I'm Only Me When I'm With You | Chapter 71

Start from the beginning
                                        

    Lunaby mengangguk setuju. "Maura, apa kamu memiliki saran untukku, untuk memberitahu Gerald mengenai kehamilanku?"

    "Gerald pasti akan sangat bahagia." balas Maura.

    Lunaby tersenyum, "Aku tengah mengandung buah hatinya, Maura. Mini version dari dirinya dan aku, harusnya dia bahagia bukan?"

    Maura nampak berpikir mengenai cara yang tepat untuk membantu Lunaby, "Kamu bisa dengan memnberinya kejutan saat ia pulang dari kantor?"

    "Dengan cara bagaimana?"

    "Kamu bisa meletakkan satu kotak berisikan foto hasil ultrasonografi, hasil test packmu, dan sebuah baju bayi." saran Maura.

    Lunaby mengangguk pelan mengenai saran dari Maura, "Kamu benar, kita bisa melakukannya dengan seperti itu."

    "Aku akan membeli keperluan lainnya sepulang aku dari sini." lanjut Lunaby dengan penuh semangat. "Doakan aku semoga ini berhasil ya! Aku tidak sabar sekali melihat reaksi dari kekasihku."

    Maura mengangguk seraya tersenyum lebar, "Tentu saja, Luna. Semoga rencanamu berhasil, dan jangan lupa untuk melakukan periksa rutin setiap dua minggu sekali ya!"

    "Aku akan mengabarimu sehari sebelum waktu periksaku, karena aku hanya ingin calon anakku diperiksa oleh Dokter Maura." balas Lunaby seraya terkekeh pelan.

    Maura terkekeh, "Tentu saja, kamu bisa mengabariku kapan pun kamu mau. Drive safely, Luna."

    "Thank you!"

_____

    Sepulangnya ia dari rumah sakit, Luanby mengikuti semua saran yang Maura berikan kepadanya. Lunaby tidak langsung kembali ke apartemennya dan Gerald sepulang ia dari rumah sakit, melainkan pergi ke salah satu toko bayi yang berada tidak jauh dari lokasi tempat tinggalnya, juga ke toko farmasi untuk membeli sebuah alat pengecek kehamilan.

    Lunaby melakukan hal itu semua dengan senyuman lebar di bibirnya. Wanita itu benar-benar bahagia dan tidak sabar untuk memberitahu kekasihnya, bahwa mereka saat ini sedang mengharapkan kehadiran bayi pertama mereka. Lunaby sangat penasaran mengenai reaksi kekasihnya, dan Lunaby juga sudah tidak sabar untuk memberitahu kabar baik ini kepada kedua keluarga besar setelah Gerald mengetahuinya lebih dulu.

    Ketika sudah kembali ke apartemennya, Lunaby menyempatkan diri untuk mengirim pesan ke kekasihnya terlebih dahulu sembari mempersiapkan semua keperluannya, yang dibalas dengan nada dering telepon dari Gerald.

    "Hey." sapa Lunaby dengan senyuman di bibirnya.

    "Hey pretty." sapa Gerald di seberang telepon. "How's your day?"

    Lunaby tersenyum, wanita itu memang mengatakan kepada Gerald kalau ia hari ini akan pergi keluar untuk melakukan me time, bukan untuk pergi ke dokter kandungan dan mengecek kandungannya. "Amazing. Wonderful. Magical."

    "Wow, sepertinya aku melewatkan banyak hal?"

    "Yes you are. Masih bekerja?"

    Terdengar helaan napas berat di seberang telepon. "Masih, aku baru saja kembali ke kantor. Elijah dan Aria benar-benar mempersulit gugatan, sehingga aku dan Paul harus menghabiskan hampir satu hari penuh di pengadilan."

    "Kenapa tidak langsung pulang saja sehabis dari pengadilan?" tanya Lunaby yang saat ini sedang menggunakan alat pengecek kehamilan yang baru saja ia beli di farmasi.

    "Salahkan Gabriel Axel Gallagher yang memaksaku untuk memberikannya laporan sore ini juga." balas Gerald dengan nada kesal. "Aku lelah sekali, Tha. Ingin segera pulang dan memelukmu."

    Lunaby tersenyum, "Then come home, aku menunggu."

