I'm Only Me When I'm With You | Chapter 70

Comenzar desde el principio
                                        

    Tidak sulit bagi Lunaby untuk menebak apa yang sedang terjadi di dalam tubuhnya saat ini. Gejala mual, perubahan pada tubuh dan dirinya, Lunaby mengetahui gejala apa itu semua. Hanya saja, Lunaby tidak pernah berani untuk memastikannya secara langsung, atau bahkan dengan alat.

    Lunaby hanya belum siap, apabila praduganya selama ini menjadi sebuah kenyataan. Bukan karena Lunaby tidak menerimanya, hanya saja kondisi yang terjadi di dalam hidupnya saat ini membuat semuanya terasa sangat sulit dan belum tepat.

    Ketika Lunaby sedang berkutat dengan pikirannya, suara dari ketukan di pintu kamar Gerald pun membawanya kembali ke alam sadarnya. Lunaby segera membersihkan kembali dirinya, dan setelah memastikan kondisinya terlihat baik, Lunaby berjalan ke arah pintu kamar dan membukanya.

    "Glats?"

    Glatea Berkeley yang saat ini berdiri di depan pintu kamar kakaknya tersenyum. "Hai, aku sepertinya mengganggumu ya? Tapi aku tidak peduli, aku ingin bersamamu."

    Lunaby hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku sahabatnya itu. Setelah memastikan pintu kamar tertutup, Lunaby berjalan menghampiri Glatea yang saat ini sudah di dalam posisi berbaring di atas ranjangnya dan Gerald.

    "Di mana Daxton?"

    Glatea mengernyit, "Kenapa malah menanyakan Daxton?"

    "Kamu selalu bersama suamimu itu apabila Daxton berada di sini, Glatea." jawab Lunaby sembari mengikuti tindakan Glatea, berbaring di atas kasur.

    Glatea terkekeh, "Kamu merindukanku ya, Lun?"

    "A little bit." jawab Lunaby yang dibalas decakan oleh Glatea.

    "Aku tidak bersama Daxton karena dia sedang bermain basket bersama Axel dan Gerald." ujar Glatea. "Lagi pula karena kamu lagi di sini dan Daxton sedang tidak mengurungku di kamar, jadi aku pikir lebih baik aku bersamamu."

    Lunaby mengangguk setuju. Dia dan Glatea memang sudah lama tidak menghabiskan waktu berdua. "How's life, Glats?"

    Glatea tersenyum tipis, "Seharusnya aku yang bertanya itu kepadamu."

    "Tidak ada yang baik dengan kehidupanku, Glatea." jawab Lunaby lirih.

    Glatea dengan cepat membawa tubuh sahabatnya itu ke dalam pelukannya. "Luna, I'm sorry."

    "Tidak perlu meminta maaf, Glats. Kamu tidak salah apapun."

    "You've been through a lot, Luna. Aku bangga sekali kepadamu." ujar Glatea.

    Lunaby tersenyum tipis. "Aku tidak akan bisa melalui ini semua tanpa bantuan kakak dan keluargamu, Glats."

    Glatea mengangguk setuju. "Gerald sangat menyayangimu, he would do anything to make you feel save and happy."

    "Aku terkadang berfikir bahwa aku sangat tidak pantas untuknya." ujar Lunaby dengan tertawa pelan.

    "Luna," panggil Glatea sebelum melanjutkan perkataannya, "Jangan berbicara seperti itu. Kalian berdua sangatlah cocok dan sangatlah berhak untuk satu sama lain. Anggap saja kejadian ini menjadi balasan untuk Gerald atas perbuatannya belasan tahun silam."

    "But I did him worse, Glats."

    Glatea menggeleng, "No, you didn't."

    "Luna look," Glatea mengubah posisi tubuhnya menjadi menghadap Lunaby. "Kata Papa, Tuhan hanya memberikan masalah kepada pengikutnya permasalahan yang sudah pasti bisa mereka selesaikan. Memang tidak akan mudah atau cepat, tetapi Tuhan sudah mengetahui kapasitas masing-masing umatnya, jadi kita pasti bisa melalui masalah yang ada."

    Lunaby tersenyum tulus mendengar perkataan sahabatnya itu, yang menurutnya sudah sangat dewasa. "Glatea you've changed a lot. In a good way."

    Glatea tertawa, "Menjadi istri dan pernah hampir menjadi Ibu membuatku menjadi sedikit lebih dewasa."

    Mendengar jawaban Glatea, tubuh Lunaby pun menegang pelan. "Glats."

    "Ya?"

    "Bagaimana perasaanmu..." Lunaby menahan ucapannya, terlalu takut untuk bertanya. "Bagaimana perasaanmu saat kamu tahu kalau calon anakmu tiada?"

    Tidak ada balasan dari Glatea. Wanita itu terdiam untuk waktu yang cukup lama, sampai akhirnya berdehem dan menjawab pertanyaan Lunaby. "Aku... aku kecewa."

    "Kepada diriku." ucapan Lunaby tertahan ketika mendengar lanjutan dari sahabatnya.

    Glatea menatap Lunaby dengan senyuman lirih, "Aku kecewa kepada diriku sendiri, Luna. Aku merasa gagal, karena aku tidak berhasil menjaga calon anakku."

    "Mungkin aku memang terkena karma karena sempat tidak menginginkan dia, tetapi Luna, aku tidak pernah berpikiran bahwa karma yang aku dapatkan akan sejahat itu." lanjut Glatea yang mulai menangis.

    "Aku sangat mencintai Asher, Luna. Bahkan di saat dia masih berada di dalam perutku." Glatea lalu terisak. "Tetapi Tuhan mungkin lebih menyayangi Asher daripadaku, dan mengurungkan kepercaayaannya dariku dan Daxton, karena itulah Tuhan mengambil Asher kembali dari kami."

    "Glatea..." Lunaby bergerak maju untuk memeluk tubuh sahabatnya.

    "It's okay, Luna." balas Glatea dengan isakannya. "Aku sudah mengikhlaskan Asher ketika aku kembali ke kota ini bersama Daxton. Aku menangis... aku menangis karena aku merindukannya. Aku sangat merindukannya. Ya Tuhan, aku sangat merindukan putraku."

    "Glatea," ujar Lunaby sembari mengusap punggung sahabatnya. "Tuhan pasti akan mempercayaimu dan Daxton malaikat seperti Asher lagi, kalian hanya perlu berusaha dan bersabar."

    Glatea mengangguk. "Aku harap aku akan secepatnya dipercayai untuk mengandung anak lagi, Lun. Aku tidak tega dengan Daxton yang sangat mengharapkan kehadiran seorang anak, walaupun dia tidak pernah mengatakannya secara langsung kepadaku."

    "Daxton hanya menunggu sampai kamu siap, Glatea. Daxton sangat mencintai kamu, sudah pasti ia akan menyerahkan keputusan besar ini kepadamu."

    "Kalau kamu bagaimana, Lun?"

    Lunaby mengernyit, "Aku? Kenapa aku?"

    "Apa kamu siap, apabila kamu dipercayai untuk mengandung buah hatimu bersama Gerald?" dan detik itu, tubuh Lunaby hanya bisa terdiam kaku dan membiarkan pertanyaan Glatea melambung di udara.

    "Apa kamu siap, apabila kamu dipercayai untuk mengandung buah hatimu bersama Gerald?" dan detik itu, tubuh Lunaby hanya bisa terdiam kaku dan membiarkan pertanyaan Glatea melambung di udara

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
I'm Only Me When I'm With You [COMPLETED]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora