BAB 21.DI PENGINAPAN

13 2 0
                                    

Flashback

" Rudiiii"teriak Diana.
"Assalamu'alaikum Di, "
"Walaikumsalam rud kamu kok disini" Tanya Diana
"Apa aku tidak boleh menjemput sahabat ku"
"Boleh kok, aku hanya terkejut saja tidak menyangka kamu sampai disini"
Rudi hanya tersenyum.
"Ayo pulang" Ajak rudi sambil mengambil alih bawaan Diana.
"Kita naik apa rud, " Tanya Diana.
"Kita naik itu" Rudi menunjuk sebuah mobil avanza hitam diseberang jalan.
"Kamu nyewa mobil untuk menjemputku rud"
Rudi hanya diam saja dia menggandeng tangan Diana untuk menyeberang jalan. Setelah menaruh tas di bagasi rudi dan Diana masuk kedalam mobil. Rudi pun melajukan mobilnya pelan.
"Rud kamu belum menjawab ku, apa kamu menyewa mobil hanya untuk menjemputku" Tanya Diana sekali lagi.

"Tidak di, sebenarnya ini mobilku, sudah lama aku beli,cuma tidak pernah aku pakai, kalau ada acara keluarga saja baru aku pakai. Nah kebetulan hari ini bidadari ku pulang ya aku jemputlah pakai mobil masa aku aja naik bus" Goda rudi.
"Kamu ya sukanya menggodaku saja, terimakasih ya rud"

"Kan mulai lagi"
"Maaf" Rudi tersenyum tipis tangan kirinya sesekali menggenggam tangan Diana.
"Aku kangen kamu di"Diana hanya menunduk malu.
" Aku juga kangen kamu rud, "jawab Diana pelan tapi masih sampai ditelinga Rudi. Seketika Rudi pun menghentikan mobilnya ditepi jalan.

" Kenapa berhenti rud,"tanya Diana.
"Aku hanya ingin lebih lama bersamamu di" Ucap Rudi. Dia menghadap kearah Diana yang masih menunduk dan meremas tangannya karena gugup, "kenapa dengan aku ya tidak seperti biasanya, saat bersama Rudi kenapa sekarang lebih gugup, dan jantung ini kenapa berdetak lebih cepat" Batin Diana.
Cup sebuah kecupan mendarat di pipi Diana yang memerah.
"Kamu tambah terlihat dewasa di, semenjak masuk asrama. " Kata Rudi.
Setengah jam berhenti di tepi jalan rudi melajukan  mobilnya kembali.baru setengah perjalanan Diana merasa pusing.
"Kamu kenapa di, kamu mabuk ya"
"Gak rud, tapi kepalaku mendadak pusing" Tiba-tiba diana pingsan. Buru buru rudi menghentikan mobilnya di sebuah pom bensin dan mengecek keadaan Diana, Diana tidak segera sadar meskipun sudah diolesi minyak kayu putih. "Tidak mungkin aku bawa Diana pulang dalam keadaan seperti ini." Gumam rudi.
"Ada yang perlu dibantu mas" Tanya salah satu penjual yang sedang jualan di dekat pom bensin.
"Iya Pak, disini penginapan terdekat dimana ya, istri saya sedang pingsan, tidak memungkinkan kalau saya bawa dia pulang rumah kami jauh"Rudi pun terpaksa berbohong agar tidak dicurigai orang. Karena Diana butuh pertolongan cepat.

