I'm Only Me When I'm With You | Chapter 50

Start from the beginning
                                        

    "Gerald?"

    Gerald mendongakkan wajahnya, ketika ia mendengar namanya yang terpanggil. Pria itu mengernyitkan alisnya ketika ia mendapati wanita yang sama dengan yang ia temui ketika ia pertama kali ke tempat ini. "Aria."

    "Akhirnya kamu mengingatku." jawab wanita itu. Aria lalu menunjuk kursi yang di samping Gerald. "Is this seat taken?"

    Gerald mengangguk, "Matthew."

    Aria terkekeh, wanita itu melirik ke arah Matthew yang sedang bermesraan dengan Camille. "Matthew sepertinya rela memberikan kursinya kepadaku."

    "Well, let's start the convo with a basic question, how's life?" ujar Aria yang lalu mengambil satu donat pastri milik Gerald.

    Gerald menoleh, menatap Aria tidak terima. "Donat pastriku."

    Aria mengedikkan bahu, "I can make it for you."

    "Gerald, answer my question!" rengek Aria, yang membuat Gerald memutar matanya malas. "Kamu bisa melihat sendiri kondisiku."

    "Kondisimu ya?" ujar Aria lalu menatap Gerald dari atas hingga bawah, "Buruk."

    "Fuck you."

    "Please."

    Gerald menoleh dengan cepat, "Kamu masih—"

    "Menjalang?" potong Aria dengan cepat. Wanita itu menganggukkan kepalanya, "But fancier."

    "Sejak aku memutuskan untuk pindah ke Eropa, aku pikir aku bisa berubah. But turned out, aku justru menjadi sangat mahal di klub negara-negara ini." jelas Aria.

    "How about you?" Gerald menoleh tidak mengerti, "Bagaimana kehidupan seksmu setelah aku pindah?"

    Gerald tidak menjawab. Aria dan Gerald merupakan partner dalam melakukan hubungan badan beberapa tahun silam, sebelum Aria memutuskan untuk pindah ke Eropa. Setelah kepergian Aria, Gerald masih tetap mencari wanita lain demi memenuhi kebutuhan biologisnya, tetapi tidak pernah terpaku hanya dengan satu wanita, sampai akhirnya ia kembali bersama Lunaby.

    "Amazing." balas Gerald. "Wanitaku saat ini tidak ada tandingannya dengan wanita mana pun yang pernah tidur denganku."

    Aria menaikkan satu alisnya, "Termasuk aku?"

    Gerald menganggukkan kepalanya, "Termasuk kamu."

    "Lunaby Wilhalm must be really lucky because she have you." ujar Aria yang dibantah oleh Gerald.

    "Bukan Lunaby yang beruntung karena memilikiku, tetapi aku yang beruntung karena memilikinya." jawab Gerald.

    Aria tersenyum, "You're drunk."

    Gerald menggeleng, "I'm sober as fuck."

    Aria tertawa sinis. Bahkan anak kecil pun tahu, betapa mabuknya pria itu saat ini. "Let me guess, permasalahan kantor?"

    "None of your businesses."

    Aria menganggukkan kepalanya, wanita itu lalu mendekatkan kursinya dengan kursi Gerald. "Aku dengar kekasihmu akan tampil di Paris Fashion Week nanti?"

    "She's the star."

    "Ge, apa kamu tidak takut?" ujar Aria yang membuat Gerald menoleh. "Takut apa?"

    "Kekasihmu... setahuku seorang model harus menjalani karantina untuk waktu yang cukup lama sampai hari Fashion Show tiba. Apa kamu tidak takut, selama karantina kekasihmu itu bermain di belakangmu?" ujar Aria sembari mengusapkan tangannya disekitaran leher dan kepala bagian belakang pria itu.

    Gerald menggeleng, seraya menyingkirkan tangan Aria dari tubuhnya. "I trust her."

    Aria tersenyum menyeringai, "Yeah you can trust her... but can you trust the guy that wants her? Cause I don't think so."

    "Aria, singkirkan tanganmu."

    Aria tidak memperdulikan perintah Gerald. Wanita itu bahkan semakin mendekatkan tubuh mereka dan meletakkan dagunya di pundak kiri pria itu. "You know what, Ge?"

    "After all these years, aku pikir akan mudah bagiku untuk melupakanmu... melupakan kita, tetapi ternyata aku salah, bertahun-tahun pertahanan yang aku bangun pun seketika hancur, di detik pertama aku melihatmu di tempat ini beberapa minggu yang lalu." ujar Aria di telinga Gerald.

    Gerald mencoba untuk menjauhkan tubuhnya, "Sepertinya kamu yang mabuk."

    Aria tertawa, "Aku sadar, Gerald. Aku bahkan sangat sadar."

    "Aku memiliki kekasih, Aria. Jauhkan tubuhmu dariku." ujar Gerald sembari mendorong tubuh Aria untuk menjauh darinya. Tetapi bukannya menjauh, Aria justru bangkit dari duduknya dan pindah ke atas pangkuan Gerald.

    Tubuh keduanya hampir terjatuh, karena ketidakseimbangan Gerald akibat dari terkejutnya pria itu atas tindakan Aria. Sementara Aria yang melihat wajah pria itu tertawa, "Look at you... menggemaskan."

    "Aria, turun dari pangkuanku." Perintah Gerald sambil memegang tubuh wanita itu untuk ia turunkan dari pangkuannya. Tetapi bukannya menurut, Aria justru mengalungkan kedua lengannya pada leher pria itu, dan mengeratkan pelukannya.

    "Ge apa kamu tahu, selain menjadi The City of Love, Paris juga terkenal menjadi The City of Affairs? Banyak sekali pasangan yang berselingkuh saat salah satu dari mereka sedang berada di Paris." Aria mendekatkan bibirnya ke telinga pria itu, "And maybe it could be you... with me."

    "Let's turns this city into The City of Love Affairs, Gerald. Me, you, and Paris." lanjut Aria.

    "Aria turun dari pangkuanku sekarang, atau aku akan membuat keributan." ucap Gerald dengan tegas.

    Aria tersenyum menyeringai, "Try me. Karena aku yakin mereka tidak ada yang peduli. We don't do others people businesses in here, Sir."

    Gerald yang sudah kesal pun langsung bangkit dari duduknya, hingga menyebabkan tubuh Aria tersingkirkan dari pangkuannya. Gerald sudah akan pergi dari tempatnya, jika saja pusing tidak menyerang kepalanya secara tiba-tiba, dan menyebabkan Gerald hilang keseimbangan dan terjatuh.

    "Ne vous inquiétez pas. [1]" ujar Aria kepada para tamu klub. Semua di klub itu tahu siapa itu Gerald, dan Aria tidak ingin disalahkan hanya karena pria itu yang mabuk berat. "Il est juste ivre. [2]"

    "I'll take him to my hou—"

    "No, Aria." suara Matthew tiba-tiba saja terdengar, "Gerald adalah sepupuku, aku dan Camille yang akan merawatnya."

    Pria itu masih sadarkan diri, ketika melihat klub yang seketika menjadi ramai. Dengan samar Gerald mendengar Aria yang ingin membawa pria itu pergi, sampai Gerald mendengar suara penolakan dari sepupunya. Mendengar itu, Gerald pun dapat memejamkan matanya dengan tenang.

[1] Don't worry.
[2] He's just drunk.

 [2] He's just drunk

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
I'm Only Me When I'm With You [COMPLETED]Where stories live. Discover now