BAB 40.KABAR DUKA

6 2 0
                                    

Ini hari ke empat Rudi dan Marisa berada diBali. Meskipun sudah bersama selama empat hari, tapi Marisa dan Rudi asik dengan dunia mereka sendiri. Merisa dengan Beni, sedangkan Rudi hanya asik berada di kamar. Jika bosan mungkin dia keliling pantai dekat hotel.
Seperti malam ini Rudi sedang berada dikamar nonton acara favoritnya apalagi kalau bukan bola. Sedangkan Marisa tanpa sepengetahuan Rudi dia keluar kamar hotel untuk menemui kekasih gelapnya. Kekasih yang memberikan kepuasan yang tidak pernah Rudi berikan.
"Ayo sayang" Ajak Beni.
"Ayo" Jawab Marisa sambil memegang tangan Beni. Mereka memasuki mobil yang telah Beni sewa selama berada diBali, malam ini rencananya mereka akan keliling Bali berdua.
"Apa suamimu tidak tau kamu keluar" Tanya Beni.
"Sepertinya tidak, tadi sewaktu aku berkunjung dikamar nya dia sedang nonton bola.Rudi kalau sudah nonton bola tidak mau diganggu. Jadi pasti dia tidak tau" Marisa meyakinkan.
"Bagus jadi malam ini kita bisa keluar sampai pagi" Ucap Beni.
"Iya sayang "
Mobil yang dikendarai Beni dan Marisa melaju ke tempat yang ingin mereka tuju.

Sedangkan dikamar Rudi tengah asik menonton bola tiba-tiba HP Rudi berdering.

"Hallo assalamu'alaikum ayah" Jawab Rudi.
"Walaikumsalam, bagaimana kabar kamu le"
"Alhamdulilah sehat yah,ayah dan mama dan ibu apa kabar"
"Itu dia le, kenapa ayah menelpon kamu"
"Ada apa yah"
"Le kamu harus segera, pulang maaf sudah mengganggu honeymoon kalian"
"Memangnya ada apa yah"
"Ibu kamu le"
"Ibu ada apa dengan ibu yah"
"Tadi sore ibu kamu pingsan saat ditaman, sekarang sedang dirawat dirumah sakit"
"Astaghfirullah ibuk, Rudi akan segera pulang yah tolong jaga ibu" Pinta Rudi.
"Iya le, kamu yang tenang ya"
"Iya Pak"
"Ya sudah ayah tutup dulu,ayah mau kerumah sakit, ini tadi ayah cuma pulang mengambil baju ganti mama mu"
"Iya yah Assalamu'alaikum"
"Walaikumsalam", telpon pun berakhir. Rudi segera berlari kekamar Marisa.

Tok Tok Tok

" Marisa tolong buka pintu"

Tok Tok Tok

"Sial pasti lagi keluar dengan laki laki itu" Rudi langsung menekan nomor Marisa di hpnya.
"Nomor yang Anda tuju sedang tidak aktif cobalah sesaat lagi" Suara operator di HP Rudi.
"Tidak bisa diandalkan." Gerutu Rudi. Dia pun berjalan kekamar nya kembali dan mulai mengemasi baju bajunya dan dimasukkan kedalam koper. Setelah dia rasa semua selesai dikemas Rudi sekali lagi menelpon Marisa. Namun hasilnya tetap sama.
"Percuma aku telpon sekarang pasti masih bersenang-senang.puas puaskan dulu Marisa dasar cewek mur*han"gumam Rudi penuh emosi.
Kini Rudi menelpon asistennya untuk memesan tiket pulang ke Surabaya.
Truuuut truuuut truuuut
" Assalamu'alaikum tuan"
"Walaikumsalam tolong pesankan tiket untukku dan Marisa untuk balik surabaya"
"Baik tuan "
Beberapa saat setelah menelpon asistennya. Rudi hanya duduk dengan gelisah dia sangat mengkhawatirkan ibunya.
"Tunggu Rudi buk, ibuk pasti sembuh" Batin Rudi.
Rudi sangat gelisah malam ini hanya dia habiskan dengan berjalan keluar kamar mengecek Marisa barang kali sudah pulang, masuk lagi kedalam kamarnya duduk disofa, bangkit lagi duduk ditepi ranjang. Begitulah cara Rudi menghilangkan rasa khawatir nya terhadap ibunya yang kini terbaring dirumah sakit tanpa dia.