" Didepan ada toko bunga mas sebelahnya ada penginapan.coba mas bawa istrinya kesana"penjual bakso itu menunjuk kearah toko bunga.
"Bisa minta tolong lagi pak, apa bisa bapak hubungin dokter terdekat disini suruh ke penginapan disana" Pinta Rudi.
"Bisa bisa mas kebetulan keponakan saya seorang dokter,"
"Alhamdulillah kalau begitu Terima kasih pak saya bawa istri saya ke penginapan dulu,o ya pak kalau keponakan bapak tanya namanya siapa bilang saja nama saya Rudi, dan istri saya Diana. Terimakasih sebelumnya pak" Rudi pun masuk kedalam mobil dan melajukan menuju penginapan terdekat.
"Ayo bangun di, jangan membuat aku panik" Gumam Rudi. Sesampainya dipenginapan Rudi memesan sebuah kamar. Dan langsung membawa Diana masuk dibantu staff penginapan tersebut. Diana di tidurkan diatas ranjang .
"Terimakasih mas, o iya nanti ada seorang dokter wanita datang kemari tolong dipersilahkan masuk ya,"
"Baik mas, nanti saya antar kemari"
"Terimakasih mas"
"Sama sama saya permisi dulu"
"Iya mas" Setelah staff penginapan itu pergi Rudi segera menutup pintu kamar. Rudi hanya memandangi gadis yang dia cintai itu yang sedang tak sadarkan diri, dia bolak-balik kepintu menunggu dokter datang.
Tok Tok Tok
Suara pintu diketuk dari luar Rudi segera membukakan pintu.
"Akhirnya dokter datang juga"
"Maaf sedikit terlambat tadi masih terjebak macet"
"Tidak apa apa dok, "
Dokter pun memeriksa yang sedang berbaring lemah.
"Mas ini istrinya kecapekan dan mungkin beberapa hari ini kurang asupan makanan sehingga tubuhnya sangat lemah" Sementara saya beri vitamin melalui infus ya mas, karena mbaknya belum sadar dan ini bisa mas tebus di apotik. "Kata dokter sambil menyerahkan selembar kertas resep kepada Rudi.
" Sini mas biar saya saja yang beli"tawar staff penginapan.
"Baik mas terimakasih sebelumnya, ini uangnya, kalah ada kekurangan mas pakai uang mas dulu nanti saya ganti"
"Beres mas" Staff penginapan pergi membeli obat yang disarankan dokter. Sementara dokter wanita itu sedang memasang selang infus di tangan Diana.
"Mas obat yang tadi dibeli nanti diberikan mbaknya setelah siuman, dan untuk melepas infusnya besok kalau sudah mau habis mas bisa telpon saya ini kartu nama saya"
"Terimakasih dok " Dokter wanita itu pergi setelah Rudi membayarnya. Setengah jam kemudian Diana mulai siuman tapi mata sulit untuk dibuka.

"Di cepet sadar dong, jangan buat aku cemas. " Ucap Rudi sambil mengusap dahi Diana."aku sangat mencintaimu di, tidak akan pernah aku biarkan kamu terluka sedikitpun. Aku janji akan menunggumu sampai kamu pulang dari LN di, dan semoga setelah pulang kamu bisa membuka hatimu untuku, kamu mau menjadi istriku. "Lanjutnya.gumaman Rudi terdengar di telinga Diana, tetapi Diana masih berpura-pura pingsan.

***

" Kamu makan dulu ya di trus diminum obatnya"bujuk Rudi sesaat setelah Diana siuman. "Aku ganti suapi kamu ya, kalau kamu masih lemah, tapi kamu harus makan. " Lanjut nya. Diana hanya menganggu tanda setuju.
"Kenapa kamu sampai lupa makan sih di,sampai kamu pingsan seperti tadi lama lagi, "
"Gak tau rud, aku makan ya seperti biasa lo cuma memang diasrama makan kan di jatah jadi gak seperti dirumah"
"Ya sudah pokoknya mulai sekarang kamu harus jaga kesehatan ya di, aku mohon"
"InsyaAllah, kamu gak makan rud, kamu makan sekalian ya, aku mohon" Diana meniru kata kata Rudi. Yang membuat Rudi tidak bisa menolak.
Rudi pun menyuapi Diana dan juga menyuapi dirinya sendiri.
Mereka makan dengan diam hanya senyum sekali kali terlihat dari bibir keduanya.

