Cerita ini berada tepat dibawah perlindungan Undang - Undang Dasar Negara Republik Indonesia. (UU No. 28 Tahun 2014). Dilarang mengcopy-paste atau memplagiat cerita ini dalam bentuk apapun, baik digital maupun fisik.
⚠️ Cerita ini mengandung kata da...
Setelah Lunaby berpose di hadapan kamera yang terletak di ujung panggung, Lunaby pun berjalan kembali ke backstage. Ditengah-tengah perjalanannya, tatapannya kembali terkunci pada si pemilik mata berwarna biru laut tersebut. Lunaby lalu tersenyum malu, ketika mendapati si pemilik mata yang kini mengedipkan mata kepadanya.
Lunaby membuang napasnya lega, ketika ia sudah kembali ke backstage. Semua kru dan model yang berada di sana berteriak heboh, ketika mereka melihat Lunaby yang dengan suksesnya menutup peragaan malam ini dengan begitu suksesnya.
"We nailed it guys!" teriak Lunaby dengan penuh kesenangan, di saat semua model yang berada di sana kini sedang memeluknya.
"Guys, let's celebrate it tonight. But for now, let's get ready for the last walk, because you guys need to close the fashion show."
Mendengar itu, semua model pun langsung kembali ke posisi semula mereka. Namun berbeda dari yang sebelumnya, kini mereka berpasangan dengan para model pria yang sebelumnya sudah tampil lebih dulu daripada model wanita.
Para kru menempatkan mereka secara berpasangan, begitu pula dengan Lunaby yang ternyata mendapatkan model yang merupakan model penutup di pada peragaan sebelumnya. "You nailed the closing."
Lunaby menoleh dan tersenyum, "Thank you."
"Elijah." ujar pria itu sembari menjulurkan tangan kanannya pada Lunaby.
Lunaby membalas jabatan tangan pria itu, "Lunaby."
Senyum di bibir Elijah terlihat ketika ia mendengar nama Lunaby, "Namamu unik."
"It's odd isn't it?"
Pria itu terkekeh, "No, I actually love your name."
"Well, must take that as a complement." balas Lunaby yang diiringi dengan kekehannya.
Elijah tersenyum, yang Lunaby yakini apabila wanita lain yang berada di posisinya saat ini, maka sudah bisa dipastikan akan langsung terjatuh ke pesona pria itu. Lunaby tidak mengelak mengenai ketampanan pria di sampingnya ini. Tetapi apabila pria itu dibandingkan dengan kekasihnya yang saat ini berada di barisan paling terdepan tamu, maka Lunaby sudah akan dipastikan memilih kekasihnya.
"Luna?"
Lunaby menatap Elijah setelah merasakan tepukan pelan pria itu di pundaknya. "Ah ya?"
"Salah satu kru memberitahu bahwa sebentar lagi kita akan berjalan."
Lunaby mengangguk paham, "Okay, thanks."
"Are you okay?" tanya Elijah sedikit khawatir.
"Aku hanya gugup." Bertepatan dengan itu, suara salah seorang kru yang memberitahukan bahwa mereka sudah harus kembali berjalan di atas panggung pun terdengar.
Berbeda dari sebelumnya yang para model harus berjalan satu persatu, kali ini para model yang berbaris diminta untuk berjalan secara beriringan. Setelah merasakan para model yang mulai berjalan keluar, Lunaby pun mempersiapkan diri. Kedua mata wanita itu lalu melebar, ketika merasakan genggaman tangan pada tangan kanannya.
"Kamu gugup, dan genggaman tangan dapat menghilangkan rasa gugup." ujar Elijah yang seakan mengerti bahwa Lunaby sedang meminta penjelasan kepadanya.
Lunaby yang hendak protes pun mengurungkan niatannya, ketika kini giliran mereka berdua yang harus keluar dari backstage. Lunaby sudah mengetahui dengan jelas sejak tangannya digenggam oleh Elijah, maka sudah bisa dipastikan masalah baru akan menimpanya.
Hal tersebut terbukti dari duduknya pria yang sebelumnya berdiri dengan penuh semangat ketika melihat ia dari backstage, dengan tatapan tajamnya yang terasa menusuk ke tubuh Lunaby selama ia berjalan bersama Elijah. Lunaby sudah sejak awal berusaha untuk melepaskan genggaman tangan pria tersebut, tetapi semakin Lunaby mencoba untuk melepaskannya, genggaman tangan pria itu justru kian mengerat.
"Kenapa?" bisik si sang pelaku ketika menyadari ketegangan tubuh Lunaby.
Lunaby dengan cepat membisikkan pria itu jawabannya, karena suara lagu pengiring yang sangat kencang. "Lepaskan genggamanmu."
"Kenapa? Banyak di depan kita yang juga melakukan hal yang sama." balas Elijah.
"Elijah, ple—"
"The camera, let's show them our biggest smile, Luna." potong Elijah sebelum mendorong tubuh Lunaby agar keduanya dapat berpose di hadapan kamera.
Setelah selesai, Lunaby dengan cepat berjalan kembali ke backstage, yang sialnya tubuhnya dapat dengan mudah kembali di raih oleh Elijah, untuk pria itu satukan kembali genggaman mereka. "Kamu berjalan cepat sekali, Luna."
Mereka pun kembali ke dalam backstage. Lunaby dengan cepat melepaskan jemarinya dari jemari Elijah, dan menjauh dari pria itu. Di saat Lunaby hendak pergi, cekalan tangan Elijah pun kembali membuatnya berhenti. "Luna."
Lunaby menoleh, menatap Elijah dengan penuh tanya. "Ada apa?"
"Senang bertemu denganmu, sampai bertemu di lain waktu."
_____
"I swear to God, aku sudah menolaknya."
Kalimat tersebut merupakan kalimat pertama yang keluar dari bibir Lunaby, ketika ia sudah berada di mobil milik Gerald. Wanita itu mengetahui kekasalan yang saat ini terjadi pada kekasihnya, dan Lunaby tidak ingin membuang waktu sedikit pun untuk membuat pria itu salah paham atas kejadian di atas panggung tadi.
Gerald masih terdiam di tempatnya, sebelum pria itu mengubah perseneling mobilnya, dan menjalankannya. Sementara Lunaby yang tidak mendapatkan balasan apapun dari Gerald pun mengerucutkan bibirnya, "Leon, please believe me."
"Leon..." ujar Lunaby sambil memegang lengan Gerald, "Please believe me."
"Leon..."
"Aku sedang menyetir." balas pria itu yang membuat Lunaby semakin merasa bersalah. Wanita itu tahu betul, betapa handalnya kekasihnya itu dalam hal berkendara. Jadi di saat ia mendengar alasan bodoh dari pria itu, Lunaby pun semakin merengek kesal.
"Leon, aku sudah menolaknya. Kamu harus percaya kepadaku."
"Leon."
"Leon."
"Leon."
Pria itu berdecak pelan, sebelum menjawab perkataan Lunaby dengan nada datar, "Ya, aku percaya."
____________________ Komennya sepi banget deh sedihh, ayo dong komen dan votes yang banyak biar aku semangat!!
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.