BAB 48.ISTANA CINTA

3 2 0
                                    

"Kita kemana Rud," Tanya Diana yang tidak tau sahabatnya ini akan membawanya kemana.
"Kita ke rumahku dulu kita ambil mobil" Ucap Rudi.
"Rumah, ta tapi aku gak mau" Tolak Diana, dia hanya tidak mau kalau dia harus bertemu istrinya Rudi.
"Kenapa, apa rumahku pun tidak pantas untukmu" Sedikit nylekit tapi sakit, mendengar ucapan Rudi Diana tau mungkin hati Rudi saat ini sedang terluka.
"Rud"
"Hem"
"Tolong jangan bilang seperti itu, aku mohon"
"Kenapa di, itu kenyataannya kan"
"Rud, pliiiis" Pinta Diana. Keangkuhan Rudi membuat Diana terluka.
Rudi hanya diam tanpa membalas ucapan Diana lagi, untuk sesaat suasana sepi. Diana melihat Rudi melalui kaca spion, dilihatnya mata laki-laki didepannya seakan terluka matanya yang berair, raut muka yang sendu.
"Tidak usah lihat lihat, jatuh cinta nanti mau bilang apa sama tunangan mu"
"Rud"
"Hem"
"Maafkan aku"
"Maaf untuk apa"
"Karena aku telat pulang ke Indonesia. Jadi kamu... "
"Sudah berlalu biarkan saja" Datar cuek dimana Rudi yang tadi mencumbunya, Rudi yang humoris,. Dalam setengah jam mereka sampai di rumah besar Rudi.
"Ayo masuk dulu" Ajak Rudi.
"Gak Rud, aku disini saja" Tolak Diana.
"Sudah ayok tidak ada siapa siapa di rumah, ini rumahku dan hanya aku yang tinggal disini"Rudi menggandeng tangan Diana dan menariknya masuk.
" Pelan pelan Rud "
"Kenapa pelan, apa gak lebih enak cepet" Goda Rudi. Diana yang mendengar godaan Rudi tersenyum simpul.
"Kenapa sekarang emosimu berubah ubah" Batin Diana.
"Selamat datang di istana kita" Kata Rudi sambil merentangkan tangannya untuk menyambut Diana.
"Apa Rud, istana kita, maksudnya" Diana masih tidak mengerti. Rudi menghampiri Diana dan memegang kedua bahu wanita yang dia cintai itu.
"Sayang kamu tau, rumah ini sengaja aku bangun untuk kita, buat kita dan anak-anak kita nanti, tapi karena kamu sudah memilih Harun ya setidaknya kamu tau kalau rumah ini rumah kita. Kapanpun kamu kemari aku tidak masalah", sungguh tidak pernah dia mengira kalau Rudi menyiapkan semua ini untuk nya.
"Sudah jangan menangis tambah cantik nanti aku khilaf lagi, ayo aku ajak keliling rumah kita" Diana hanya mengangguk menerima ajakan Rudi.Diana sangat kagum dengan hiasan hiasan dinding dan juga foto foto dalam pigura tertata rapi, dan yang membuat Diana kagum semua foto dan lukisan di dinding adalah fotonya dan Rudi saja. Serta beberapa foto almarhumah ibunya. Berjalan didalam dekapan orang mencintai nya sebesar ini, membuat air matanya tidak bisa berhenti mengalir.
Rudi yang menyadari gadisnya menangis menghentikan langkah nya dan menghadapkan gadisnya kehadapan nya, sehingga membuat mereka berhadapan. Rudi menghapus air mata Diana dengan telapak tangannya.
"Sudah di, jangan menangis, kita akan tetap seperti ini walaupun kamu dengan yang lain, percayalah aku tidak akan bersama wanita manapun selain kamu, sudah sayang jangan menangis lagi" Dipeluk nya gadis impiannya itu. Diana membalas pelukan Rudi.
"Aku bahagia bersama mu Rud, apa mungkin ini bisa selamanya, aku tidak mau jadi pelakor Rud" Batin Diana.
"Rud"
"Hem ada apa sayang"
"Disini kamu tinggal dengan siapa, kenapa sedari tadi rumah ini sepi"
"Karena rumah ini rumah kita sayang jadi hanya kita yang akan tinggal disini. " Ucap Rudi. Rudi tau pasti Diana mengira Rudi tinggal bersama istrinya.