Drrrrrrt Drrrrrrt Drrrrrrt

Suara getaran HP membuyarkan lamunannya.
"Halo assalamu'alaikum"
"Walaikumsalam tuan, maaf tuan tiket untuk penerbangan malam ini sudah habis, jadi saya memesan tiket penerbangan jam delapan pagi, tepatnya jam delapan tiga puluh lima menit. Nanti saya kirim lewat email tuan"
"Baik Pak terimakasih"
"Sama sama tuan Assalamu'alaikum"
"Walaikumsalam"
Setelah mendapat telpon dari asisten nya rudi segera kirim pesan ke Marisa.
[Assalamualaikum Marisa, kalau sudah selesai bersenang senang tolong segera balik ke hotel kita pulang besok jam delapan lebih tiga puluh lima, ibuk sedang dirawat di rumah sakit]begitulah pesan dari Rudi untuk Marisa yang lagi menikmati buaian cinta dari Beni.
Karena jadwal penerbangan besok pagi Rudi berusaha untuk memejamkan matanya walaupun sulit.

Hari menjelang pagi sang surya mulai menampakkan diri nya. Sinarnya yang memancar di jendela kamar Rudi membuatnya terbangun.
"Astaga sudah jam berapa ini" Rudi terkejut karena mentari pagi ini sangat panas. Dilihatnya jam dinding yang bersandar di atas televisi dikamarnya.
"Alhamdulillah ternyata ngasih pukul enam pagi." Rudi bergegas kekamar mandi untuk bersiap siap. Berberapa menit setelah selesai bersiap Rudi mencoba mendatangi kamar Marisa kembali ternyata masih sama kosong.
"Dasar istri macam apa main sama cowok lain jam Segini belum pulang" Gerutu Rudi sambil menutup kamar Marisa keras. Rudi mencoba untuk menghubungi Marisa namun matanya malah dikejutkan dengan daftar panggilan dari ayah angkat Rudi, tertera panggilan tidak terjawab sebanyak 50 kali. Rasa was was takut gelisah semua jadi satu,Rudi dengan tangan gemetar mencoba untuk menghubungi ayah angkat nya.
"Semoga tidak terjadi apa apa" Batin Rudi.

Truuuuut truuuuut truuuuut

Tidak ada jawaban dari ayahnya. Diapun menelpon ulang hingga telpon ke lima ada balasan.
"Assalamu'alaikum Rud,"
"Lo kok kamu Mel, yang jawab " Tanya Rudi.
"Iya Rud, bagini, sebelumnya kamu yang sabarnya Rud,"

Deg Rudi semakin gelisah mendengar ucapan melly.
"Kamu yang sabar, kamu tenang ya, ibu kamu tadi malam telah dipanggil Tuhan" Lanjut Melly.
"Gak gak mungkin mell," Rudi seperti anak kecil yang kehilangan mainannya. Nangis tersedu-sedu, lemas tiada tenaga lagi.
"Rud Rudi kamu tidak apa apa" Terdengar suara melly yang mencemaskan keadaan sahabatnya sekarang.
"Ibuuuuuuuk teriak Rudi sekencang kencangnya.

Marisa tengah bersiap untuk pulang ke hotel.dia sudah berdandan rapi setelah semalam acak acakan karena ulah beni.
" Aku pulang dulu sayang, aku seperti nya hari ini harus balik ke Surabaya karena, ibuk suamiku masuk rumah sakit. Ini semalam Rudi kirim pesan. "
"Baiklah sayang tunggu aku disurabaya, besok aku akan menyusulmu "bisik beni sambil melingkarkan tangannya ke perut Marisa.
" Baby cepat hadir diperut mama ya,papa sudah tidak sabar untuk menunggu kehadiranmu"lanjut Beni sambil mengelus elus perut Marisa.
"Amiiiin " Marisa pun mengamini.
"Pasti segera tumbuh sayang janin diperut kamu,aku sangat yakin karena selama empat malam kita bersama kita tidak pernah memakai pengaman"
"Iya sayang aku juga tidak sabar lagi untuk mendapatkan kabar gembira itu"
"Nanti jika pembuahan kita beberapa hari ini tidak berhasil kita bisa lakukan ulang di Jawa ok sayang"
"I iya" Jawab Marisa malu malu.
"Aku pulang dulu ya jaga diri baik baik, ingat jangan main cewek lain selama aku tinggal pulang" Marisa mengingatkan Beni, dia mencium pipi Beni dan melangkah pergi.

CINTA YANG TERNODAWhere stories live. Discover now