I'm Only Me When I'm With You [COMPLETED]

I'm Only Me When I'm With You | Chapter 42

    "Jangan sebutkan namanya, Tha!"

    Lunaby mengerjap kaget, ketika mendengar bentakkan suara Gerald. Wanita itu lalu perlahan berjalan mundur menuju pintu kamar, yang dengan cepat disadari oleh Gerald. "Jangan keluar, Tha."

    "Aku minta maaf, aku tidak seharusnya membentakmu." ujar Gerald yang kemudian bangkit dari posisinya dan berjalan menuju kaca besar di kamar tersebut.

    Lunaby mengurungkan niatannya untuk keluar dari kamar, ketika ia menyadari suara Gerald yang semakin memelan. Mengetahui pria itu selama dua puluh lima tahun membuat Lunaby dapat dengan mudah mengetahui kondisi hati pria itu, hanya berdasarkan dari sikap dan suaranya.

    Lunaby pun berdehem pelan, "Kamu bisa bercerita kepadaku, kalau kamu mau."

    "Leon, aku mengenalmu di sepanjang hidupku. Di saat kamu mengambil minum tadi, aku tahu ada sesuatu yang tidak beres terjadi. Aku tidak tahu dengan pasti apa permasalahannya, tetapi aku yakin, Elijah bukanlah inti dari kemarahanmu saat ini."

    Gerald tetap di dalam posisinya, bahkan tidak ada niat untuk membalikan badannya guna menatap Lunaby. Hingga tidak beberapa lama, pria itu merasakan pelukan hangat dari belakang tubuhnya. "Leon, jangan seperti ini. Aku minta maaf, okay?"

    Gerald mengusap pelan punggung tangan Lunaby yang ada pada perutnya, sebelum melepaskan rengkuhan itu dan memutar tubuhnya. Gerald mengarahkan tangannya ke dagu Lunaby, meminta wanita itu untuk menatapnya. Tidak ada kata apapun yang keluar dari bibir keduanya, hingga Gerald menundukkan kepalanya untuk memagut bibir wanitanya.

    Ciuman keduanya pun kian menggebu, ketika Gerald menarik tubuh Lunaby mendekat dengan cara meremas bokong wanita itu. Ketika tubuh Lunaby sudah menempel dengan tubuhnya, Gerald pun mengangkat tubuh Lunaby, yang langsung dibalas dengan Lunaby yang melingkarkan kedua kakinya pada pinggang Gerald.

    Bibir pria itu yang semula bermain pada bibir Lunaby pun mulai beranjak turun untuk menciumi sekitaran rahang hingga leher Lunaby, serta tidak lupa meninggalkan sejuta tanda kepemilikannya di sana.

    Kedua tangan milik Gerald pun juga saling memiliki fungsi yang berbeda. Satu tangannya meyanggah tubuh Lunaby agar tidak jatuh, sementara tangannya yang lain pria itu gunakan untuk meremas salah satu payudara milik Lunaby, dan mengeluarkannya dari kain penutupnya.

    Lunaby mengeluh panjang, ketika bibir pria itu kini bermain pada puncak payudaranya. Kondisi puncak yang sebelumnya sudah sangat menegang membuat kenikmatan yang Lunaby rasakan kian menambah, seiring dengan jambakan tangannya pada rambut pria itu yang semakin mengencang.

    "Leon, please."

    Deru napas Lunaby terasa sangat mengencang, terlebih kala ia merasakan salah satu tangan Gerald yang kini sudah bermain pada pangkal tungkainya. Tangan yang begitu mahir menyingkapkan pakaian dalamnya, demi menyentuh langsung inti milik Lunaby dan memanjakannya.

    Permainan tangan pria itu pada intinya yang diiringi dengan permainan bibir pria itu pada sekitaran dadanya pun semakin membuat Lunaby mengeluh dengan kencang. Puncak kenikmatan pun sudah dapat Lunaby rasakan kehadirannya, yang semakin membuat Gerald menambah kecepatan permainan jarinya.

    Dan benar saja, tidak beberapa lama setelahnya, Lunaby pun dapat merasakan puncak kenikmatan yang luar biasa. Lunaby yang masih terperangkap dalam kenikmatannya bahkan sampai tidak menyadari, bahwa tubuhnya kini sedang dibawa Gerald menuju ranjang mereka. Lunaby menyadari keberadaan mereka saat ini ketika Gerald yang tiba-tiba saja menghempaskan—bahkan lebih seperti membanting, tubuh Lunaby ke atas ranjang mereka.

    Lunaby terperanjat kaget, yang tetapi tidak membuat Gerald menghentikan kegiatannya. Pria itu justru melepaskan semua pakaiannya, dan merobek serta pakaian yang Lunaby kenakan. Dari semua perlakuan pria itu malam ini, Lunaby pun tahu, bahwa kekasihnya itu tidak akan bermain secara lembut.