"Bagaimana mungkin, lalu... "
Cup
Sebelum Diana melanjutkan perkataannya Sebuah kecupan mendarat di bibir manisnya.
"Sudah sayang jangan banyak tanya, aku bilang ini rumah kita ya rumah kita tidak ada yang lain" Kata Rudi dan sekali lagi dia mengulang mengecup bibir Diana yang dari bertahun-tahun lalu membuat candu.seperti yang sudah sudah setiap berawal kecupan bibir pasti akan menjalar kearea lain, diana yang sedari tadi berusaha menahan agar tidak mendesah,  karena kepandaian Rudi menaklukkan kegigihan diana dalam menahan desahan akhirnya lolos juga.
"Aaaah Rud, " Desahan demi desahan membuat jiwa kelakian Rudi memuncak, Rudi menggendong diana memasuki sebuah kamar terbesar di rumah Rudi.
"Ini kamar siapa Rud, " Tanya Diana.
"Ini kamar kita sayang," Ucap Rudi.
Dia lalu menurunkan Diana di atas ranjang tidur ukuran king size. Dia mulai mengulang kembali mencumbu Diana. Beberapa saat mereka terlena bergulat di atas ranjang,sepanas apapun hasrat di diri mereka Rudi selalu bisa menahan diri.
"Seperti janjiku dulu sayang aku tidak akan mau melakukan hubungan suami istri sebelum kita benar benar sah, biarkan kita sampai segini saja, aku tidak mengapa"
"Tapi Rud, apa kamu bisa menahan aku tau kamu sedari tadi berusaha untuk menahan hasratmu keluar. Kamu yakin Rud"
"Aku yakin di, demi kamu apapun akan aku lakukan"
Mendengar ucapan Rudi Diana pun memeluk Rudi erat.
"Andai aku pulang dua tahun lalu, mungkin sekarang kita sudah bahagia ya Rud, maafkan aku"
"Kenapa kamu minta maaf, ingat di diantara kita jangan lagi ada kata maaf, kita akan selamanya seperti ini.kita akan hidup bersama suatu saat nanti disaat Allah benar-benar sudah menyatukan kita, kita anggap saja kita sedang diuji sama Allah"
"Iya Rud, " Ucap Diana, dia membaringkan kepalanya di dada bidang Rudi. Nyaman itulah yang sedang Diana rasakan. Rasa yang tidak pernah dia peroleh dari siapapun.
"Di, ini sudah sore kamu telpon dulu orang tua mu, tadi aku pamit sore memulangkan mu, tapi karena kita seperti ini jadi ya terpaksa kita menginap" Diana langsung mengambil gawai tipisnya dan menghubungi ayah Diana.
"Assalamu'alaikum yah"
"Walaikumsalam, kamu dimana di, "
"Maaf yah Diana belum bisa pulang, Diana menginap di rumah Rudi yah Disini hujan"
"Menginap di rumah laki-laki, jangan mengulang masa lalu ndok"
"Tidak yah, Rudi tidak seperti itu" Diana melirik Rudi yang sedang memainkan rambut Diana.
"Biar aku yang bicara sama dia" Pinta ayah Diana.
"Rud ayah mau ngomong"Diana memberikan HP kepada Rudi.
"Assalamu'alaikum yah"
"Walaikumsalam, nak Rudi ayah percaya sama kamu ya nak jangan kamu salah jalan saat bersama Diana, jaga dia"
"Iya ayah Rudi akan menjaga Diana dengan baik. "
"Ya sudah nak telponnya ayah tutup dulu, assalamu'alaikum"
"Iya yah Walaikumsalam"
"Apa kata ayah Rud " Tanya Diana.
"Ayah bilang aku tidak boleh macam-macam  sama kamu, tapi kalau seperti ini boleh" Rudi langsung memeluk Diana erat dan menciumi wajah serta lehernya.
"Ah kamu sudah ah, aku mau istirahat dulu capek, emang kamu gak capek"
"Gak" Diana mengambil bantal dan memukul Rudi,Rudi membalas pukulan bantalnya. Mereka tertawa bersama hingga mereka terlelap. Untuk yang pertama kalinya mereka bersama di istana cinta mereka.

CINTA YANG TERNODAWhere stories live. Discover now