Cerita ini berada tepat dibawah perlindungan Undang - Undang Dasar Negara Republik Indonesia. (UU No. 28 Tahun 2014). Dilarang mengcopy-paste atau memplagiat cerita ini dalam bentuk apapun, baik digital maupun fisik.
⚠️ Cerita ini mengandung kata da...
Lunaby memutar tubuhnya menghadap Gerald sembari tersenyum, "Jadi... ke mana kamu akan membawaku?"
Gerald menaikkan satu alisnya, "It's not gonna be a surprise if I tell you where we are going, Samantha."
Lunaby mengerucutkan bibirnya, "Come on, aku tidak mempersiapkan pakaianku sama sekali untuk pergi."
"We don't need any clothes when we are together, Tha." balas Gerald sembari memajukan wajahnya untuk mencium Lunaby.
"So we're gonna be naked everyday?"
"Everyday and everytime, Baby." balas Gerald sebelum mencuri satu kecupan dari bibir Lunaby, dan keluar dari mobilnya.
_____
Colorado, USA.
"Colorado?"
Lunaby menatap keseliling hotel tempat mereka menginap, setelah Gerald membiarkannya melepaskan penutup matanya. Gerald yang berada di belakang tubuhnya pun langsung mengarahkan kedua tangannya untuk memeluk tubuh Lunaby, dan menyerukan wajahnya pada lipatan leher wanitanya.
"Beberapa waktu lalu aku di rekomendasikan oleh salah satu klienku untuk berlibur di penginapan ini. Dan sepertinya aku sama sekali tidak menyesal."
"Jadi kamu memang sudah merencanakannya?"
Gerald mengangguk di dalam leher Lunaby, "Aku memang sudah merencanakan untuk mengajakmu berlibur di sini, tetapi tidak hari ini."
Lunaby mengerutkan dahinya, "Lalu bagaimana bisa kamu mendapatkan penginapan secara mendadak seperti ini?"
"Sangat mudah, Tha."
"Kamu menyuruh asistenmu untuk menyewanya?"
Gerald mengangguk, sebelum menggelengkan kepalanya yang sontak membuat Lunaby mengernyit bingung. "Aku memang menyuruh asistenku, tetapi bukan untuk menyewa... aku membelinya."
Kedua mata Lunaby kian melebar ketika mendengar pembelaan dari kekasihnya itu, "Kamu membelinya?"
Gerald mengangguk, "Ya."
"Untuk apa?"
Pria itu mengedikkan kedua bahunya, "Short vacation, maybe?"
"Kamu boros sekali."
"Aku jarang sekali berbelanja, Samantha. Bagaimana bisa kamu mengatakan kalau aku boros?" balas Gerald yang sedikit tidak terima.
"Beberapa saat lalu kamu mengatakan kepadaku kalau kamu baru saja membeli sebuah pulau di dekat New York?"
"Kondisinya saat itu berbeda, Tha. Aku terpaksa membeli pulau itu guna mempertahankan estetika tujuan pulau tersebut sebagai tempat untuk berlibur, bukan sebagai tempat di mana diletakannya sebuah pabrik." jelas Gerald.
"Jangan terlalu memboros, Leon."
"Lalu apabila aku tidak membelanjakan uang-uangku, untuk apa aku bekerja dengan keras agar menghasilkan uang yang banyak, Samantha?"
Lunaby membuang napasnya kasar. Berdebat mengenai permasalahan seperti ini dengan kekasihnya tidak akan ada habisnya, sebagaimana pun Lunaby membela diri. "Kalau begitu kamu pun tidak boleh melarangku untuk bersikap boros."
Gerald mengernyitkan alisnya, "Sejak kapan aku melarangmu untuk berhemat? Babe, take all of my cards and use them. Aku bekerja bukan hanya untuk memenuhi kebutuhanku saja, tetapi kamu juga."
"Leon..."
Gerald tidak membiarkan Lunaby melanjutkan perkataannya dengan cara menciumi permukaan leher wanita itu. Wanitanya itu sudah terlalu banyak bicara untuk hal yang tidak penting, dibandingkan menggunakan waktu yang mereka miliki untuk melakukan hal yang lebih menyenangkan. Seperti bercinta di tengah-tengah salju Colorado, misalnya.
"Let's stop debating for something that isn't important, Samantha. And let's do something that more fun... and fascinating." bisik Gerald di telinga Lunaby.
Lunaby menggigit bibirnya, mencoba untuk menahan lenguhan yang akan keluar dari bibirnya. "Seperti apa?"
Gerald tersenyum menyeringai, sembari mengarahkan wajah Lunaby pada sebuah gazebo yang berada di tengah-tengah salju yang menutupi halaman belakang penginapan yang sekarang resmi menjadi milik Gerald.
"Let's warm ourselves in the middle of Colorado snow."
Lunaby menggeleng pelan, "Jangan gila. Reputasi kita bisa langsung jelek, apabila seorang wartawan dapat mengambil foto kita sedang bercinta di sana."
"This place is a private property now, Samantha. Hanya ada kita dan pelayan hotel ini sekarang. Dan aku sudah membayar mereka dengan cukup tinggi, untuk membuat mereka tetap di tempatnya dan tidak mengganggu kita."
Gerald kembali mendekatkan bibirnya pada telinga Lunaby, "In fact, it's been a long time since the last time we did something wild, Tha."
Lunaby seketika memerah. Menurutnya Gerald terlalu frontal untuk mengatakan hal seperti itu di luar ruangan seperti ini, walau hanya terdapat mereka berdua. "We have a king size bed in our room, Leon. That's enough."
"Tetapi di gazebo lebih menantang, Tha." balas Gerald yang masih kekeh dengan keinginannya.
Gerald pun semakin mengeluarkan kalimat-kalimat menggodanya, guna membuat Lunaby menuruti permintaan pria itu. "Apa kamu ingat Tha, bahwa kita pernah melakukannya di publik di saat keluarga kita sedang berlibur bersama di Ibiza, dan hampir ketahuan oleh kedua orang tuamu?"
Lunaby mengalihkan wajahnya. Tentu saja wanita itu sangat mengingat peristiwa itu. Peristiwa di mana ia hampir saja ketahuan oleh Ayahnya saat sedang bercinta dengan Gerald di usianya yang baru tiga belas tahun, dan dengan beraninya melakukannya ditengah-tengah pantai tempat di mana mereka menginap.
"Kita bisa melakukannya lagi kali ini, Tha. Bahkan tanpa harus takut apabila ketahuan oleh kedua orang tuamu." ujar Gerald yang seperti mengerti pikiran kekasihnya.
"Fine, kamu menang—"
"I knew it!" potong Gerald dengan senang, sebelum menjerit teriak karena cubitan Lunaby di pinggangnya. "Argh!"
"Lagi kamu, aku belum selesai berbicara." ucap Lunaby dengan kekehannya, "Kita akan mencoba untuk melakukannya di sana, tetapi dengan satu syarat."
"Apa?"
"Aku yang akan menentukan kapan kita akan melakukannya. And today isn't the day." jawab Lunaby yang kemudian melepaskan dirinya dari rengkuhan Gerald, dan berlari masuk kembali ke dalam kamar.