I'm Only Me When I'm With You | Chapter 72

Start from the beginning
                                        

_____

    "What are you doing here?"

    Gerald yang sedang menyesap satu batang nikotin miliknya menoleh, ketika pria itu mendengar suara dari seseorang yang sudah sangat ia kenal. Sama halnya dengan orang tersebut, kerutan di dahi Gerald pun langsung terlihat ketika melihat pria di hadapannya itu.

    "Seharusnya aku yang bertanya, apa yang kamu lakukan di sini? Aren't you supposed to be in Venezuela?" balas Gerald.

    Gabriel Axel Gallagher, kakak dari pria itu menghembuskan napasnya sebelum mengambil tempat duduk di sisi kanan adiknya. Gabriel mengambil satu batang nikotin milik Gerald yang sebelumnya sudah ada di sisi adiknya itu, dan membakarnya untuk kemudian ia hisap.

    "Aku mengundur keberangkatanku." jawab Gabriel.

    Gerald mengernyit, "Kenapa?"

    Gabriel menggelengkan kepalanya sebagai jawaban. Dan melihat itu, tentu saja Gerald tidak terkejut. "Aku tidak tahu kalau tempat ini masih menjadi tempat pelarianmu di saat kamu sedang ada masalah."

    Gabriel mengedikkan kedua bahunya. "This place is so calming, mampu membuatku menenangkan pikiranku."

    "And how about you? What bringing you here?" tanya Gabriel kemudian.

    Gerald tidak langsung menjawab pertanyaan Gabriel. Pria itu justru menatap keseliling di mana ia berada. Pria itu dan kakaknya saat ini sedang berada di sebuah rumah penginapan yang mereka beli di saat mereka baru berusia dua puluh dan delapan belas tahun.

    Mereka berdua berhasil membeli sebuah rumah penginapan yang berada di dalam sebuah hutan, dengan hasil uang yang orang tua mereka berikan perbulannya. Hanya mereka berdua yang mengetahui tempat dan rumah ini, dan hal itu pula yang menjadikan tempat ini sebagai tempat pelarian bagi mereka apabila mereka sedang memiliki masalah.

    "Xel, I'm so fucked up."

    Gabriel menoleh, menatap Gerald dengan bingung. Karena tahu bahwa kakaknya sudah pasti tidak akan menjawab pertanyaannya, Gerald pun melanjutkan perkataannya. "Luna."

    "Ada apa dengan Luna?"

    "Luna sedang hamil." ujar Gerald yang seketika membuat Gabriel menoleh ke arah adiknya. "Dan aku tidak tahu anak yang dikandungnya ialah anak siapa."

    "And what's makes you feel fucked up?" tanya Gabriel.

    Gerald menoleh, menatap kakaknya dengan hati-hati. "I asked her. Aku menanyakan kepadanya, siapa ayah dari janin—"

    Gerald belum sempat melanjutkan perkataannya, ketika pria itu merasakan pukulan keras di rahangnya. Gerald menatap ke arah Gabriel dengan cepat, tidak terima dengan perlakuan pria itu. "Dude what the fuck?!"

    "Kamu bertanya seperti itu di saat kamu sendiri tahu bahwa kamu selalu melakukannya dengan Luna dan mengeluarkannya di dalamnya?!" bentak Gabriel.

    Gerald menggeleng, "Xel, but she fucked another man! Semua orang di seluruh negara ini bahkan melihat sendiri, bagaimana Elijah dan Luna bercinta and he didn't fucking pull out!"

    "Gerald, she was raped! Elijah trapped her and fucked her." balas Gabriel dengan nada yang tidak kalah tinggi. "Elijah hanya mengeluarkan di dalam Luna hanya satu kali, Gerald. Presentase kemungkinan janin itu adalah janin Elijah dari janin milikmu sangatlah kecil!"

    "Fuck you, aku tidak tahu kalau kamu benar-benar sebodoh ini." lanjut Gabriel.

    "Presentase kemungkinan janin itu milik Elijah ialah hanya satu persen, dibandingkan denganmu."

    Gerald menggelengkan kepalanya. "Tetapi Xel, sebelum Luna bercinta dengan Elijah, kami beribu kali melakukannya dan aku selalu mengeluarkannya di dalam. Apa hasilnya? Tidak ada hasil sama sekali. Luna tidak pernah hamil. But once her fucked with that jerk, Luna langsung dinyatakan hamil."

    "Now tell me, apa kamu tidak akan berpikiran sama sepertiku apabila kamu berada diposisiku?!" lanjut Gerald dengan marah.

    Gabriel berdecak. "Ge, Luna adalah korban pelecehan seksual. She believes in you, dan kamu adalah tempat teraman untuknya. Aku tahu dia memang bercinta dengan Elijah, but dude, come on, kamu juga bercinta dengannya setelah kejadian itu."

    "Seharusnya kamu bisa mengatasi masalah ini dengan lebih bijak, bukan malah menuduh dan menyudutkannya seperti itu. Gerald, you're a grown up man. Tidak sepantasnya kamu menuduh Luna seperti itu tanpa adanya bukti yang pasti." lanjut Gabriel.

    "Xel, aku baru kembali dari rumah Paul pukul dua pagi. Aku kembali ke rumah, dan menemukan sebuah kotak bertuliskan 'open me, Dad' di atas meja dapurku. Aku membukanya, dan ditengah kelelahan dan kekalutanku, aku mengetahui fakta bahwa kekasihku tengah mengandung."

    "Xel, I'm in the middle of the process for her scandal. Dan mengetahui kekasihku hamil di saat aku sedang mengurus proses persidangan mengenai skandalnya apakah tidak membuatku berpikiran seperti itu?"

    Gabriel berdecak kesal. Pria itu bangkit dari posisinya dan pergi meninggalkan Gerald. "Xel, where are you going?"

    "Dalam. Percuma berbicara kepadamu di saat kondisi kita sama lelahnya." jawab Gabriel.

    Gabriel berdehem, "Istirahat, Gerald. Get some sleep dan jernihkan pikiranmu. Permasalahan ini tidak akan selesai dan pradugamu tidak akan pernah terlihat kebenarannya, apabila kodisi tubuhmu lelah."

    "Xel." panggilan Gerald membuat Gabriel menghentikan langkahnya.

    "Jawab jujur. Menurutmu, apa tindakanku salah kepada Luna?"

    Tanpa perlu menoleh, Gabriel menganggukkan kepalanya. "Salah, dan brengsek."

____________________
Di sini ada yang bisa ngertiin posisi Gerald ga?

____________________Di sini ada yang bisa ngertiin posisi Gerald ga?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
I'm Only Me When I'm With You [COMPLETED]Where stories live. Discover now