Chapter 12

56.5K 5.6K 244
                                    

Agak mature content. be wise

***

Aleena pertama kali bertemu Ervan saat di kedai orang tuanya di Bogor. Kala itu dia sedang membantu melayani pelanggan dan Davina—yang notabenenya temannya waktu SMA—berkunjung bersama Ervan. Dengan usilnya, Davina terus mencocok-cocokkan mereka berdua, tapi baik Aleena dan Ervan sama-sama tidak terpengaruh lalu hanya tertawa sebagai tanggapan.

Dua tahun berlalu, saat dia menginjak semester enam, Aleena kembali bertemu laki-laki tersebut. Keadaannya sedikit berbeda. Ervan menempati posisi sebagai staf yang membimbingnya di sebuah perusahaan tempatnya magang, Abraham Group. Interaksi mereka semakin sering terjalin dan selama tiga bulan keduanya kian dekat. Bahkan begitu usai kontrak magangnya, sepasang insan manusia tersebut masih sering membuat janji temu.

Tepat setelah seminar proposal, Ervan menyatakan perasaan. Namun, butuh waktu beberapa minggu sampai Aleena yakin. Pria itu juga tidak melayangkan protes sama sekali. Sosoknya teramat sabar dan mengayomi. Bahunya senantiasa tersedia sebagai sandaran berkeluh kesah. Puncaknya ketika kedua orang tua Aleena terlibat kecelakaan hingga meninggal dunia. Perempuan itu terguncang hebat. Berhari-hari tidak bergairah melakukan apa pun. Pendidikannya terbengkalai. Selama itu pula, Ervan tidak pernah meninggalkannya dan terus berusaha menariknya dari kubang kesedihan.

Aleena yang semula digadang-gadang mampu menyelesaikan pendidikan 3,5 tahun saja, berubah tepat empat tahun. Itu pun berkat Ervan yang tidak pernah absen mendampinginya. Begitu berada di fase mengikhlaskan, dia baru menyadari betapa beruntungnya memiliki pasangan seperti Ervan. Sehingga, saat lelaki tiga tahun lebih tua darinya itu melamarnya, dia tidak butuh waktu lama untuk menerima.

Mempersiapkan pernikahan sembari menunggu waktu wisuda, tidak ada kesulitan berarti yang menghadang. Aleena sungguh menikmati momen itu meskipun dari pihak keluarga Ervan, hanya oma dan adik-adik Bu Amira yang tampak menerimanya. Dia tahu kalau orang tua Ervan bercerai, tetapi tidak pernah tahu di mana keberadaan ayahnya. Ibu Amira pun tidak begitu menyambutnya, wanita hampir setengah abad tersebut lebih sering sibuk sendiri atau berlalu pergi setiap ada dia. Ervan terus meyakinkannya jika itu bukan masalah. Pernikahan mereka akan tetap digelar. Aleena yang buta asmara—karena tidak pernah pacaran dan tidak memiliki kerabat atau teman dekat untuk ditanya-tanyai soal ini, hanya mengangguki saja semua omongan sang kekasih. Baginya, pria itu sudah cukup membuktikan segalanya saat dia sedang di titik terendah.

Pesta pernikahan digelar begitu meriah seminggu sebelum Aleena wisuda. Hidup dia bertambah bahagia saja. Ervan juga tidak berubah sama sekali. Justru, lelaki itu terus menghujaninya dengan cinta dan kasih sayang. Namun, ada hal yang sampai mereka berpisah tak dia bagi pada siapa pun. Waktu itu Ervan baru kembali kerja setelah habis masa cuti, Ibu Anita, adik mami Ervan, datang berkunjung ke apartemen. Sosoknya yang memang penuh senyum, datang membawa banyak sekali bingkisan. Aleena tentu mempersilakan masuk tanpa berpikir ulang, tetapi pandangan dan gestur Ibu Anita selama di sana sungguh membuatnya tak nyaman.

"Kamu bahagia?"

Tiba-tiba ditodong pertanyaan—yang menurutnya—ambigu. Aleena sedikit menerka-nerka. Walau begitu, kepalanya tetap mengangguk mantap.

"Tentu, Bu."

"Panggil Tante saja." Beliau menyilangkan kaki sebelum meraih cangkir teh dan meminumnya dengan gerakan super anggun. Aleena mulai terintimidasi, tapi tetap berusaha tenang. "Tante perhatikan, mami Ervan cuma dateng sebentar waktu pernikahan kalian. Memangnya kamu belum direstui?"

Dia menelan ludah kasar. Telunjuknya menggaruk kepala yang mendadak gatal. Jawaban seperti apa yang tidak mengundang pertanyaan lain?

Pasalnya Aleena juga belum mendapatkan jawaban yang memuaskan dari Ervan acap kali dia bertanya demikian. Bukan tidak berusaha. Bu Amira seperti menolak waktu Aleena berusaha mendekati. Ujungnya, Ervan melarangnya bertindak seperti itu lagi.

After We Divorce [New Version]Where stories live. Discover now