    Terdengar suara decakan dari Gerald, "Aku harus segera menyelesaikan laporan sialan ini untuk bisa segera pulang. Karena aku sangat yakin kalau Axel akan kembali murka kepadaku karena tidak mendapatkan laporan sialan ini di sore ini, apabila aku memutuskan untuk pulang sekarang dan mengerjakannya dari rumah."

    "Aku akan memberikan pijatan spesialku saat kamu di rumah nanti."

    "You better." balas Gerald dengan cepat. "Shit, aku lupa kalau aku harus pergi ke rumah Paul malam ini untuk membicarakan final persidangan yang akan datang nanti."

    Lunaby yang sedang merapihkan kotak berisikan barang yang sudah ia siapkan mengerucutkan bibirnya. "Berarti kamu akan pulang telat lagi?"

    "Maaf sayang, tetapi sepertinya aku memang akan pulang telat lagi. Paul menginginkanku untuk datang ke rumahnya malam ini."

    Lunaby mendesah pelan, "That's okay Leon, kamu melakukan ini semua juga untukku. Aku hanya ingin kamu untuk jangan sampai melupakan waktu makanmu dan juga vitaminmu, aku akan menunggumu pulang. Aku mencintaimu."

    "Jangan menungguku pulang, Tha. Kemungkinan besar aku akan sampai di rumah malam sekali, kamu tahu sendiri bagaimana aku dan Paul apabila sudah bertemu. Kamu istirahat lebih dulu saja ya, jangan menungguku pulang dan jangan lupakan makanmu dan vitaminmu. Aku mencintaimu, Samantha." balas Gerald dengan cepat.

    Lunaby tersenyum, Gerald memang sangat sukses membuatnya merasa sangat dicintai. "See you at home, Sayang."

    "Love you, Samantha."

    "Love you more, Axeleon."

    Dan setelah mengetahui kalau kekasihnya akan kembali pulang larut malam, Lunaby pun memilih untuk makan malam lebih dulu dan beristirahat sebentar.

_____   

    Lunaby dengan cepat membuka matanya ketika wanita itu mendengar suara dentingan dari pintu utama apartemen yang menandakan adanya orang yang masuk ke dalam apartemennya. Melihat ke arah jam yang berada di atas meja nakas di samping tempat tidur, Lunaby pun dengan mudah mengetahui siapa yang baru saja masuk ke dalam tempat tinggalnya itu.

    Dengan wajah yang masih sangat mengantuk dan tubuh yang masih belum begitu menyatu, Lunaby mengambil kimono tidurnya untuk ia gunakan dan berjalan keluar dari kamar. Senyuman di bibir wanita itu kian melebar, ketika melihat postur tubuh kekasihnya yang saat ini sedang berdiri di depan kitchen island dapur mereka, dengan kedua tangan yang sedang membuka kotak yang sebelumnya sudah Lunaby persiapkan.

    Lunaby dengan cepat tetapi tetap berhati-hati, berjalan turun dari lantai dua menuju lantai satu dan berdiri di belakang pria itu. Lunaby sudah akan memeluk tubuh pria itu dari belakang, bila saja pria itu tidak membalikkan tubuhnya lebih dulu, dan menatap Lunaby dengan tatapan tajam juga tubuh yang mengeras.

    Lunaby tersenyum, "Hai, kamu... kamu sudah membuka kotaknya?"

    Gerald hanya berdiri dengan bibir yang terkatup rapat, tidak menjawab pertanyaan Lunaby. Keheningan tercipta di antara keduanya untuk beberapa saat, hingga Gerald pun membuka suaranya.

    "Siapa?"

    "Siapa apanya?" tanya Lunaby dengan bingung. Wanita itu benar-benar tidak mengetahui maksud dari pertanyaan kekasihnya.

    Rahang pria itu mengeras. Lunaby sangat mengetahui bahwa pria itu sedang menggertakan rahangnya saat ini, dan Lunaby tidak mengetahui dengan pasti alasan di balik pria itu melakukannya. Hingga jawaban dari pria itu berikutnya membuat tubuh Lunaby menegang sekaligus berbanjir kecewa.

    "Siapa ayahnya?"

    "Siapa ayahnya?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
I'm Only Me When I'm With You [COMPLETED]Where stories live. Discover now