1: Keluarga

280 44 16
                                    

Gerung motor di depan gerbang membuat Antasena beranjak dari tempat duduknya. Ia berjalan keluar untuk membukakan gerbang untuk kakak tengahnya, Suryanarada.

"Sendirian, Dek?" tanya Suryanarada kepada adiknya, Antasena.

"Ada Kakang Antareja," jawab Antasena seadanya sembari membukakan gerbang untuk kakaknya.

"Bapak udah pulang?" tanya-nya kembali sembari memasukkan sepeda motornya.

"Bentar lagi," jawabnya kian singkat.

Ketiga putera dari Bratasena sedah berkumpul dalam satu ruangan. Antasena sedang memotongi kuku kakinya, Antareja dengan game online-nya, dan Suryanarada dengan sebatang rokok yang diapit oleh jari telunjuk dan jaribtengahnya. Terlihat rasa persaudaraan yang erat diantara mereka, walau mereka hanya tunggal Bapak, tidak tunggal Ibu.

Bratasena mempunyai tiga istri, dan masing-masing istrinya membuahkan satu anak laki-laki. Istri pertamanya bernama Dewi Nagagini melahirkan anak sulungnya, Antareja. Istri keduanya bernama Dewi Arimbi, melahirkan anak tengahnya, Suryanarada. Istri ketiganya bernama Dewi Urangayu, melahirkan anak bungsunya, Antasena.

Dari ketiga anak tersebut, masing-masing memiliki karakter dan ciri khas yang berbeda. Putera sulungnya yang bernama Antareja, memiliki sifat yang jujur, pendiam, sangat berbakti pada yang lebih tua dan menyayangi yang muda, rela berkorban dan besar kepercayaannya kepada Sang Maha Pencipta.

Putera tengahnya yang bernama Suryanarada, memiliki karakter yang pemberani, teguh, tangguh, cerdik, pandai, waspada, gesit, tangkas, tabah, dan mempunyai rasa tanggung jawab yang besar.

Putera bungsunya yang berjulukan 'Satria Ndugal Kewarisan', Antasena namanya. Dari julukannya sudah jelas bagaimana karakternya. Antasena tidak mengenal yang namanya tatakrama, usil, nakal, ia juga tidak bisa bertutur kata sopan, namun di balik kejelekan itu, Antasena adalah anak yang polos dan lugu, baik, juga selalu memikirkan sesuatu dengan matang, teguh dengan pendiriannya.

Diantara ketiga puteranya tersebut yang faktor genetiknya lebih banyak ke Bratasena hanya Antasena. Hal tersebut bisa dilihat dari fisik mereka, bentuk wajahnya mirip. Walau Antasena agak polos.

Selain itu, karakter mereka juga sangat mirip. Sebelas banding dua belas, sama-sama tidak bisa tatakrama dan tidak bisa bertutur kata halus. Kemampuan bertarung mereka berdua juga sama-sama kuatnya. Maka dari itu, keakraban antara Ayah dan Anak sangat terjalin diantara mereka. Bahkan saking dekatnya, dan tak terdapat tatakrama barang sedikitpun di antara mereka, sering kali disebut sebagai adik kakak.

Karena sama-sama kerasnya, mereka juga sering bertengkar. Tak jarang pertengkaran diantara mereka menjadi pertarungan fisik, sampa-sampai Antareja dan Suryanarada kewalahan untuk melerai dan mendamaikan keduanya.

Biasanya, pertengkaran diawali dari tingkah uslinya Antasena, dan korban dari keusilannya adalah Ayahnya sendiri, bahkan hingga naik pitam. "Aku pecahkan kepalamu, Antasena!" kalimat SPOK sederhana yang membuat bulu kudu Antareja dan Suryanarada berdiri seketika karena seorang Bratasena tak pernah main-main dengan perkataannnya.

Di kala kakak-kakaknya merinding disco, Antasena malah tertawa melihat aksi jahilnya tepat sasaran. Dan apakah malam ini pertengkaran antara Antasena dan Bratasena akan terjadi? Mengingat perbincangan malam ini bersangkutan dengan Antasena yang menjadi topik pembahasan.

Bratasena Sang Ayah sudah berada di hadapan anak-anaknya. Antareja langsung mematikan permainan di hanphone-nya, Suryanarada memadamkan api rokoknya, Antasena.... ia lanjut memotongi kuku kakinya dengan santai di hadapan Sang Ayah.

Suara dehaman tipis Ayahnya membuat anak-anaknya merinding, kecuali si bungsu. "Antareja," panggilan itu sontak menegakkan kepala Antareja yang semula menunduk segan.

AntasenaWo Geschichten leben. Entdecke jetzt