I'm Only Me When I'm With You | Chapter 56

Start from the beginning
                                        

Gabriel membuang napasnya kasar, sembari kembali memeluk tubuh adiknya. "Glats percaya padaku, Daxton mencintaimu."

Glatea menggeleng, "Dia tidak mengatakannya kepadaku, Axel!"

"Daxton mungkin merasa ia tidak perlu mengatakannya, Glats."

"Tapi aku perlu dengar! Bagaimana bisa aku melahirkan dengan orang yang berstatus bukan suamiku?!"

"Itu semua tidak akan terjadi apabila kamu tidak menggugatnya, Glats." ujar Gerald yang membuat tangisan Glatea semakin kejar.

Gabriel membuang napasnya kasar, "Gerald."

"Glatea, sudah ya?" ucap Gabriel kepada Glatea.

Glatea menggelengkan kepalanya, "Tidak sampai Gerald meminta maaf kepadaku!"

Gerald membuang napasnya kasar ketika mendapati tatapan Gabriel kepadanya. Karena tidak punya pilihan, Gerald pun menuruti keinginan Ibu hamil tersebut. "Aku minta maaf, Glats."

"Kamu tidak sungguh-sungguh!" jawab Glatea, "Ulangi!"

"Xel, aku minta maaf dengan sungguh-sungguh!"

Gabriel menggeleng pelan, pria itu menjauhkan tubuh Glatea dari tubuhnya. "Glats, lihat Gerald. Kamu tetap akan menganggap permintaan Gerald tidak sungguhan, apabila kamu tidak ingin menatapnya."

Glatea menurut, wanita itu menatap Gerald yang saat ini sudah mengacungkan jari kelingkingnya ke arahnya. "Aku minta maaf, dan aku janji tidak akan melakukannya lagi."

Glatea mengangguk mendengar ucapan Gerald, dan membalas tautan jari kelingking pria itu. "Aku juga minta maaf. Semenjak aku hamil aku menjadi mudah menangis."

Dalam hati, Gabriel dan Gerald sangat menyetujui perkataan Glatea itu. Semenjak dikabarkan hamil Glatea memang menjadi sangat sensitif, dan suasana hatinya gampang sekali berubah. Ayah mereka yang sudah handal dalam mengatasi perubahan sikap ibu hamil bahkan menyerah, ketika pria tua itu harus berhadapan dengan perubahan suasana hati Glatea yang tidak menentu.

Setelah merasa kondisi hatinya sudah menjadi jauh lebih baik, Glatea menarik napasnya dalam dan menatap kedua kakaknya dengan serius. "Enough of crying boys. Sekarang beritahu aku, ada permasalahan besar apa, sampai kita harus melakukan meeting di tengah malam seperti ini?"

Gerald dan Gabriel saling menatap satu sama lain, dengan tatapan yang hanya mereka yang mengerti. "Gerald gagal mengakuisisi Rowen Tech."

Glatea melebarkan matanya, "Tapi acara penobatan akan dilakukan besok malam?"

"Kalau Gerald batal mendapatkan Gallagher Corporation, berarti aku juga gagal dalam mendapati Mitchell Green Energy?" lanjut Glatea dengan tidak terima.

"Dan itulah mengapa aku ingin melakukan pertemuan ini. Aku butuh bantuan kalian. I'm so sick of MGE, and Glatea is so sick of me being her Boss. Kita tidak bisa membiarkan Papa memberikan Gallagher Corporation kepada Kaiden, he's not a Gallagher." jawab Gerald.

"Siapa pemimpin Rowen Tech saat ini?"

"Patricia Rowen."

Glatea tertawa mendengar nama itu. "Ge, are you being serious right now?"

Gerald menaikkan satu alisnya. "Apa?"

"Menaklukan Daxton jauh lebih sulit, dibandingkan Patricia."

"Itu karena kamu dan Daxton juga bercinta, Glats." jawab Gerald dengan kesal.

Glatea berdecak, "Sebelum aku dan Daxton bercinta juga aku sampai harus ke London untuk healing."

I'm Only Me When I'm With You [COMPLETED]Where stories live. Discover now