"But it's true, Mama! Barend selalu makan donat Barend sendirian, karena Barend takut Benji memintanya... and look! It's happening!" ucap Barend dengan mulut yang penuh dengan donat.
"Mama, Benji is not a monster right? Benji just loves doughnuts so much, Mama."
Lunaby tersenyum. Bagaimana mungkin ia bisa memarahi kedua putranya apabila disetiap kesalahan yang mereka lakukan, mereka bukannya membuat Lunaby marah tetapi justru sebaliknya.
"Benji, you're not a monster... you're a boy —my little boy. But when it comes to doughnuts, kamu memang sangat tidak bisa dibantah dan Barend tidak menyukai itu. Tidak ada yang salah dengan kamu yang menyukai donat, tetapi kamu harus tahu batasannya ya Sayang? Terlalu banyak makan donat juga tidak baik untuk gigimu."
Barend tertawa mendengar kalimat akhir dari ibunya. "Show Mama your teeth, Benji!"
Benjamin dengan cepat mengatupkan bibirnya rapat, mencoba untuk menutupi giginya yang perlahan mulai habis karena kegemarannya dalam memakan manis. Sementara Barend yang memiliki gigi lebih rapih dan sehat dari Benjamin pun langsung menunjukkannya.
"Look at my teeth, Mama! I still have all of them, not like Benji!" sahut Barend dengan bangga.
"Benji, do you want your teeth to look like Barend's?" tanya Lunaby ke Benjamin.
Benjamin menganggukkan kepalanya, masih belum bersuara. "Barend masih memiliki gigi yang utuh, karena Barend bisa menjaga keinginannya dalam memakan banyak donat. Seperti yang Miss Emilia beritahu, kalian disarankan hanya boleh memakan satu donat sehari. Barend menuruti apa yang Miss Emilia katakan, tetapi apa Benji melakukan hal yang sama?"
Benjamin menundukkan kepala seraya menggeleng, sementara Barend tertawa bangga. "That means you have to eat one doughnut per day, Benji! No more stealing my doughnut!"
"Tetapi kata Mama, Benji harus makan banyak... Benji masih di dalam masa pertumbuhan." jawab Benjamin dengan nada lembutnya.
Lunaby menahan senyumannya. Dirinya sama sekali tidak bisa marah kepada kedua putranya. "Tetapi terlalu makan banyak donat tidak baik untuk pertumbuhan, Benji."
"But doughnut is a food Mama!" bela Benji dengan pendiriannya.
"Donat mengandung banyak kadar gula, Benji." Lunaby lalu membuka bibir Benjamin. "Dan akibat dari kamu yang sering mengkonsumsi gula, maka akan berdampak buruk untukmu. See, look at your teeth. Banyak sekali gigimu yang sudah copot dan bolong, itu semua karena kamu yang terlalu banyak makan donat, Benji."
"And this one," Lunaby mendaratkan tangannya di atas permukaan perut buncit Benjamin. "Perutmu lebih besar dibandingkan Barend, Benji."
Barend tertawa, anak kecil yang baru saja menghabiskan donatnya itu pun mendekat ke arah ibu dan adiknya. "Perut kamu besar Benji, tidak seperti perutku! Perutku rata dan bagus, sama seperti perut Papa!"
"Tetapi Papa sangat menyukai donat sepertiku, aku lebih mirip Papa!" balas Benjamin.
Barend mendengkus, tidak suka mendengar ucapan adiknya. "Aku juga menyukai donat strawberry, tetapi aku tidak maniak sepertimu! Papa juga sama sepertiku!"
"Aku lebih mirip Papa!"
"Aku lebih mirip Papa!" Barend membelakakan matanya, lalu menunjuk ke arah matanya. "Look at my eyes! Mataku berwarna biru seperti mata Papa!"
Benjamin yang tidak terima membalas dengan membuka matanya lebih lebar, "Aku juga memiliki mata berwarna biru, Barend!"
Karena masih tidak terima dengan balasan Benjamin, Barend pun mengeluarkan kalimat pamungkasnya dalam mengalahkan adiknya itu. "Tetapi aku lahir duluan, i'm older dan aku bisa memilih siapa yang lebih mirip Papa, sudah pasti aku!"
YOU ARE READING
I'm Only Me When I'm With You [COMPLETED]
RomanceCerita ini berada tepat dibawah perlindungan Undang - Undang Dasar Negara Republik Indonesia. (UU No. 28 Tahun 2014). Dilarang mengcopy-paste atau memplagiat cerita ini dalam bentuk apapun, baik digital maupun fisik. ⚠️ Cerita ini mengandung kata da...
I'm Only Me When I'm With You | Chapter 79
Start from the beginning
![I'm Only Me When I'm With You [COMPLETED]](https://img.wattpad.com/cover/279551011-64-k682373.jpg)