Cerita ini berada tepat dibawah perlindungan Undang - Undang Dasar Negara Republik Indonesia. (UU No. 28 Tahun 2014). Dilarang mengcopy-paste atau memplagiat cerita ini dalam bentuk apapun, baik digital maupun fisik.
⚠️ Cerita ini mengandung kata da...
"Tanpa aku? Karena apabila hal yang akan kalian bicarakan menyangkut Glatea, aku akan sangat marah apabila tidak di ajak."
Gabriel membuang napasnya, "Aku meminta Daxton untuk merancang kantor kilang minyak milik Gallagher Group yang berada di Venezuela, Gerald."
"Bukankah Daxton sedang tidak memegang proyek apapun selama Glatea menghilang?"
"Memang, tetapi semalam Daxton menghubungiku dan kami memutuskan untuk memulai kembali pengerjaan tersebut."
"Walau Glatea belum ditemukan?" tanya Gerald dengan nada tidak terima.
"Apa kalian akan melupakan hilangnya Glate—"
"Gerald, stop it right there." potong Gabriel dengan tegas. "Aku mengerti maksudmu, dan kamu tenang saja, Glatea akan tetap menjadi prioritas kita semua. Tetapi selagi kita menunggu kabar, kita juga tidak bisa berdiam di tempat saja. Oleh karena itu aku dan Daxton memutuskan untuk memulai proyek ini lagi."
Gerald menatap kakaknya dengan datar. "Kamu sedang tidak menyembunyikan apapun dariku, bukan?"
Gabriel berdecak, "Ikut aku ke dalam untuk bertemu dengan Daxton."
Dan sesuai dugaan Gabriel, adiknya itu dengan senantiasa menerima tawarannya untuk masuk ke dalam Manor. Ketika keduanya masuk ke dalam Manor melalui pintu yang langsung terhubung dengan dapur bersih di lantai satu Manor, kedua mata mereka seketika melebar, ketika mereka mendapati pemandangan yang sangat mengejutkan.
Gerald dengan cepat berlari menghampiri kedua manusia yang sedang berpelukan itu, hingga keduanya saling menjauh. "Atha?!"
_____
"Aku bersumpah, aku sama sekali tidak tahu kalau itu adalah Daxton!"
"Lagi pula aku sangat yakin kalau Daxton mengira aku adalah Glatea." Lunaby kembali mengutarakan pendapatnya, "I mean look at me, Leon. Apa aku bukanlah Glatea? I'm in her clothes, smells like her, my hair color look like her. Aku tidak bisa menyalahkan Daxton sepenuhnya."
Gerald membuang napasnya kasar, "Kamu benar. Aku minta maaf telah bersikap berlebihan. Aku sedang mencurigai Axel dan Daxton."
Lunaby menaikkan satu alisnya, wanita itu mendekat ke arah Gerald dan mengelus wajah pria itu. "Kenapa?"
"Sepertinya mereka mengetahui lokasi keberadaan Glatea. Aku tidak tahu dengan pasti, tetapi Axel tidak bersikap seperti biasanya."
Lunaby membawa tubuh Gerald ke dalam pelukannya dan mengelus punggung pria itu dengan lembut, "Glatea pasti akan kembali, Leon. Kita pasti bisa menemukannya. Aku juga sangat merindukan adikmu itu."
"Aku menyesal telah mengatakan kalau aku tidak sanggup menerima versi mini Glatea di dunia ini. Karena sekarang aku menginginkan banyak versi mininya di dunia ini." ujar Gerald di dalam pelukan Lunaby. "Apa menurutmu Glatea baik-baik saja, Tha?"
"Glatea lebih mengetahui bagaimana untuk menjaga dirinya sendiri, dari siapa pun orang di dunia ini, Leon."
Gerald melepaskan pelukannya dan menangkup wajah Lunaby dengan kedua tangannya. "Tha, janji kepadaku bahwa kamu tidak akan pernah melakukan apa yang Glatea lakukan saat ini, okay?"
Lunaby mengangguk, "Aku janji."
Gerald mencium kening Lunaby sebelum menjawab, "Good, karena aku tidak tahu apa yang akan terjadi kepadaku, apabila Glatea adalah kamu."
"Aku sangat mencintaimu, Samantha. Dan aku tidak bisa untuk kehilangan kamu."
"Aku tidak bisa." ucap Gerald di atas kepala Lunaby. "Tidak akan pernah bisa."
____________________ Jadi siapa yang udah ga sabar sama cerita Axel?
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.