"Alhamdulillah sudah selesai ini kamu minum obat dulu" Rudi membantu Diana minum obat yang tadi dibeli staff penginapan.
"Nah kalau sudah aku permisi kekamar mandi dulu ya, mau nyegerin badan sudah acem" Pamit Rudi. Diana hanya mengangguk. Rudi melangkah memasuki kamar mandi didalam kamar tersebut, sedangkan Diana hanya duduk bosan diatas tempat tidur. "Ternyata sakit membosankan. " Gerutu Diana. "Aku jalan jalan keluar aja tidak apa apa kali ya, cuma sebentar saja mumpung rudi masih mandi" Diana mencoba turun dari ranjang tiba-tiba
Bruuuk
Diana terjatuh karena belum bisa menjaga keseimbangan.
"Ada apa di "Mendengar suara jatuh rudi keluar dari kamar mandi hanya dengan balutan handuk dipinggang nya.
"Aaaaaaaaaa" Diana menjerit ." Kamu ini keluar masa cuma pakai handuk saja, kan malu"teriak Diana sambil cemberut.
"Ah gaya mu di, orang kamu juga pernah lihat aja walaupun itu milik  Harun. " Goda rudi.
"Itu beda cerita rud, sana ganti baju dulu" Diana mengebas kebaskan tangannya agar rudi balik kekamar mandi. "Tidak aku angkat kamu dulu, masa ada cewek jatuh cowok diam saja" Rudi lalu mengangkat tubuh Diana. "Aduh jantung kenapa lagi lagi seperti ini" Batin Diana.
"Jangan lihatin aku terus nanti jatuh cinta lo" Goda rudi sekali lagi. Diana seketika memalingkan wajahnya. Rudi tersenyum melihat tingkah lucu Diana yang sedang tersipu malu didalam gendongannya. Rudi menidurkan Diana kembali diatas ranjang tidur.
"Sudah jangan kemana-mana nanti kalau mau jalan jalan nunggu aku selesai ganti baju." Perintah Rudi sambil melangkah masuk kamar mandi.
"Iya" Diana hanya mengiyakan perintah Rudi, dipandangi nya punggung lelaki yang mencintainya tanpa sehelai benang, membuat Diana gemetar. "Apa apaan ini kenapa aku memiliki pikiran seperti ini,tidak Rudi orang baik tidak mungkin mengotori dirinya dengan menyentuhku" Batin Diana. Saat tengah asik dalam dunia hayalnya tiba-tiba sebuah kecupan mendarat dibibirnya, membuat Diana seketika tersadar dari lamunannya itu.
"Rud, kamu ngagetin aku" Gerutu Diana.
"Makanya jangan bengong, dipanggil dari tadi gak njawab malah bengong" Gumam Rudi sambil duduk di tepi ranjang. "Kita tidur ya besok harus bangun pagi, trus aku antar kamu kerumah, tadi aku sudah suruh ali untuk ngabari keadaan kamu ke orang tua mu"lanjut Rudi. Diapun langsung tidur disamping Diana.
" Tidak apa kan aku tidur disini,"
"Iya tidak apa apa, tapi jangan macam macam" Diana memperingatkan.
"Gak aku gak akan berani macam macam paling memeluk kamu sambil.."ucapan Rudi sengaja digantung untuk menggoda Diana.
Diana mencubit pinggang Rudi, seketika Rudi menghadapkan badannya ke arah Diana, mereka pun tidur berhadapan. Pandangan mereka   bertemu satu dengan yang lain. Detak jantung tak dapat mereka kontrol entah siapa yang memulai bibir mereka bertemu mereka terbuai akan manis bibir pasangan masing masing. Beberapa menit berlalu kegiatan yang mereka lakukan membuat aura panas pada diri mereka, lumatan dan gigitan mulai merambah ke area lain. Gairah panas menyelimuti diri mereka, menyadari hal itu Rudi langsung menarik diri dan bangkit dari ranjang. "Tidak di, aku tidak bisa melakukan ini padamu, biarlah sebatas ini jika lebih dari ini aku akan menunggu hingga kita sudah sah menjadi sepasang suami istri" Ucap Rudi, diapun duduk disofa dekat tempat tidur mereka. Diana bangun dan duduk diatas ranjang kemudian menatap laki-laki yang tadi bersamanya menikmati manis nya bibir mereka.
"Terimakasih rud, aku mengerti maksud kamu" Kata Diana. "Jika mungkin tunggu aku kembali rud,tapi wanita hina ini tidak pantas bersanding denganmu" Batin Diana.


CINTA YANG TERNODAWhere stories live. Discover now