Cerita ini berada tepat dibawah perlindungan Undang - Undang Dasar Negara Republik Indonesia. (UU No. 28 Tahun 2014). Dilarang mengcopy-paste atau memplagiat cerita ini dalam bentuk apapun, baik digital maupun fisik.
⚠️ Cerita ini mengandung kata da...
Elijah tertawa, "Kamu pikir petugas pengadilan sebegitu menganggurnya, dan memilih untuk mengurus kasus seperti ini?"
"Kamu menolak untuk bersamaku, Luna. Dan inilah yang akan kamu dapatkan."
"Kamu gila."
Elijah mengangguk, "I am. Aku gila karenamu, Lunaby Wilhalm."
"Kamu brengsek."
Lunaby terisak, "Aku pikir kamu adalah orang yang baik, Elijah. I defended you in front of my boyfriend, because I believed that you were a nice person. But turned out I was wrong, totally wrong."
Elijah terdiam, hingga suara decitan pintu dari belakang tubuh Elijah kembali terdengar, yang disusul dengan munculnya seorang wanita dari dalam unit. "Ada siapa, El?"
Kedua mata Lunaby memincing, ketika wanita itu merasa tidak asing dengan wanita yang baru saja keluar dari unit apartemen milik Elijah. Setelah mencoba untuk mengingat siapa pemilik wajah itu, kedua mata Lunaby pun melebar ketika ia berhasil mengingatnya.
"Kamu!"
Wanita itu mengernyit, "Ada apa denganku?"
"Kamu adalah orang yang sama dengan yang ada di foto itu."
"Foto apa?"
Lunaby menggertakan rahangnya. "Kamu adalah Aria. Kamu adalah wanita dibalik foto bersama Gerald itu."
Aria, wanita yang berada di hadapan Lunaby tertawa. "Akhirnya kamu mengenalku, aku jadi tidak perlu mengenalkan diriku lagi."
Lunaby menggeram marah, "Kalian bersekongkol?"
Aria tersenyum, "Tentu saja. Elijah menginginkanmu, dan aku menginginkan Gerald. Kerja sama yang baik, bukan?"
"Kalian berdua memang iblis." ujar Lunaby dengan penuh amarah. "Elijah, dengan kamu menyebarkan video itu, berarti kamu juga sedang mempertaruhkan karirmu sendiri."
Elijah mengangguk paham, "Oh Lunaby, kamu pikir aku tidak memikirkan mengenai itu?"
"Kamu tenang saja, aku sudah memikirkan semuanya sebelum aku mengunggah video percintaan panas kita itu. Dan kalau kamu juga khawatir apakah Gerald sudah melihatnya atau belum, kamu tenang saja, aku mengirim video itu langsung ke masing-masing nomor milik keluarga besar Gallagher. Mereka saat ini sedang berkumpul di London, bukan? Momen yang sangatlah pas untuk menyebarkan video itu."
Lunaby menelan ludahnya dan terdiam. Lunaby memikirkan perkataan Elijah mengenai kekasihnya. Sejak awal video itu tersebar, Lunaby memang belum berkomunikasi lagi dengan kekasihnya. Lunaby sendiri pun tidak tahu, apakah kekasihnya itu Sudah melihat video tersebut atau belum.
"Apabila aku adalah kamu Luna, aku sudah pasti akan pergi menjauh dari keluarga kekasihmu itu." ujar Elijah. "Tetapi sepertinya urat malumu memang sudah putus ya? Buktinya saja kamu masih bisa berkeliaran di luar, di saat seluruh masyarakat Amerika sudah melihatmu mengulum kemaluan pria lain dan bukan kekasihmu sendiri."
Lunaby kembali mendaratkan tamparannya pada wajah Elijah, setelah pria itu menyelesaikan perkataannya. Tidak hanya itu, Lunaby juga menyempatkan diri untuk menginjak kaki Elijah dengan platform heelsnya, sebelum Lunaby pergi meninggalkan sepasang kekasih itu.
"Kalian akan mendapatkan balasannya!"
"Kami akan menunggu, Lunababy!"
_____
Lunaby sudah kembali ke unit apartemennya yang berada di Manhattan. Sudah lebih dari satu jam Lunaby hanya berdiam diri di sofanya, sembari menatap layar ponselnya yang penuh dengan notifikasi dari kekasihnya.
Pesan yang berisikan kalimat penuh kekhawatiran itu terus menerus muncul di layar ponsel milik Lunaby dengan pengirim yang sama, Gerald Gallagher. Membaca dari semua pesan yang masuk, tanpa perlu menebak Lunaby pun sudah tahu bahwa kekasihnya sudah melihat video itu.
Lunaby masih enggan untuk membalas pesan atau mengangkat telepon dari siapa pun itu. Lunaby sangat malu, bahkan untuk bertemu dengan pelayan dari gedung apartemennya saja merupakan hal yang berat bagi Lunaby.
Reputasi yang sudah sepuluh tahun ini Lunaby bangun pun perlahan hancur, karena video tersebut. Lunaby tidak bisa melakukan apapun lagi untuk mempertahankan citranya, selain menerima konsekuensi akibat perbuatannya.
Lunaby membuang napasnya kasar. Semuanya terlalu sulit untuk ia hadapi sendiri saat ini. Semuanya terjadi secara tiba-tiba, dan di waktu yang tidak seharusnya.
Pandangan Lunaby beralih ke luar jendela unitnya, menatap gedung-gedung pencakar langit yang selalu menjadi pemandangan favoritnya. Ingatan Lunaby pun kembali pada beberapa waktu yang lalu, ketika Lunaby sedang dalam perjalanannya menuju ke unitnya. Tidak ada lagi orang yang meminta foto kepadanya, yang ada justru orang-orang yang mengatainya pelacur apabila mereka berpapasan.
Tangisan pada wajah Lunaby pun kembali terlihat. Lunaby kembali menangis untuk yang ke sekian kalinya hari ini. Wanita itu sangat menyesali perbuatannya dengan pria brengsek itu, walaupun Lunaby tahu, bahwa penyesalan tidak akan membuat keadaannya kembali seperti semula.
Hal yang semakin membuat Lunaby kacau ialah kesendirian wanita itu saat ini. Lunaby tidak mungkin bertemu dengan Gerald di saat seperti ini —In fact, Gerald adalah orang pertama yang tidak ingin Lunaby temui. Kembali ke rumah orang tuanya pun mustahil, Lunaby tidak siap melihat raut wajah kekecewaan ayahnya apabila ia kembali ke rumah.
Di saat seperti ini, Lunaby hanya bisa merenung dengan dirinya sendiri. Benar-benar sendiri.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.