Chapter 30

31.2K 3.1K 104
                                    

Sejak menyebarnya Abraham Group di benua Australia, perusahaan properti tersebut langsung naik daun. Nama AG terus menjadi sorotan media dan pemberitaan publik. Popularitas yang meningkat sejalan dengan meningkatnya nilai brand dan daya tarik yang lebih besar di pasar. Akibatnya, penjualan terus meningkat setiap harinya. Peluang menarik minat mitra bisnis yang potensial untuk menjalin kerjasama ikut terbuka luas. Pengaruh yang ditimbulkan juga lebih besar, utamanya dalam industri tempatnya beroperasi.

Khusus bulan ini, AG memperoleh kenaikan profit yang sangat mengesankan, yakni sebesar 48%. Hal itu mempertegas adanya pertumbuhan yang kuat dalam bisnis perusahaan, tanda bahwa perusahaan berhasil bersaing dengan baik di pasar global, dan para pemegang saham ikut diuntungkan. Untuk merayakan kemenangan tersebut, dibuatlah acara yang diselenggarakan di rooftop kantor pusat Abraham Group.

Dengan mengusung tema Night Under the Stars, perayaan mengadopsi suasana malam yang romantis dan magis. Dekorasinya menekankan pada elemen-elemen langit, sementara pencahayaan memanfaatkan kombinasi lampu lampion dan lampu string. Kursi-kursi santai tertata rapi dan menghadap panggung kecil yang nantinya digunakan grup musik tampil. Di sebelah kanannya, terdapat sebuah meja panjang yang di atasnya terhidang beragam kue-kue manis. Seorang laki-laki dalam balutan chef jacket sudah berdiri di depan perkakas memasak. Beralih ke sebelah kiri penonton, bartender telah bersiap menunjukkan kemampuannya meracik minuman. Spot photobooth turut disediakan di dekat tempat keluar-masuknya tamu.

Ervan datang saat acara hampir dibuka. Senyum tipis terpatri seiring kakinya melangkah mendekati tempat duduk di deretan paling depan. Perpaduan antara turtle neck dan jas model long coat yang dikenakannya membuat penampilannya terlihat formal Knittopreneurs. Chelsea boots serta aksesoris penunjang seperti jam tangan menambah kesan yang lebih ciamik. Pria berpotongan rambut rapi dan terlihat mengkilap itu baru mengeluarkan tangannya dari saku celana ketika bersalaman dengan beberapa orang.

Pukul setengah tujuh malam, sambutan sekaligus pembukaan dimulai, kemudian dilanjut presentasi kenaikan profit dan penyampaian capaian perusahaan. Ervan turut memberikan suara karena dia termasuk orang yang berkontribusi dalam meningkatnya pendapatan AG. Tim terbaik turut diberi penghargaan. Malam gala dengan menu pilihan chef terbaik tiba. Kegiatan bersambung pada sesi networking dan foto bersama. Setelah itu, giliran grup musik yang mempetunjukkan kebolehannya.

Para karyawan yang memenuhi undangan bersorak-sorai kegirangan sambil meliuk-liukkan badan. Malam Minggu di pekan kedua setelah Ervan mengajukan surat pemberitahuan tidak melanjutkan kontrak terasa berbeda. Dengan gelas anggur merah di tangan, suami Aleena itu asyik berbincang santai bersama salah satu pemegang saham Abraham Group. Kekehan sesekali terdengar. Mereka mengangkat topik yang jauh dari rutinitas kantor.

Berbeda dengan tamu lain yang menikmati acara sambil melepas kepenatan, Anita justru sibuk mengintai pergerakan kakaknya. Bibirnya yang terpoles lipstik merah mungkin sedang bersenda gurau, tetapi matanya tidak tampak santai. Sampai pada saat Amira memanggil seorang OB yang bertugas sebagai pelayan pada malam ini, Anita pamit undur diri kepada lawan bicaranya.

"Hei!" panggilnya membuat sosok tadi berbalik dan tersenyum sopan.

"Bu Anita," sapanya, "ada yang bisa saya bantu, Bu?"

"Saya mau nanya, Bu Amira tadi minta apa, ya?"

Kepalanya menoleh ke arah Amira sejenak. "Bu Amira minta tolong diambilkan minum, Bu."

"Minum apa?"

"Katanya apa saja asal tidak mengandung alkohol."

"Oh ...." Dia manggut-manggut. "Eh, kalo misalnya saya minta tolong, kamu mau nggak?"

After We Divorce [New Version]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