu dan calon bayi kita"
Begitulah kira kira percakapan lewat telpon Marisa dan Beni kekasihnya saat diBali sebulan yang lalu.

Siang ini seperti janji Rudi saat makan siang dia menjemput Marisa untuk periksa kedokter.
"Sudah siap, ayo pergi sekarang" Ajak Rudi.
"I iya mas" Ucap Marisa gugup.
"Kamu gak usah gugup seperti itu, sudah aku bilang kamu tenang saja, jika kamu hamil kamu tinggal bilang siap laki-laki itu ini akan jadi rahasia kita" Kata Rudi saat melihat Marisa gugup. Setengah jam menuju rumah sakit akhirnya sampai juga Rudi dan Marisa sedang menunggu dokter kandungan dirumah sakit itu.
"Pasien atas nama ibu Marisa"
"Iya saya Sus, "
"Silahkan masuk Buk,mari dokter Indri sudah menunggu"
"Terima kasih Sus"
Rudi dan Marisa pun akhirnya masuk untuk pemeriksaan.
"Sebentar ya pak ibunya saya periksa dulu " Ucap dokter Marisa.
"Silahkan dok"
"Mari buk berbaring dulu"beberapa menit pemeriksaan akhirnya selesai juga. Dokter Indri keluar dari ruang periksa yang diikuti oleh Marisa dibelakangnya.
" Bagaimana dok, istri saya sakit apa"tanya Rudi sedikit cemas.
"Istri bapak tidak sedang sakit pak"
"Lalu kenapa dok"
"Selamat ya pak buk sebentar lagi bapak dan ibuk akan jadi orang tua"
"Maksudnya dok"tanya Rudi sekali lagi.
" Istri Bapak Rudi sedang mengandung, usianya menginjak satu bulan"
Rudi hanya terdiam mendengar penuturan dokter Indri.
"Terimakasih dok, kalau begitu kami permisi dulu"pamit Rudi, Rudi keluar ruangan dokter Indri dengan mamapah Marisa. Selama perjalanan pulang Marisa dan Rudi hanya terdiam sunyi.mereka memilih diam dengan pikiran mereka sendiri sendiri. Tentang apa yang dibilang dokter Indri membuat suasana tidak lagi sama. Sebelum ini walaupun mereka tidak tidur bersama tapi masih sering ngobrol bareng, secuek cueknya Rudi terhadap Marisa Rudi masih memperhatikan istri terpaksa nya itu.

CINTA YANG TERNODAWhere stories live. Discover now